Seni Aksara dan Sastra Peninggalan Kebudayaan Hindu-Buddha,- Pengaruh India membawa perkembangan seni sastra di Indonesia. Seni sastra waktu itu ada yang berbentuk prosa dan ada yang berbentuk tembang (puisi). Berdasarkan isinya, kesusasteraan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tutur (pitutur kitab keagamaan), kitab hukum, dan wiracarita (kepahlawanan).
Bentuk buku tentang wiracarita atau kisah kepahlawanan India yang memasyarakat di Indonesia dan memengaruhi kehidupan serta perkembangan sosial budaya adalah cerita Mahabharata dan Ramayana. Kitab Mahabharata terdiri dari atas delapan belas jilid (parwa). Setiap jilid terbagi lagi menjadi beberapa bagian (juga disebut parwa) yang digubah dalam bentuk syair. Cerita pokoknya meliputi 24.000 seloka. Sebagian besar isi kitab ini menceritakan peperangan sengit selama delapan hari antara Pandawa dan Kurawa. Kitab Mahabharatayudha sendiri berarti peperangan besar antarkeluarga Bharata. Menurut cerita, kitab ini dihimpun oleh Wiyasa Dwipayana. Akan tetapi, para ahli sejarah beranggapan bahwa lebih masuk akal jika kitab itu merupakan kumpulan berbagai cerita Brahmana antara tahun 400 SM sampai 400 M.
Kitab Ramayana dikarang oleh Walmiki. Kitab ini terdiri atas tujuh jilid (kanda) dan diubah dalam bentuk syair sebanyak 24.000 seloka. Kitab ini berisi perjuangan Rama dalam merebut kembali istrinya. Dewi Sinta (Sita), yang diculik oleh Rahwana. Dalam perjuangannya, Rama yang selalu ditemuni Laksmana (adiknya) itu mendapat bantuan dari pasukan kera yang dipimpin oleh Sugwira. Selain itu, Rama juga dibantu oleh Gunawan Wibhisana, adik Rahwana yang diusir oleh kakaknya karena bermaksud membela kebenaran (Rama). Perjuangan tersebut menimbulkan peperangan besar dan banyak korban berjatuhan. Di akhir cerita, Rahwana beserta anak buahnya gugur dan Dewi Sinta kembali kepada Rama.
Akulturasi di bidang sastra dapat dilihat pada adanya modifikasi cerita-cerita asli India dengan unsur tokoh-tokoh Indonesia serta peristiwa-peristiwa yang seolah-olah terjadi di Indonesia. Contohnya adalah penambahan tokoh Punakawan (Semar, Bagong, Gareng, Petruk) dalam kisah Mahabharata. Bahkan, dalam literatur-literatur keagamaan Hindu-Buddha di Indonesia sulit kita temukan cerita asli seperti yang ada di negeri asalnya. Pengaruh kebudayaan India yang dipertahankan dalam kasusastraan adalah gagasan, konsep, dan pandangan-pandangannya.
Berikut hasil karya sastra Indonesia yang terpengaruh kebudayaan Hindu, antara lain sebagai berikut.
- Kitab Arjunawiwaha karangan Kanwa, menceritakan tentang Arjuna bertapa di Indrakila.
- Kitab Smaradhahana karangan Empu Dharmaja, menceritakan tentang Kamajaya dan Dewi Ratih dari kayangan.
- Kitab Bharatayudha karangan Empu Sedah dan Panuluh, menceritakan peperangan Pandawa dan Kurawa gubangan dari kitab dari kitab Mahabarata.
- Kitab Sumanasantaka karangan Empu Managuna menceritakan bidadari Hari ini yang terkena kutuk, menikah dengan seorang raja dan melahirkan Dasarata.
- Kitab Gatutkacasraya karangan Empu Panuluh yang menceritakan tentang perkawinan Abimanyu dengan siti Sundari atas bantuan Gatutkaca.
- Kitab Hariwangsa karangan Empu Panuluh berisi cerita sama dengan Kresnayana.
- Kitab Kresnayana karangan Empu Triguna menceritakan perkawinan Kresna dengan Rukmini.
- Kitab Arjuna Wijaya karangan Empu Tantular menceritakan Rahwana yang harus tunduk kepada Arjuna Sasrabahu.
Hasil seni kitab yang dipengaruhi oleh budaya Buddham misalnya kitab Sang Syang Kamahayanikan yang disusun pada zaman pemerintahan Empu Sindok.