Kerajaan Tarumanegara terletak di mana? Letak Kerajaan Tarumanegara adalah di Jawa Barat di tepi Sungai Cisadane, sekitar Bogor sekarang. Kata Taruma berhubungan dengan kata tarum yang berarti nila atau biru. Sampai sekarang nama taruma masih digunakan sebagai nama sungai yaitu Citarum (ci = sungai).
Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman yang kemudian digantikan oleh putranya (Dharmayawarman). Wilayah kekuasaan Tarumanegara meliputi Banten, Jakarta, sampai pada perbatasan Cirebon.
Dilihat luasnya wilayah dapat ditafsirkan bahwa pasa masa pemerintahan Raja Purnawarman, wilayah Kerajaan Tarumanegara hampir menguasai seluruh wilayah Jawa Barat. Nah, berikut ini merupakan sumber bukti dari Kerajaan Tarumanegara yang telah ditemukan.
Daftar Isi
Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara (Prasasti)
Prasasti-prasasti yang menerangkan keberadaan Kerajaan Tarumanegara menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Adapun prasasti-prasasti tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1. Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan di desa Tugu, Cilincing, Jakarta. Isi Prasasti Tugu adalah tentang penggalian sebuah saluran air Gomati sepanjang 6.112 tombak atau kurang lebih 11 km. Penggalian tersebut dilakukan pada masa pemerintahan Raja Purnawarman. Penggalian dilakukan selama 21 hari dan setelah selesai diadakan selamatan dengan memberikan 1.000 ekor sapi kepada para brahmana. Selain hal tersebut, diceritakan juga mengenai penggalian saluran air Candrabhaga. Menurut para ahli, diperkirakan aliran sungai tersebut digunakan untuk mengatasi banjir.
2. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti Kebon Kopi ditemukan di Kampung Muara Hilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Prasastinya dipahatkan dalam satu baris yang diapit oleh dua buah pahatan telapak kaki gajah. Berikut isi Prasasti Kebon Kopi “Di sini tampak sepasang telapak kaki . . . yang seperti (telapak kaki) Airawata, gajah penguasa Taruma (yang) agung dalam . . . dan (?) kejayaan.”
3. Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun ditemukan di kampung Muara, desa Ciaruteun Hilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Prasasti Ciaruteun ini terdiri dari dua bagian. Inskripsi A yang dipahatkan dalam empat baris tulisan beraksara Pallawa dan bahasa Sansekerta, serta inskripsi B yang terdiri dari satu baris tulisan yang belum dapat dibaca dengan jelas. Inskripsi A disertai gambar sepasang telapak kaki.
Adapun isi inskripsi A adalah “Ini (bekas) dua kaki yang seperti kaki dewa Wisnu adalah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia.” Adapun inskripsi B telah berusaha dibaca oleh beberapa sarjana, tetapi hasilnya belum memuaskan.
Oleh J.L.A. Brandes, inskripsi B tersebut dibaca Cri Tji Eun Waca (Cri, Ciaru? Eun Wasa), sedangkan H. Kern membaca inskripsi B Purnavarmma-padam yang artinya “telapak kaki Purnawarman”.
4. Prasasti Lebak (Cidanghiang)
Prasasti Lebak (Cidanghiang) ditemukan di Banten. Pada prasasti ditemukan tulisan yang berbunyi “Inilah tanda keperwiraan keagungan dan keberanian yang sungguh-sungguhnya dari raja dunia, Yang Mulia Purnawarman yang menempati panji sekalian raja.”
5. Prasasti Muara Cianten
Prasati Muara Cianten terletak di muara Kali Cianten, kampung Muara, desa Ciaruteun Hilir, Cibungbulang, Bogor. Inskripsi prasasti ini belum dapat dibaca dan dipahatkan dalam bentuk aksara yang menyerupai sulur-suluran. Oleh para ahli disebut dengan aksara ikal.
6. Prasasti Jambu (Pasir Koleangkak)
Prasasti Jambu terletak di sebuah bukit (pasir) Koleangkak, desa Parakan Muncang, Nanggung, Bogor. Inskripsi prasasti ditulis dalam dua baris tulisan dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Isi dari Prasasti Jambu adalah “Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya, adalah pemimpin manusia yang tiada taranya, yang termasyhur Sri Purnawarman, yang sekali waktu (memerintah) di Tarumanegara dan yang baju zirahnya yang terkenal tiada daoat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang telapak kakinya, yang senantiasa berhasil menggempur musuh, hormat kepada para pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging musuh-musuhnya.
7. Prasasti Pasir Awi
Inskripsi Prasasti Pasir Awi terdapat di sebuah bukit yang bernama Pasir Awi di kawasan perbukitan desa Sukamakmur, Jonggol, Bogor. Inskripsinya tidak dapat dibaca karena inskripsi tersebut lebih berupa gambar (piktograf) daripada tulisan. Di bagian atas inskripsi terdapat sepasang telapak kaki.
Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara (Arca-Arca)
Adapun arca-arca yang ditemukan yang menjadi sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara adalah sebagai berikut.
- Arca Rajarsi, diperkirakan ditemukan di wilayah Jakarta. Berdasarkan bentuknya, arca Rajarsi memperlihatkan sifat-sifat Wisnu-Surya.
- Arca Wisnu Cibuaya I, diangga[ sebagai pelengkap Prasasti Mulawarman. Arca ini diduga memiliki persamaan dengan langgam seni Pallawa di India Selatan dari abad ke-7 M sampai abad ke-8 M.
- Arca Wisnu Cibuaya II, memiliki kesamaan dengan arca-arca yang ada di Kerajaan Pala, Bangladesh.
Baca juga: Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara (Berita Asing)
Berita Cina yang berasal dari zaman dinasti T’ang menyebutkan bahwa seorang pendeta yang bernama Fa-Hien telah terdampar di pantai utara Pulau Jawa (tahun 414) ketika ia hendak kembali dari India ke negerinya, Cina.
Dalam catatan perjelanannya, ia menyebutkan bahwa di daerah pantai utara Pulau Jawa bagian barat telah dijumpai masyarakat yang mendapat pengaruh Hindu (India). Masyarakat tersebut oleh Fa-Hien diperkirakan menjadi bagian dari masyarakat Kerajaan Tarumanegara.
Nah, itulah beberapa sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara, yaitu dari prasasti, arca-arca, dan sumber berita asing. Demikian artikel yang dapat saya bagikan mengenai sumber sejarah kerajaan di Indonesia dan semoga bermanfaat.