Rumah adat Sumatera Utara adalah Bolon. Rumah Bolon merupakan rumah adat dari Suku Batak di Sumatra Utara. Bolon berarti besar. Artinya, Rumah Bolon adalah rumah besar karena memang ukurannya yang cukup besar. Rumah ini ditempati 4-6 keluarga dengan bentuk persegi panjang.
Rumah Bolon dahulu merupakan tempat tinggal para raja di Sumatera Utara. Terdapat 13 kerajaan yang bergantian menempati Rumah bolon, yaitu Ruan Ranjinman, Ruan Nagaraja, Tuan Batiran, Tuan Bonabatu, Tuan Rajaulan, Tuan Atian, Tuan Hormabulan, Tuan Raondop, Tuan Rahalim, Tuan Karel Tanjung, dan Tuan Mogang.
Daftar Isi
Ciri Khas Rumah Bolon
Seperti halnya rumah adat tradisional lainnya, rumah adat dari sumatera utara atau Rumah Bolon juga memiliki ciri khas atau keunikan tersendiri yang membedakannya dengan rumah adat lain. Berikut beberapa ciri khas rumah adat Bolon.
- Lantai Rumah Bolon terbuat dari papan dan atap terbuat dari ijuk dan daun rumbia.
- Bagian dalam adalah ruangan besar yang tidak terbagi atas kamar-kamar.
- Ruangan terbagi atas tiga bagian yaitu jabu bona, jabu soding, dan jabu suhat.
- Sebagian besar dari rumah Bolon terbuat dari kayu.
- Rumah Bolon tidak menggunakan paku.
- Rumah Bolon hanya menggunakan tali untuk menyatukan bahan-bahan rumah.
- Pada badan rumah Bolon terdapat berbagai ukiran maupun gambar yang memiliki makna sesuai dengan kehidupan masyarakat Batak.
Bagian-Bagian Rumah Bolon
Bahan-bahan yang digunakan pada bangunan Rumah Bolon terdiri atas kayu dengan tiang-tiang besar dan kokoh. Dinding dan lantainya papan atau tepas, sedangkan atap dari ijuk atau daun rumbiah. Rumah adat ini tidak menggunakan paku, tapi diikat kuat dengan tali.
1. Bagian Bawah Rumah Bolon
Rumah Bolon termasuk dalam kategori rumah panggung, memiliki bagian bawah rumah yang disebut kolong. Tingginya sekitar dua meter. Kolong tersebut biasanya dipergunakan untuk memelihara hewan seperti ayam, babi, dan sebagainya. Bahkan, karena kolong ini cukup tinggi ada pula yang memelihara kerbau.
2. Bagian Depan Rumah Bolon
Pada bagian depan Rumah Bolon, tepatnya di atas pintu, terdapat gorga atau sebuah lukisan berwarna merah, hitam, dan putih bergambar hewan, seperti cicak, ular, ataupun kerbau. Lukisan tersebut menjadi dekorasi dan memiliki makna yang dalam.
Jika ingin memasuki rumah ini, kita harus melalui anak tangga yang berjumlah ganjil dan harus menunduk karena ukuran pintu yang rendah. Hal tersebut melambangkan kesopanan terhadap pemilik rumah. Rumah adat yang dirancang oleh arsitektur kuno Simalungun ini sekaligus menjadi simbol status sosial masyarakat Batak yang tinggal di Sumatera Utara.
Dahulu rumah adat Batak Bolon mempunyai dua buah jenis pintu, pintu vertikal dan horizontal. Namun seiring perkembangan zaman, pintu horizontal tidak lagi dipergunakan.
3. Bagian Dalam Rumah Bolon
Ketika berada di dalam Rumah Bolon, kita akan melihat ruangan yang luas terbuka tanpa sekatan kamar-kamar. Walaupun demikian, bukan berarti tidak ada pembagian ruangan. Mereka hanya membatasinya dengan adat yang kuat. Bagi mereka, memiliki rumah seperti Rumah Bolon merupakan sesuatu yang bisa memperkuat persatuan dan kesatuan sebagai Suku Batak.
4. Bagian Atas Rumah Bolon
Pada bagian atas Rumah Bolon Terdapat atap yang khas dan unik, yakni dua ujung lancip depan dan di belakang. Namun, ujung bagian belakangnya berukuran lebih panjang. Hal ini bermakna agar keturunan mereka kelak bisa lebih sukses.
