Perubahan sosial adalah suatu proses pergeseran serta perubahan struktur tatanan masyarakat yang meliputi sikap dan kehidupan sosialnya dengan tujuan mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat.
Perubahan sosial dalam masyarakat pada dasarnya dipengaruhi oleh sifat dasar manusia itu sendiri secara dinamis dan tidak mudah puas dengan yang namanya kehidupan. Oleh karena itu perubahan merupakan gejala sosial yang tidak dapat dihindari.
Sebagai bagian dari masyarakat, kita tidak dapat lepas dari yang namanya proses perubahan sosial. Nah, lalu apa teori perubahan sosial yang dikemukakan oleh para ahli? Simak penjelasan berikut.
Teori Perubahan Sosial
Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dipelajari menggunakan teori perubahan sosial. Teori perubahan sosial secara umum ada tiga, yaitu teori evolusi, teori konflik, dan teori siklus. Adapun penjelasannya masing-masing adalah sebagai berikut.
1. Teori Evolusi
Teori evolusi adalah teori perubahan dalam kehidupan masyarakat bersifat linier. Artinya, perubahan terus berkembang menuju satu titik yang membawa masyarakat menuju tahapan berbeda dan mengarah pada modernitas. Jenis perubahan tersebut merupakan salah satu perubahan sosial menurut teori evolusi.
Perubahan dalam kehidupan masyarakat tersebut terjadi secara perlahan-lahan sesuai arah tahapanya. Menurut teori evolusi, masyarakat bergerak dalam satu garis linier menuju satu titik tertentu mulai dari tahap primitif, tradisional, hingga modern.
Proses sosial secara evolusi meninggalkan jejak yang tidak dapat dihapus dan memengaruhi proses sosial selanjutnya. Sebagai contoh, perkembangan kondisi perkotaan dari waktu ke waktu. Teori evolusi dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu unilinear dan multilinear (Henslin, 2009: 429-430).
Evolusi unilinear mengonsumsi perubahan masyarakat mengikuti alur perubahan atau tahapan yang sama. Adapun evolusi multilinear mengasumsikan perubahan dalam masyarakat tidak selalu melalui tahap perkembangan sama.
Sebagai contoh, untuk menuju kehidupan modern suatu masyarakat tidak selalu melewati tahap industrialisasi.
2. Teori Konflik
Teori konflik adalah teori yang dikemukakan oleh Karl Mark, yaitu ketidakadilan dan ketimpangan sosial menyebabkan terjadinya pertentangan antarkelas sosial sehingga muncul istilah perjuangan kelas.
Menurut Karl Mark, pertentangan antarkelas sosial terjadi tanpa henti, terkadang reda, dan dapat kembali terjadi. Pertentangan tersebut terakhir apabila masyarakat berubah makin revolusioner atau hancurnya salah satu kelas sosial.
Pertentangan antarkelas (konflik sosial) mampu mendorong masyarakat melakukan upaya-upaya penyelesaian untuk berubah ke arah lebih maju. Oleh karena itu, terkadang konflik diperlukan untuk memperbaiki ketidakadilan dan ketimpangan sosial.
Menurut teori ini, perubahan terjadi akibat adanya konflik. Setiap perubahan yang terjadi menunjukkan keberhasilan salah satu kelompok dalam memaksakan kehendaknya terhadap kelompok lain (Ranjabar, 2014: 49).
3. Teori Siklus
Teori siklus adalah teori yang menjelaskan bahwa perubahan sosial bersifat siklus atau berputar melingkar. Banyak tren pada masa kini merupakan bentuk pengulangan tren lama. Sebagai contoh, tren baju, genre musik, makanan, dan hobi. Pengulangan tren tersebut merupakan salah satu contoh perubahan sosial menurut teori siklus.
Hughers dalam James M. Henslin (2006:221-222) menjelaskan teori siklus mengasumsikan peradaban ibarat organisme. Peradaban dilahirkan, mengalami masa muda yang subur, menjadi matang, kemudian mundur saat mencapai usia lanjut, dan akhirnya mati. Demham demikian, menurut teori ini, perubahan dalam kehidupan masyarakat bersifat berputar.
Teori siklus digambarkan dengan roda yang berputar. Artinya perputaran zaman merupakan peristiwa yang tidak dapat dihindari. Kemajuan dan kemunduran sebuah peradaban merupakan bagian dari sifat alam yang tidak dapat dikendalikan.
Kemajuan atau kemunduran masyarakat memiliki hubungan berupa tantangan dan tanggapan (challenge and response). Apabila masyarakat mampu merespon dan menyesuaikan diri dengan tantangan hidup, masyarakat dapat mengalami kemajuan. Sebaliknya, masyarakat yang tidak mampu merespons tantangan dengan baik akan mengalami kemunduran.
4. Teori Fungsional
Teori fungsionalis adalah teori yang menyatakan ketidakpuasan masyarakat terhadap keadaan sosial yang sedang berlaku, karena menjadi penyebab utama terjadinya perubahan sosial. Ketidakpuasan ini tidak dirasakan oleh semua anggota masyarakat, akan tetapi sebagian anggota masyarakat tidak menginginkan perubahan.
Namun, jika lebih banyak yang menginginkan perubahan, biasanya perubahan akan terjadi, tetapi apabila hanya kelompok minoritas dengan kekuatan kecil yang menginginkan perubahan, maka perubahan tersebut sulit untuk tercapai.
Baca juga: 8 Faktor Penghambat Perubahan Sosial
Nah itulah dia artikel tentang teori perubahan sosial beserta penjelasannya. Demikian artkel yang dapat freedomsiana.id bagikan tentang pelajaran sosiologi dalam bab perubahan sosial, dan semoga bermanfaat.