Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Sejarah » Sejarah Budi Utomo (Pendiri, Tujuan, Kongres, dan Dibubarkan)

Sejarah Budi Utomo (Pendiri, Tujuan, Kongres, dan Dibubarkan)

1 min read

Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. Budi Utomo menjadi organisasi modern pertama yang memberikan inspirasi kepada kaum nasionalis lainnya untuk berjuang dengan basis organisasi modern. Oleh karena itu, tanggal kelahiran organisasi ini, yaitu tanggal 20 Mei, digunakan untuk memperingati hari kebangkitan nasional. Organisasi ini bersifat nonpolitik dan kooperatif terhadap pemerintah kolonial Belanda.

Organisasi ini dipelopori oleh Dr. Wahidin Soedirohoesodo (1857-1917), tamatan sekolah dokter probumi School Tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) di Jakarta. Saat mengunjungi almamaternya itu dan bertemu dengan pelajar-pelajar STOVIA pada tahun 1907, ia melontarkan gagasan agar para mahasiswa segera mendirikan organisasi yang bertujuan memajukan derajat bangsa.

Gagasannya mendapat tanggapan yang bersemangat dari para mahasiswa di tempat itu. Bersama Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA seperti Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji, ia mendirikan Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908.

Tujuan Budi Utomo

Tujuan didirikannya Budi Utomo adalah untuk memajukan pengajaran dan kebudayaan, dengan bidang-bidang meliputi:

  • Pengajaran,
  • Pertanian, peternakan, dan perdagangan,
  • Teknik dan Industri,
  • Kebudayaan.
Dilihat dari tujuannya, Budi Utomo bukan merupakan organisasi politik melainkan organisasi pelajar dengan pelajar-pelajar STOVIA sebagai penggeraknya.

Kongres Budi Utomo

Budi Utomo mengadakan kongres pertamanya di Yogyakarta pada tanggal 3-5 Oktober 1908. Selain mempertegas posisinya sebagai sebuah gerakan sosial-budaya dan bukan gerakan politik, kongres juga memutuskan hal-hal lain sebagai berikut.
  1. Ruang gerak terbatas pada daerah Jawa dan Madura.
  2. Memilih R.T. Tirtokusumo, mantan Bupati Karanganyar sebagai ketua.
  3. Yogyakarta menjadi pusat organisasi.
Sejak dipimpin oleh Raden Adipati Tirtokoesoemo, yaitu tokoh dari kalangan priyayi, bapak anggota baru Budi Utomo yang bergabung dari kalangan bangsawan dan pejabat kolonial. Kehadiran banyak golongan tua menjadi salah satu alasan mundurnya banyak golongan muda dari organisasi ini.
Pada tahun 1912, Budi Utomo ikut mendukung pembentukan Volksraad. Secara harfiah berarti “Dewan Rakyat”, Volksraad adalah semacam dewan perwakilan rakyat Hindia-Belanda. Melalui dewan ini, aspirasi rakyat Indonesia disuarakan melalui wakil-wakilnya yang duduk di dewan ini.
Salah satu faktor yang ikut meredupkan pengaruh Budi Utomo adalah berdirinya Sarekat Islam pada tahun 1912. Dalam anggaran dasarnya, Sarekat Islam tidak berpolitik. Namun, dalam praktiknya Sarekat Islam ikut bersuara lantang menentang praktik ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial.
Hal ini mengundang simpati yang luas dari masyarakat, Setelah resmi berdiri sebagai partai politik pada tahun 1917, Sarekat Islam menjadi partai politik dan semakin populer. Pada saat yang sama, Budi Utomo mengalami kemunduran dan resmi dibubarkan dibubarkan pada tahun 1935.
Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *