Kalimantan Barat atau biasany disingkat Kalbal adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan dengan ibu kota Provinsi adalah Pontianak. Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang dijuluki sebagai provinsi “Seribu Sungai”, karena memang di Kalbar terdapat ratusan sungai, baik yang besar ataupun yang kecil.
Kalimantan Barat memiliki luas wilayah 146.807 km² atau 7,53% dari luas wilayah di Indonesia, menjadikan provinsi Kalbar sebagai provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Provinsi Kalimantan Barat berbatasan darat dengan negara bagian Serawak, Malaysia. Kalimantan Barat memiliki banyak keunikan, salah satunya adalah rumah adat.
Daftar Isi
Rumah Adat Kalimantan Barat
Rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat di berbagai penjuru Kalimantan. Biasanya terdapat di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman Suku Dayak. Bentuk dan besar Rumah Betang ini bervariasi. Ada yang mencapai panjang 150 meter dan lebar hingga 30 meter.
Besarnya rumah tersebut karena di dalamnya terdapat satu keluarga besar yang menjadi penghubinya dan dipimpin oleh seorang Pembakas Lawu. Jumlahnya bisa mencapai 100-150 jiwa. Rumah ini berbentuk panggung dan ditopang oleh tiang sekitatar 3-5 meter.
Semua Suku Dayak, terkecuali Suku Dayak Punan yang hidup mengembara, pada mulanya berdiam dalam kebersamaan hidup secar komunal di Rumah Betang yang lazim disebuat Lou, Lamin, Betang, dan Hante.
Pada suku Dayak tertentu, pembuatan Rumah Betang haruslah memenuhi beberapa persayaratan, salah satunya posisi hulu harus searah dengan matahari terbit dan sebelah hilirnya searah dengan matahari terbenam.
Rumah Betang dibangun tinggi dari permukaan tanah dimaksudkan menghindari hal-hal yang meresahkan para penghuninya, seperti binatang buas, musuh yang dapat datang tiba-tiba, ataupun banjir. Rumah Betang dibangun menggunakan bahan kayu yang berkualitas tinggi dan anti rayap, seperti kayu ulin yang memiliki kekuatan hingga ratusan tahun.
Bagian Depan dan Belakang Rumah Betang
Pada halaman depan Rumah Betang biasanya terdapat balai sebagai tempat menerima tamu atau sebagai tempat pertemuan adat. Juga sapundu yang merupakan sebuah patung atau totem yang pada umumnya berbentuk manusia dengan ukiran khas. Sepundu sendiri berfungsi mengikatkan binatang-binatang yang akan dikurbankan di prosesi upacara adat.
Pada bagian belakang dari Rumah Betang terdapat sebuah balai yang berukuran kecil bernama tukau yang digunakan sebagai gudang untuk menyimpan alat-alat pertanian, sepertu lisung atau halu. Juga terdapat sebuah tempat yang dijadikan tempatt penyimpanan senjata, tempat itu biasa disebut Bawong.
Pada bagian depan atau bagian belakang Rumah Betang biasanya terdapat pula sanding yaitu tempat penyimpanan tulang-tulang keluarga yang sudah meninggal dan telah melewati proses Upacara Tiwah.
Bagian Ruangan Rumah Betang
Berdasarkan kepercayaan Suku Dayak ada ketentuan khusus dalam peletakan ruang pada Rumah Betang, yaitu sebagai berikut.
- Pusat atau poros bangunan di mana tempat orang berkumpul melakukan berbagai macam kegiatan, baik itu kegiatan keagamaan maupun sosial masyarakat. Karena itu, ruangan ini harus berada di tengah bangunan.
- Ruang tidur harus disusun berjajar sepanjang bangunan Betang. Pelatakan ruang tidur anak dan orang tua ada ketentuan tertentu, dimana orang tua harus berada paling ujung dari alirang sungai dan ruang tidur anak bungsu berada pada paling ujung hilir aliran sungai. Jadi, ruang tidur orang tua dan anak bungsu tidak boleh diapit dan apabila itu dilanggar akan mendapat petaka bagi seisi rumah.
- Bagian dapur harus menghadap ke alirang sungai, menurut mitos supaya mendapat banyak rezeki.
- Tangga di ruangan Rumah Adat Batang harus ganjil, umumnya berjumlah tiga berada di ujung kiri dan kanan, dan tiga di depan. Keberadaan tangga-tangga ini bergantung ukuran rumah, semakin besar rumah maka akan semakin banyak tangga.
- Lantai tempat menjemur padi, pakaian, dan mengadakan upacara adat posisinya harus erada di depan bagian lauar atap yang menjorok ke luar. Lantai ini terbuat dari bahan bambu, belahan batang pinang, dan kayu bulatan sebesar pergelangan tangan atau dari batang papan.
- Serambi merupakan pintu masuk rumah setelah melewati lantai yang jumlahnya sesuai dengan jumlah kepala keluarga. Pada saat upacara adat kampung, di depan serambi di pasang tanda khusus seperti sebatang bambu yang kulitnya diarut halus menyerupai jumbai-jumbai ruas demi ruas.
- Sami, berfungsi sebagai ruang tamu dan tempat menyelenggarakan kegiatan warga.
Makna dan Nilai Rumah Betang
Rumah Betang bagi masyarakat Dayak bukan hanya ungkapan legendaris kehidupan nenek moyang, melainkan juga suatu pernyataan secara utuh dan nyata tentang tata pamong desa, organisasi sosial serta sistem kemasyarakatan, dan titik sentral kehidupan warganya. Rumah Betang adalah pusat kebudayaan mereka kerna di sanalah seluruh kegiatan dan segala proses kehidupan berjalan dari waktu ke waktu.
Di Balik kesederhanaan yang dimiliki Rumah betang, tersimpan makna yang syarat akan nilai-nilai kehidupan yang unggul. Kita dapat menjadi simbol yang kokoh dari kehidupan komunal masyarakat Dayak.
Dengan mendiami Rumah Betang dan menjalani segala proses kehidupan di tempat tersebut, masyarakat Dayak menunjukkan bahwa mereka juga memiliki naluri untuk selalu hidup bersama dan berdampingan dengan warga masyarakat lainnya. Mereka mencintai kedamaian dalam komunitas yang harmonis sehingga mereka berusaha keras untuk mempertahankan tradisi rumahnya.
Harapan ini didukung oleh kesadaran setiap individu untuk menyelaraskan setiap kepentingan pribadi dengan kepentingan bersama. Kesadaran tersebut dilandasi oleh alam pikiran religio-magis yang menganggap bahwa setiap warga mempunyai nilai dan kedudukan serta hak hidup yang sama dalam lingkungan masyarakat.
Aspek Penting Rumah Betang
Meski terbilang sangat sederhana dan jauh dari kesan mewah, rumah betang tetaplah menjadi hunian yang bernilai tinggi bagi masyarakat Dayak. Rumah Bateng menjadi tempat dan sekaligus menjadi sarana yang efektif bagi masyarakat Dayak untuk membina keakraban satu sama lain sebab mereka berada di bawah satu atap. Berikut aspek-aspek penting yang dimiliki Rumah Betang.
1. Aspek Penghunian
Dalam aspek penghunian, Rumah Betang merupakan struktur multi-keluarga permanen yang berfungsi sebagai tempat tinggal utama.
2. Aspek Hukum dan Hak Milik
Rumah Betang mempunyai aspek kepemilikan yang jelas. Terutama adalah hak kepemilikan semua keluarga secara bersama dalam menguasasi semua tanah di wilayah Rumah Betang. Hak wilayah Rumah Betang merupakan tak sekunder, sedangkan hak primer dipegang oleh tiap-tiap keluarga atau kelompok keluarga kecil yang memiliki ikatan kekerabatan.
Rumah Betang juga merupakan unit peradilan yang sangat penting. Acapkali pertikaian antaranggota dapat diselesaikan oleh tetua adat secara internal. Satu hal yang menonjol adalah wewenang seseorang atau satu keluarga tertentu relatif kecil, yang jauh lebih lebih penting adalah wewenang Rumah Betang secara keseluruhan. Hak ini disebabkan adanya egalitarisme yang kuat dalam masyarakat Dayak.
3. Aspek Ekonomi
Rumah Betang memegang peranan penting dalam distribusi arus tenaga kerja dan hasil kerja antarkeluarga. Pemakaian tenaga kerja tambahan dari keluarga lain merupakan kunci dari sistem perladangan yang mereka jalankan.
Nah, itulah informasi lengkap mengenai rumah adat Kalimantan Barat atau rumah adat Betang, mulai dari bentuk, bagian-bagian rumah, makna hingga aspek penting yang terdapat di rumah adat Betang. Sekian informasi yang bisa kami mengenai rumah-rumah adat di Indonesia, dan semoga bermanfaat.
