Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Agama » Sejarah » Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Kalimantan Barat

Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Kalimantan Barat

2 min read

Kerajaan Islam di Kalimantan Barat,- Masuknya Islam ke Kalimantan Baratt itu sendiri tidak diketahui secara pasti, masih banyak perbedaan pendapat dari berbagai kalangan. Ada pendapat yang menyatakan bahwa Islam pertama kali masuk ke Kalimantan Barat pada Abad ke-15, dan ada juga pendapat lain yang mengatakan Islam masuk di Kalimantan Barat pada abad ke-16. Daerah pertama di Kalimantan Barat yang diperkirakan terdahulu mendapat sentuhan agama Islam adalah Pontianak, Mantan dam Mempawah.

Islam masuk ke daerah-daerah ini diperkirakan antara tahun 1741, 1743, dan 1750. Menurut salah satu versi pembawa Islam pertama bernama Syarief Husein, seorang Arab. Namun, ada versi lain yang mengatakan, nama beliau adalah Syarif Abdurrahman al-Kadri, putra dari Syarif Husein. Diceritakan bahwa Syarief Abdurrahman Al-Kadri adalah putra asli Kalimantan Barat. Ayahnya Sayyid Habib Husein al-Kadri, seorang keturunan Arab yang telah menjadi warga Matan. Ibunya bernama Nyai Tua, seorang putri Dayak yang telah menganut agama Islam, putri Kerajaan Matan.

Syarif Abdurrahman al-Kadri lahir di Matan tanggal 15 Rabiul Awal 1151 H (1739 M). Jadi ia merupakan keturunan Arab dan Dayak dan ayahnya Syarief Husein ( Ada yang menyebutnya Habib Husein) menjadi Ulama terkenal di Kerajaan Matan hampir selama 20 tahun. Dalam penjelasan diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa Islam masuk ke Kalbar itu dibawa oleh juru dakwah dari Arab. Tidak diketahui secara pasti apakah Syarief Husein ini seorang pedagang atau tidak. Namun, ada yang mengatakan kalau syarief Husein dalam menyebarkan agama Islam tidak hanya melalui dakwah tetapi juga melalui aktivitas ekonomi.

Baca: Sejarah Masuknya Islam di Kalimantan (Kerajaan Banjar)

Dengan kekuatan ekonomi ini pula dakwah menjadi semakin berhasil, ditambah relasi yang luas dengan para pedagang lainnya. Setelah beliau meninggal kemudian digantikan oleh anaknya Syarif Abdurrahman al-Kadri. Mulanya Syarif Husein menetap di Matan (Ketapang) dan berdakwah disana. Ia mendapatkan respon yang sangat baik sehingga penganut Islam semakin banyak dan Islam memasyarakat sampai kepedalaman. Maka antara tahun 1704-1755 M Ia diangkat sebagai Mufti (hakim Agama Islam) dikerajaan Matan.

Selepas tugas sebagai Mufti, beliau sekeluarga diminta oleh Raja Mempawah Opo Daeng Menambun untuk pindah ke Mempawah dan mengajar agama disana sampai kemudian diangkat menjadi Tuan Besar Kerajaan Mempawah, sampai wafatnya tahun 1184 dalam usia 84 tahun. Syarif Husein tidak hanya menyebar Islam dikalangan rakyat jelata, Ia uga menyebarkan kekalangan bangsawan. Salah satu cara yang ditempuh beliau dalam menyebarkan Agama Islam adalah dengan melakukan perkawinan dengan putri-putri bangsawan. Beliau menikahi 3 orang putri ang berasal dari kerajaan Matan, dan mereka ini berasal dari suku Dayak.

Pendapat lain mengatakan bahwa Islam masuk ke Kalbar pada abad ke-15 di pelabuhan Ketapang (Sukadana) melalui perdagangan. Penyebaran agama Islam di Kalimantan Barat membujur dari Selatan ke Utara, meliputi daerah Ketapang, Sambas, Mempawah, dan Landak. Menurut Safarudin Usman bahwa Islam mulai menyebar di Kalimantan Barat diperkirakan sekitar abad XVI Miladiah, penyebaran Islam terjadi ketika Kerajaan Sukadana atau lebih dikenal dengan Kerajaan Tanjungpura dengan penembahan Barukh pada masa itu di Sukadana agama Islam mulai diterima masyarakat, akan tetapi Barukh tidak menganut agama Islam sampai wafat pada tahun 1590 M.

Pendapat lain juga mengemukakan pada tahun 1470 Miladinah sudah ada kerajaan yang memeluk agama Islam yaitu Landak dengan rajanya Raden Abdul Kahar (Usman, 1994:4) Dimasa pemerintahan Raden Abdul Kahar (Iswaramahaya atau Raja Dipati Karang Tanjung Tua) beliau telah memeluk agama Islam sehingga dapat dikatakan berwal dari Kerajaan Landak.

Beragai pendapat yang telah dikemukakan di atas bisa diperkirakan, bahwa agama Islam masuk di Kalimantan Barat pada masa pemerintahan Barukh (1538-1550). Dari riwayat kerajaan Landak diperoleh keterangan bahwa agama Islam dibawah pemerintahan Kerajaan Ismahayana, yang bergelar Raja Dipati Tanjung Tua (1472-1542), agama Islam mulai berkembang di kerajaan Landak (Sendam, dalam Ajisman:1998). Mengingat kerajaan Matan dan Landak yang masuk diperkirakan pada abad ke-15 maka kerajaan Sintang yang berada dipedalaman sekitar akhir abad ke-16. Penyebaran yang pertama-tama kemungkinan dari para pengunjung Semenanjung Melayu, terutama pedagang dari Johor. (Dalam ikhan:2004:95).

Islam masuk hampir keseluruh penjuru Kalbar, melalui kerajaan-kerajaan Islam yang banyak dibangun pada saat itu. Tidak hanya didaerah pesisir pantai, didaerah pedalaman pun Islam berkembang pesat. Islam mulai masuk kedaerah-daerah seperti Embau, Sambasm sampai ke Sungai besar di hulu. Dari berabagi daerah pendapat-pendapat sejarahwan diatas maka disimpulkan bahwa Islam masuk ke Kalimantan Barat itu sekitar abad ke-15 atau 16 yang disebarkan melalui para pedagang yang melakukan kegiata ekonomi. Mereka melalui dakwahnya menyiarkan Islam keberbagai penjuru hingga kepedalaman dan diterima baik oleh masyarakat pada umumnya. Sampai dengan sekarang Islam masih terus berkembang menyiarkan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *