Di dunia modern seperti sekarang ini pastinya tidak terlepas dari beberapa ilmu pengetahuan yang membuat dunia menjadi maju.Secara garis besar ilmu pengetahuan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan budaya.
Salah satu yang akan kita bahasa kali ini mengenai sejarah berkembangnya sosiologi di Indonesia dan dunia. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan atau interaksi manusia dalam masyarakat, proses sosial, struktur sosial, dan perubahan sosial.
Interaksi sosial manusia dalam masyarakat menghasilkan nilai, norma, sistem pelapisan sosial, pengelompokan sosial, dan kebiasaan yang dianut oleh kelompok atau masyarakat. Berikut sejarah ilmu sosiologi di dunia dan Indonesia.
Daftar Isi
1. Awal Munculnya Ilmu Sosiologi di Timur Tengah
Abdul Rahman Ibu Khaldun merupakan salah satu sarjana yang telah lama melakukan studi mengenai sosiologi. Ibu Khaldun lahir pada tanggal 27 Mei 1332 di Tunisia, Afrika Utara. Ibnu Khaldun menimba ilmu di sekolah Alquran, kemudian mempelajari matematika dan sejarah. Semasa hidupnya ia membantu beberapa sultan di Tunisia, Maroko, Spanyol, dan Aljazair sebagai duta besar, bendaharawan, dan anggota dewan penasihat sultan.
Setelah dua dekade aktif di bidang politik, Ibu Khaldun kembali ke Afrika Utara. Di sana ia melakukan studi dan menulis secara intensif selama lima tahun. Karya yang dihasilkan selama lima tahun tersebut menjadikan Ibu Khaldun sebagai guru pusat studi Islam Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Ibnu Khaldun dalam mengajarkan tentang masyarakat dan sosiologi menekankan pentingnya menghubungkan pemikiran sosiologi dan observasi sejarah. Ia memusatkan perhatian pada berbagai lembaga sosial, misalnya lembaga politik dan ekonomi serta hubungan antara lembaga sosial tersebut. Ia juga tertarik melakukan studi perbandingan antara masyarakat primitif dan modern.
2. Perkembangan Sosiologi pada Abad XIX
Faktor langsung yang memunculkan teori sosiologi adalah Revolusi Industri pada periode tahun 1750-1850. Revolusi Industri ditandai dengan terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi yang berdampak luas bagi kehidupan masyarakat dunia. Revolusi Industri bermula di dan menyebar ke seluruh dunia.
Revolusi Industri bukan merupakan kejadian tunggal, tetapi menunjukkan berbagai perkembangann yang saling berkaitan dan berpuncak pada transportasi dunia Barat yaitu dari corak pertanian dan beralih menjadi pekerja pabrik. Pabrik berkembangnya pesat karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Setelah berlangsung Revolusi Industri, sistem kapitalis semakin berkembang. Sistem kapitalis menghendaki sebuah pasar bebas tempat memperjualbelikan berbagai produk industri. Dalam sistem kapitalis ini segelintir orang mendapat keuntungan besar, sementara sebagian orang lainnya bekerja membanting tulang dalam jam kerja yang panjang dan menerima upah rendah. Situasi tersebut memunculkan reaksi menentang sistem industri dan kapitalisme.
Revolusi Industri mendorong para ilmuan menganalisis dampak kapitalisme. Salah satu tokoh yang menganalisa fenomena tersebut adalah Auguste Comte. Ia mentang segala bentuk penindasan, kemiskinan, dan pelanggaran HAM yang disebabkan oleh kapitalisme pada masa itu. Menurut Auguste Comte, perubahan sosial yang terlalu cepat dapat menganggu stabilitas masyarakat.
Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi. Karya pertama Auguste Comte yang berjudul The Course of Positive Philosophy (1838) memperkenalkan istilah sosiologi. Selain Auguste Comte terdapat tokoh-tokoh utama lain dalam sejarah awal sosiologi, yaitu Karl Marx, Max Weber, Emile Durkheim, dan Feorge Simmel.
