Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Sejarah » Sejarah Musik Barat

Sejarah Musik Barat

3 min read

Musik Barat adalah salah satu jenis musik yang berasal dari negara-negara Barat. Musik barat kemudian berkembang di negara timur, tidak terkecuali Indonesia. Musik Barat umumnya dimanfaatkan untuk kebutuhan pendidikan, hiburan, politik, agama, dan lain sebagainya.

Musik Barat berasal dari budaya negara-negara Barat yang berkembang sesuai era globalisasi atau perkembangan zaman. Berdasarkan sejarahnya, musik Barat telah ada sejak zaman Yunani Kuni atau pada tahun 1100 SM. Adapun perkembangan musik Barat dari zaman ke zaman adalah sebagai berikut.

1. Musik Zaman Yunani Kuno (Mulai Tahun 1100 SM)

Dalam Yunani Kuno, musik dianggap sebagai ciptaan dewa-dewi seperti Appolo, Orpheus dan Amphion. Mereka menganggap bahwa musik memiliki kekuatan yang dapat menyempurnakan tubuh dan jiwa manusia serta dapat membuat mukjizat dalam dunia. Oleh karena itu, musik menjadi sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari upacara keagamaan.

Dalam zaman Yunani Kuno terdapat 2 aliran musik, yaitu musik untuk ibadah Dionysius dan musik untuk persembahan dewa Apollo. Musik Dionysius merupakan jenis musik yang beraliran semangat, kegenparan dan sifat-sifat yang kurang baik. Sedangkan musik Apollonian berkecenderungan menimbulkan ketenangan dan dorongan spiritual. Kedua aliran musik tersebut disebutkan dalam sejarah seni dasar musik Barat.

Musik Yunani Kuno memiliki sifat sebagai berikut.

  • Monotonis (satu suara) dengan heterofoni pada waktu alat-alat musik mengikuti suara.
  • Sudah dipraktikannya improviasai, tetapi diatur melalui konversi-konversi bentuk dan gaya dengan pola melodi yang mendasar.
  • Musik dan teks berhubungan erat, serta melodi, irama, dan puisi sangat menentukan cara penyusunan dalam musik.

Tokog musik yang dikenal adalah Plato (427-247 SM), Aristoteles (384-322 SM), dan Aristexemos (350-300 SM).

2. Musik Zaman Romawi (Mulai Tahun 753 SM)

Kekuasaan Roma sangat luas dan kuat sehingga stabilitasnya mampu membantu perkebangan kesenian. Alat-alat musik pun semakin banyak bervariasi. Alat musik tersebut, di antaranya beberapa jenis musik tiup dari logam, seperti trompet dan hom, sejenis organ hidrolis dengan papan tiup yang memanfaatkan tekanan air sebagai peniupnya. Alat-alat musik ini dipakai dalam teater-teater terbuka untuk mengiringi pertarungan para gladiator.

3. Musik Abad Pertengahan (500-1350 M)

Abad pertengahan diawali dengan runtuhnya kekaisaran Romawi. Awalnya masih bersifat monofonik atau terdiri dari satu suara saja tanpa iringan apa pun. Musik abad ini didominasi musik gereja yang bersumber pada seni musik Yahudi dalam hal ini adalah madah (nyanyian bersumber dari ayat-ayat suci). Pada masa ini, khususnya masa Paus Gregorius Agung mencapai kesempurnaan artistik sehingga masa ini disebut juga sebagai musik gregorian.

Pada masa ini mulai dibedakan birama dan irama. Birama adalah sistem tekanan yang tetap, sedangkan irama adalah sistem gerak melodis yang penuh kehidupan, dinamika, dan variasi. Selain itu, dikenal sistem notasi musik measural yaitu notasi nada yang memperhitungkan panjang nada sesuai dengan proporsi yang kemudian menjadi dasar notasi balok.

4. Musik Zaman Renaisans (1350-1600)

Kata renaisans berasal dari bahasa Prancis, yaitu reanissance yang berarti lahir baru menemukan kembali jati diri manusia yang artinya manusia dengan akal budi dan aspirasi, cipta, karya, dan karsanya berhak untuk menentukan hal-hal yang berkaitan dengan individunya.

Perkembangan baru dalam musik selama masa renaisans adalah perkembangan musik instrumental, baik solo maupun ansambel. Ada enam variasi bentuk lagu-lagu instrumental pada masa ini, yaitu sebagai berikut.