Makna Rumah Bolon
Di bagian depan rumah Bolon terdapat sebuah lukisan bernama gorga yang bergambar beberapa hewan. Gorga cicak bermakna bahwa orang Batak mampu bertahan hidup di manapun dan kapanpun juga meskipun harus merantau ke tempat yang jauh.
Hal tersebut karena orang Batak memiliki rasa persaudaraan kuat dan tidak terputus antar sesama sukunya. Sedangkan gorga kerbau bermakna sebagai wujud rasa terima kasih pada kerbau karena mempermudah pekerjaan masyarakat dalam berladang,
Pada rumah Bolon terdapat tangga yang jumlahnya ganjil dan harus menunduk karena ukuran pintu yang rendah. Hal tersebut melambangkan kesopanan terhadap pemilik rumah.
Pada bagian atap rumah memiliki ujung yang lancip di bagian depan dan belakang, bagian belakang memiliki ujung yang lebih panjang yang memiliki makna agar keturunan mereka kelak bisa lebih sukses.
Macam-Macam Rumah Adat Bolon

Suku Batak terdiri atas enam puak (golongan keluarga), yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Tiap puak memiliki rumah adat dengan ciri khas masing-masing. Bahkan, penamaannya selalu disertai dengan silsilah puak.
Misalnya, rumah adat Batak Toba sering disebut Rumah Bolon Toba. Begitu pula dengan lainnya. Akan tetapi, rumah-rumah tersebut pada dasarnya adalah sama karena memiliki orgamen dan arsitektur yang tidak berbeda. Berikut beberapa jenis atau macam rumah adat Bolon sumatera utara.
1. Rumah Bolon Toba
Berdasarkan bentuknya Rumah Adat Bolon dibagi menjadi dua bagian, yaitu Rumah Bolon Toba yang sering dijumpai biasanya cukup besar sehingga banyak dimiliki oleh orang yang mampu saja. Bentuknya persegi panjang dan dapat menampung lima sampai enam keluarga.
Sementara Rumah Rumah Jabu, meskipun memiliki ciri-ciri arsitektur sama dengan Rumah Bolon Toba, namun ukurannya lebih kecil dan sederhana sehingga hanya bisa menampung satu keluarga, Bahkan, tidak terdapat ukiran dan hiasan apapun.
2. Rumah Bolon Mandailing
Rumah Bolon Mandailing juga disebut Bagas Godang. Terletak di sebuah komplek yang sangat lua dan memiliki balai sidang adat (kepala adat) yang mereka sebut Sopo Godang. Bangunannya menggunakan tiang-tiang besar berjumlah ganjil, sebagaimana juga jumlah anak tangganya. Rumah ini digunakan sebagai kediaman para raja.
3. Rumah Bolon Simalungun

Rumah Bolon Simalungun memiliki ciri khas utama terdapat pada bagian bawah rumah atau disebut juga dengan kaki bangunan. Bentuknya berupa susunan kayu yang masih bulat-bulat atau gelondongan. Kayu-kayu tersebut menyilang dari sudut ke sudut.
Baca juga: Rumah Adat Aceh
Ciri Khas lainnya adalah bentuk atap mirip kepala kerbau lengkap dengan tanduknya. Rumah ini memiliki kesamaan dengan Rumah Bolon Toba, baik dari segi bentuk, arsitektur, maupun ornamen-ornamen lainnya.
4. Rumah Bolon Karo
Rumah Bolon Karo disebut juga sebagai Siwaluh Jabu. Salah satu keunikannya adalah atap rumah dibangun bertingkat cukup tinggi dan mampu bertahan hingga usia ratusan tahun. Panjangnya bisa mencapai 13 meter dengan lebar mencapai 10 meter. Biasanya ditempati oleh empat hingga delapan keluarga, dimana jumlah keluarganya harus genap.
5. Rumah Bolon Pakpak
Rumah Bolon Pakpak memiliki ciri khas yang terletak pada bagian atapnya yang melengkung. Mempunyai satu bagian atap kecil di bagian atas. Sayangnya adat ini semakin sulit ditemui karena kurang dilestarikan. Bentuk bangunanya yang masih utuh bisa ditemukan di Sidikalang, Dairi, dan Pakpak Barat.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai rumah adat masyarakat Sumatera Utara, mulai dari ciri khas, bagian-bagian rumah, dan makna rumah adat Bolon. Demikian artikel yang dapat saya bagikan, dan bila ada pertanyaan bisa ditanyakan di bawah. Terima kasih.