Tokoh-tokoh tersebut sangat peduli terhadp berbagai masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat. Mereka berupaya keras mengembangkan program yang dapat membantu masyarakat dalam menyelesaikan masalah sosial.
3. Perkembangan Sosial pada Abad XX
Ilmu sosiologi mengalami perkembangan pesat saat memasuki abad XX. Apabila tokoh terdahulu dikenal sebagai tokoh teori sosiologi klasik, memasuki abad XX Anthony Giddens mulai mengembangkan teori sosiologi kontemporer.
Selain Anthony Giddens, tokoh sosiologi kontemporer lainnya, yaitu Jurgen Habermas, Peter Berger, dan Charles Wright Mills. Dasar analisa sosiologi tidak lagi berpusat pada permasalahan Revolusi Industri, tetapi pada modernisasi.
Modernisasi merupakan proses perkembangan masyarakat yang disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat. Modernisasi tidak dapat dihentikan ataupun dicegah. Sistem yang berjalan dalam masyarakat tidak mampu mengendalikan perkembangan arus modernisasi.
Anthony Giddens mendefinisikan modernisasi berdasarkan empat institusi mendasar berikut.
- Kapitalisme ditandai berlangsungnya produk komoditas berdasarkan kepemilikan modal pribadi, tenaga kerja tanpa properti, dan sistem kelas.
- Industrialisme yang melibatkan sumber daya alam dan mesin-mesin canggih untuk memproduksi barang.
- Pengawasan terhadap seluruh aktivitas warga negara.
- Perkembangan kekuatan militer atau pengendalian alat-alat kekerasan termasuk peralatan perang.
Modernisasi menunjukkan bahwa kondisi yang terbentuk saat ini merupakan hasil dari proses perkembangan sejarah. Negara maju terbentuk karena negara berhasil melampaui negara berkembang. Modernisasi menjadi salah satu bukti proses dinamika atau perubahan sosial dalam masyarakat.
Modernisasi merupakan salah satu hasil pemikiran manusia yang luar biasa. Manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan meningkatkan kualitas hidupnya melalui akalnya.
Sebagai makhluk yang berakal, manusia juga berkewajiban mengelola alam dan lingkungan sosialnya sebaik mungkin agar tercipta keselarasan hidup bersama antara manusia dan makhluk lain ciptaan Tuhan.
4. Perkembangan Sosiologi di Indonesia
Sejarah perkembangan sosiologi di Indonesia dimulai pada tahun 1934-1935 yaitu sejak dilaksanakannya kuliah ilmu sosiologi di sekolah tinggi hukum Jakarta (Rechtshogeschool). Pada masa itu, sosiologi merupakan mata kuliah tambahan ilmu hukum karena belum terdapat spesialisme ilmu sosiologi.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, seorang sarjana Indonesia bernama Soenario Kolopaking pertama kali memberikan mata kuliah sosiologi. Kualiah dilaksanakan di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta yang saat ini menjadi Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Djody Gondokusumo menulis buku sosiologi pertama kali yang berjudul Sosiologi Indonesia. Ia membuat berbagai pengertian mendasar ilmu sosiologi yang teoretis dan bersifat filsafat. Selanjutnya, muncul berbagai jenis buku ilmu sosiologi yang diimbangi dengan pemikiran logis.
Pemikiran tersebut berusaha menghubungkan ilmu-ilmu sosiologi dengan pemikiran logis. Pemikiran tersebut berusaha menghubungkan ilmu-ilmu sosiologi dengan disiplin ilmu lain sehingga muncul sosiologi politik, sosiologi gender dan sosiologi hukum.
Baca juga: 4 Fungsi Sosiologi – Penelitian, Pembangunan, Perencanaan, dan Pemecah
Nah itulah dia artikel tentang sejarah perkembangan sosiologi di dunia dan Indonesia. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id tentang materi pelajaran sosiologi dan semoga bermanfaat.