Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Sosiologi » 5 Unsur Kearifan Lokal dan Contohnya

5 Unsur Kearifan Lokal dan Contohnya

2 min read

Kearifan lokal adalah bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut.

Kearifan lokal memuat tata kelakuan yang dijadikan pedoman bertingkah laku masyarakat. Suatu tata kelakuan dikategorikan sebagai kearifan lokal apabila mengandung unsur-unsur tertentu. Berikut unsur-unsur kearifan lokal dalam masyarakat.

1. Nilai Lokal

Kearifan lokal memuat nilai-nilai lokal yang disepakati dan dijalankan oleh masyarakat demi kepentingan bersama. Setiap masyarakat dapat mengembangkan nilai-nilai lokal sesuai kesepakatan bersama. Sebagai contoh, masyarakat Jawa memiliki tradisi kenduri.

Kenduri adalah perjamuan makan untuk memperingati hari tertentu dan memohon kelancaran dalam melaksanakan hajat. Tradisi kenduri mengajarkan masyarakat untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan dan berdoa kepada Tuhan agar
diberikan kelancaran dalam menjalankan hajat.

Selain itu, tradisi kenduri dapat memperkuat hubungan kekeluargaan antarindividu atau meningkatkan solidaritas masyarakat. Nilai lokal juga dapat ditunjukkan dari tingkatan bahasa dalam masyarakat. Dalam masyarakat Bali terdapat tiga tingkatan berbahasa, yaitu bali alus, balimadya, dan bali kepara.

Begitu juga dalam masyarakat Jawa terdapat tiga tingkatan bahasa, yaitu ngoko, krama, dan krama inggil. Tingkatan bahasa dalam masyarakat Bali dan Jawa menunjukkan masyarakat menjunjung tinggi sopan santun kepada orang lain.

2. Keterampilan Lokal

Kearifan lokal tidak hanya mengandung nilai. Kearifan lokal juga mengandung kemampuan masyarakat dalam mengelola lingkungan alam dan sosialnya. Keterampilan lokal yang dimiliki masyarakat dipengaruhi oleh kondisi geografis tempat tinggal masyarakat tersebut.

Kearifan lokal merupakan cerminan nilai dan pengetahuan lokal yang diwujudkan dalam perilaku, kepandaian, dan keterampilan lokal. Contoh kearifan yang memuat unsur keterampilan lokal adalah cara membatik.

Sebagian masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jawa memiliki keterampilan membatik. Membatik merupakan kegiatan menciptakan corak seni pada kain menggunakan malam (plastisin), canting, dan pewarna alami. Setiap motif yang tergambar pada kain memiliki makna filosofis tertentu.

3. Pengetahuan Lokal

Kearifan lokal diperoleh dari generasi sebelumnya dan pengalaman masa kini. Setiap masyarakat memiliki pengetahuan lokal mengenai lingkungan hidupnya. Pengetahuan lokal berkaitan dengan perubahan dan siklus iklim, jenis flora dan fauna, kondisi geografis, demografis, serta sosiografi.

Kemampuan masyarakat dalam beradaptasi dengan lingkungan alam ataupun lingkungan sosial membentuk pengetahuan lokal. Pengetahuan lokal tersebut akan dihayati, dipraktikkan, dan diajarkan kepada anggotanya, bahkan kepada masyarakat lain.

Contoh pengetahuan lokal, yaitu pengetahuan para nelayan tentang angin darat dan angin laut. Angin darat dimanfaatkan nelayan untuk melaut menangkap ikan pada malam hari. Adapun angin laut digunakan nelayan untuk kembali ke darat.

Contoh pengetahuan lokal yang lain, yaitu pengetahuan masyarakat tentang penentuan musim. Masyarakat Jawa mengenal pranata mangsa sebagai pedoman dalam menentukan waktu berdasarkan tanda-tanda alam. Masyarakat Kupang, Nusa Tenggara Timur biasanya mengamati bintang atau disebut nautus untuk menentukan waktu menanam padi atau jagung.

4. Hukum Lokal

Kearifan lokal memuat hukum lokal yang disepakati bersama. Hukum lokal (local law) adalah hukum yang hanya berlaku di daerah tertentu. Hukum lokal dijunjung tinggi oleh kelompok masyarakat tertentu.

Hukum lokal biasanya berupa hukum adat yang cenderung tidak tertulis, memiliki kandungan kemasyarakatan, kekeluargaan, dan tidak lepas dari unsur keagamaan. Hukum lokal termasuk satu wujud kearifan lokal karena melalui hukum tersebut masyarakat membuat aturan, imbauan, larangan, dan sanksi bagi anggota masyarakat.

Dalam hukum lokal terkandung aturan bersikap ataupun berperilaku yang benar sesuai tradisi masyarakat.

5. Kepercayaan Lokal

Kearifan lokal mengandung unsur-unsur kepercayaan lokal masyarakat. Kepercayaan lokal berkaitan dengan pemahaman spiritualitas masyarakat lokal. Kepercayaan lokal hanya dipercaya oleh kelompok atau etnik tertentu.

Kepercayaan lokal muncul dan berkembang dari latar belakang masyarakat, tradisi, dan adat istiadat berbeda. Oleh karena itu, setiap masyarakat memiliki kepercayaan lokal yang khas satu sama lain.

Contoh kepercayaan lokal antara lain Kaharingan dalam masyarakat Dayak, Aluk Tadolo dalam masyarakat Toraja, Tolotang dalam masyarakat Bugis, Kejawen dalam masyarakat Jawa, dan Sunda Wiwitan atau Karuhunan dalam masyarakat Sunda. Kepercayaan lokal berwujud melalui tradisi-tradisi yang berkaitan dengan ajaran kepercayaan lokal.

Meskipun demikian, sebagian kepercayaan lokal tidak sekadar berkaitan dengan hal gaib atau spiritual. Sebagian kepercayaan diciptakan untuk menjaga kelestarian lingkungan alam. Dengan demikian, hubungan manusia dan alam senantiasa harmonis dan seimbang. Kearifan lokal masyarakat dapat memuat lebih dari satu unsur.

Unsur yang terdapat dalam kearifan lokal ditentukan oleh kondisi geografis dan kebiasaan hidup. Kondisi tersebut menyebabkan setiap masyarakat memiliki kearifan lokal yang berbeda dengan masyarakat lain.

Baca juga: Kearifan Lokal adalah: Pengertian, Fungsi, Nilai, dan Contoh

Nah itulah dia artikel tentang unsur-unsur kearifan lokal beserta penjelasannya. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan tentang pelajaran sosiologi dan semoga bermanfaat.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *