Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Sejarah » Seni Budaya » Sejarah Sebagai Seni

Sejarah Sebagai Seni

1 min read

Sejarah sebagai seni – Sebagai sebuah seni, sejarah mengutamakan nilai estetika. Menurut Wilhelm Dilthey, sejarah adalah pengetahuan tentang rasa. Sejarah tidak hanya mempelajari segala yang bergerak serta berubah atau yang tampak di permukaan, tetapi juga mempelajari motivasi yang mendorong terjadinya perubahan bagi pelaku sejarah.

Pengertian Sejarah Sebagai Seni

Sejarah sebagai seni adalah sejarah dikemas sedemikian rupa agar para pembaca sejarah tertarik atas informasi sejarah yang terjadi di masa lampau yang disajikan dengan unsur keindahan, sehingga akan mencapai sasaran penyampaian informasi sejarah.

Dengan demikian, sejarah berperan sebagai seni sangat terkait sekali dengan cara penulisan sejarah itu sendiri. Selain itu sejarah sebagai seni juga memiliki ciri-ciri di dalamnya, yaitu intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa. Berikut penjelasan lengkapnya mengenai ciri-ciri sejarah sebagai seni.

Ciri Sejarah Sebagai Seni

Dalam penulisan sejarah memerlukan intuisi, membayangkan apa yang sedang terjadi dan apa yang terjadi sesudahnya. Pembaca seakan-akan diajak hadir serta menyaksikan sendiri peristiwa itu dan gaya bahasa yang menggambarkan detail-detail sejarah secara lugas dan tidak berbelit-belit.

Sejarah sebagai seni dihubungkan dengan cara merekonstruksi dan penulisan sejarah itu sendiri. Sejarah dikatakan sebagai seni karena sejarawan membutuhkan instuisi, imajinasi, emosi, dan gaya bahasa dalam menulis sejarah.

Baca juga: Sejarah Sebagai Kisah

Dalam proses penelitiannya sumber sejarah bersifat ilmiah, tetapi dalam taraf penulisannya sejarah bersifat seni. Menurut Charles A. Beard, sejarah sebagai disiplin ilmu dan juga sebagai seni tidak dapat dipisahkan serta saling melengkapi.

1. Instuisi

Sejarah memerlukan instuisi atau ilham, yaitu pemahaman secara langsung dan insting selama masa penelitian berlangsung. Intuisi berguna bagi sejarawan untuk memahami peristiwa sejarah dengan naluri selama melakukan rekonstruksi.

Sejarawan menggunakan intuisi untuk memutuskan langkah yang akan dilakukan. Untuk mendapatkan intuisi, seorang sejarawan harus bekerja keras menganalisis data-data sejarah yang sudah diperoleh.

2. Imajinasi

Selain intuisi, seorang sejarawan juga memerlukan imajinasi dalam menuliskan sebuah peristiwa sejarah. Seorang sejarawan dapat membayangkan apa yang sebenarnya terhajadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang terjadi setelahnya.

Sejarawan dituntut untuk dapat membayangkan situasi dan kondisi pada masa lampau yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan sejarah. Imajinasi sejarawan berbeda dengan imajinasi sastrawan. Sejarawan harus mampu berimajinasi berdasarkan data sejarah bukan berimajinasi secara liar tanpa pijakan yang jelas.

3. Emosi

Dalam penulisan sejarah memerlukan emosi. Penulisan sejaran dengan emosi sangat penting untuk pewarisan nilai, asalkan penulisan tersebut tetap setia pada fakta. Seorang sejarawan dituntut untuk dapat mengolah unsur emosionalnya untuk menumbuhkan rasa empati dan menyatakan perasaan pada objeknya.

Sejarawan diharapkan dapat menghadirkan obek masa lampau tersebut seolah-olah penbaca mengalami sendiri peristiwa tersebut. Contoh: seseorang yang membaca sejarah Indonesia tentang revolusi, perang atau pemadaman pemberontakan dibuat seakan-akan hadir dan menyaksikan sendiri peristiwa tersebut sehingga penulisan sejarah dengan penghadiran perasaan (unsur emosional) juga sangat penting untuk mewariskan nilai-nilai perjuangan.

4. Gaya Bahasa

Seorang sejarawan juga dituntut menggunakan gaya bahasa yang baik dalam penulisan sejarah. Gaya bahasa yang digunakan yaitu lugas dan dapat dipahami dengan mudah. Gaya bahasa diperlukan karena sebuah tulisan sejarah akan dibaca oleh berbagai kalangan.

Meskipun demikian, sejarawan tidak perlu menggunakan gaya bahasa yang berlebihan untuk menyajikan tulisannya. Gaya bahasa yang berlebihan dapat mengaburkan fakta-fakta yang disajikan dalam tulisan sejarah.

Baca juga: Sejarah Sebagai Peristiwa

Nah, itulah informasi mengenai pengertian sejarah sebagai seni beserta ciri-ciri sejarah sebagai seni. Demikian artikel yang dapat saya bagikan mengenai sejarah sebagai ilmu dan semoga bermanfaat.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *