Sejarah perkembangan islam di pulau jawa,- Penemuan nisan makam Siti Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik yang wafat pada tahun 1101 M dijadikan tonggak awal kedatangan Islam di Jawa. Hingga pertengahan abad ke-13, bukti-bukti kepurbakalaan dan berita-berita asing tentang masuknya Islam di Jawa sangatlah sedikit.
Baru sejak akhir abad ke-13 M hingga abad-abad berikutnya, terutama sejak Majapahit mencapai puncak kejayaanya, bukti-bukti proses pengembangan islam ditemukan lebih banyak lagi. Sebagai contoh, penemuan kuburan Islam di Troloyo, Trowulan dan Gresik, juga berita Ma Huan (1416 M) yang menceritakan tentang adanya orang-orang Islam yang bertempat tinggal di Gresik.
Pertumbuhan masyarakat muslim di sekitar Majapahit sangat erat kaitannya dengan perkembangan hubungan pelayaran dan perdagangan yang dilakukan orang-orang Islam yang telah memilik kekuatan politik serta ekonomi di Kerajaan Samudera Pasai dan Malaka. Pengembangan Islam di tanah Jawa dilakukan oleh para ulama dan mubalig yang kemudian terkenal dengan sebutan Wali Sanga (Sembilan Wali).
Daftar Isi
1. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Maulana Malik Ibrahim merupakan wali tertua di antara Wali Sanga yang menyiarkan agama islam di Jawa Timur sehingga terkenal dengan nama Sunan Gresik. Maulana Malik Ibrahim menetap di Gresik dengan mendirikan masjid dan pesantren, tempat mengajarkan islam kepada para santri dan kepada para penduduk agar menjadi umat Islam yang bertakwa. Beliau wafat pada tahun 1419 M (882 H) dan dimakamkan di Gapura Watan, Gresik.
2. Sunan Ampel
Sunan Ampel nama aslinya adalah Raden Rahmat. Lahir pada tahun 1401 M dan wafat pada tahun 1481 M serta dimakamkan di desa Ampel. Sunan Ampel menikah dengan seorang putri Tuban bernama Nyi Ageng Manila dan dikaruniai empat orang anak, yaitu Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat), Nyi Ageng Maloka dan Syarifah yang merupakan istri dari Sunan Kudus.
Jasa-jasa Sunan Ampel antara lain sebagai berikut.
- Mendirikan pesantren di Ampel Delta, dekat Surabaya.
- Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak, yang dibangun pada tahun 1479 M.
- Memelopori berdirinya Kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Fatah sebagai sultan pertamanya.
3. Sunan Bonang
Sunan Bonang nama aslinya adalah Maulana Makdum Ibrahim, putra Sunan Ampel. Lahir pada tahun 1465 M dan wafat tahun 1515 M. Semasa hidupnya beliau mempelajari Islam dari Ayahnya sendiri yaitu Sunan Ampel, kemudian Raden Paku merantau ke Pasai untuk mendalami Islam. Jasa beliau sangat besar dalam menyiarkan Islam.
4. Sunan Giri (1365-1428)
Beliau adalah seorang wali yang sangat besar pengaruhnya di Jawa, terutama di Jawa Timur. Ayahnya, Maulana Ishak berasal dari Pasai dan ibunya, Sekardadu, putri Raja Blambangan Minak Sembayu. Belajar Islam di pesantren Ampel Delta dan Pasai.
Sunan Giri (Raden Paku) mendirikan pesantren di Giri, kira-kira 3 Km dari Gresik. Selain itu, beliau mengutus para mubalig untuk berdakwah ke daerah Madura, Bawean, Kangean, bahkan ke Lombok, Makassar, Ternate, dan Tidore.
5. Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifuddin, putra dari Sunan Ample dan adik dari Sunan Bonang, Beliau berjasa dalam menyiarkan agama Islam dan mendidik para santri sebagai calon mubalig.
6. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati lebih dikenal dengan sebutan Syarif Hidayatullah. Beliau berjasa dalam menyebarkan Islam di Jawa Barat dan berhasil mendirikan dua buah Kerajaan Islam, yakni Banten dan Cirebon. Syarif Hidayatullah wafat pada tahun 1570 M dan dimakamkan di Gunung Jati (7 km sebelah utara Cirebon.
7. Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq, lahir pada pertengahan abad ke-15 dan wafat pada tahun 1550 M (960 H). Beliau berjasa dalam menyebarkan Islam di daerah Kudus dan sekitarnya, Jawa tengan bagian utara. Sunan kudus membangun sebuah masjid yang terkenal sebagai Masjid menara Kudus. Sunan kudus juga terkenal sebagai seorang sastrawan, di antara karya sastranya yang terkenal adalah gending Maskumambang dan Mijil.
8. Sunan Kalijaga
Nama aslinya adalah Raden Mas Syahid, salah satu seorang Wali Sanga yang terkenal karena berjiwa besar, toleran, dan juga pujangga. Beliau adalah seorang mubalig yang berdakwah sambil berkelana. Di dalam dakwahya Sunan Kaliaga sering menggunakan kesenian rakyat (gamelan, wayang, serta lagu-lagu daerah). Beliau wafat pada akhir abad ke-16 dan dimakamkan di desa kadilangu, sebelah timur laut kota Demak.
9. Sunan Muria
Nama aslinya adalah Raden Umar Said, putra dari Sunan Kalijaga. Beliau seorang mubalig yang berdakwah ke pelosok-pelosok desa dan daerah pegunungan. Di dalam dakwahnya beliau menggunakan sarana gamelan serta kesenian daerah lainnya. Beliau dimakankan di Gunung Muria, yang terletak di sebelah utara Kota Kudus.