  • Musik vokal yang dimaikan dengan alat musik.
  • Ansambel berdasarkan melodi-melodi yang sudah ada.
  • Bentuk variasi dengan penambahan nada-nada hias untuk mengiringi tarian.
  • Bentuk ricercan, fantasia, dan chanzons, yaitu komposisi berdasarkan tema dan variasi bukan berdasarkan irama tarian.
  • Toccata dan prelude karya bentuk bebas yang memakai banyak figurasi.
  • Musik tarian, yaitu musik untuk iring-iringan.

5. Musik Zaman Barok (1600-1750)

Istilah barok diambil dari bahasa Portugis, yaitu barroco yang berarti mutiara. Istilah barok hanya digunakan untuk memberi identitas bagi sebuah masa perkembangan seni musik pada tahun 1600-an hingga tahun 1750-an yang tidak ada ciri-ciri dramatis dibandingkan dengan masa sebelumnya.

Awalnya gaya musik ini dikritik sebagai musik yang harmoninya kurang jelas, kehilangan bentuk normal, eksentrik (berlebihan), kurang bermutu, tetapi kemudian dinilai positif karena bersifat hidup, lancar, lincah, dan penuh perasaan sehingga cocok untuk penyajian opera yang saat itu sedang populer. Pada masa ini mulai diperkenalkan sistem tangga nada mayor dan minor.

6. Zaman Musik Klasik (1750-1800)

Musik klasik adalah karya seni musik yang sempat menggantikan daya ekspresi dan bentuk bersejarah sedemikian rupa sehingga tercipta suatu ekspresi yang meyakinkan dan dapat bertahan terus. Zaman klasik ditandai dengan kembalinya gaya seni yang memperhatikan kaidah-kaidah formal.

Musik klasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  • Pemakaian kresendo dan dekresendo.
  • Pemakaian accelerando (mempercepat tempo) dan ritardando (memperlambat tempo) dalam penyajian musik.
  • Pembatasan pemakaian nada-nada penghias (ornamen).
  • Pemakaian akar trinada (akat tiga nada).

Komponis penting zaman ini, antara lain John Stamitz (1717-1757), Franz Joseph Haydn (1732-1809), dan Wolfgang Amadeus Mozart (1765-1791).

7. Musik Zaman Romantik (1800-1890)

Istilah romantik dalam sejarah perkembangan musik Eropa berhubungan dengan perasaan, sikap batin, dan jiwa manusia dengan bebas dan tidak terbatas. Adapun ciri khas musik zaman romantik adalah sebagai berikut.

  • Segi bentuk, masih mempertahankan bentuk musik klasik, tetapi dengan perluasan dan perubahan.
  • Segi harmoni, musik romantik mengembangkan musik klasik dengan penembahan nada-nada kromatik.
  • Segi ritmik, unsur ritmik seperti tempo mendapat perhatian secara cermat karena ritmik dianggap sebagai bagian dari ungkapan rasa dalam musik.
  • Segi warna suara, instrumen yang menghasilkan suara alamiah, seperti flute (suling), klarinet, tuba, dan trombon lebih diutamakan karena dapat menimbulkan suasana skral dan khidmat.

Baca juga: Konsep Musik Barat

8. Zaman Musik Peralihan (1890-Awal Abad XX)

Sepeninggal Wagner, musik zaman romatik berakhir. Pada zaman ini lebih tegas warna nasionalnya karena muncul adanya kesadaran nasionalisme. Komponis zaman peralihan, antara lain Cesar Auguste Frack, Gustar Mahler, Peterllych Tcchai Kovsky, dan Sergei Ramaning.

9. Musik Abad Modern (1900-Sekarang)

Ciri utamanya adalah sikap emansipatif, yaitu sikap ingin membebaskan diri dari segala belenggu yang mengekang kebebasan berekspresi. Kemudian muncul aliran musik impresionistis, ekspresionisme, dan eksperimental. Ciri lain zaman modern adalah industrialisasi dalam berbagai bidang, termasuk bidang musik.

Nah, itulah dia artikel tentang sejarah musik Barat dari zaman ke zaman, mulai zaman Yunani Kuno hingga abad modern seperti sekarang ini. Demikian artikel tentang salah satu materi dalam pelajaran Seni Budaya, sekian dan semoga bermanfaat.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *