Jambi adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir timur di bagian tengah Pulau Sumatra. Jambi merupakan nama provinsi di Indonesia yang ibu kotanya memiliki nama yang sama dengan provinsinya. Seperti halnya provinsi-provinsi di Indonesia, Jambi juga memiliki rumah adat sendiri.
Daftar Isi
Rumah Adat Jambi
Rumah Adat Jambi adalah Kajang Lako. Rumah Panggung Kajang Lako merupakan konsep arsitektur dari Marga Batin. Peninggalan Kajang Lako atau Rumah Lamo masih bisa dinikmati keindahannya dan masih dipergunakan sampai saat ini. Tentunya hal ini membuktikan bahwa orang Batin sangat memegang teguh adat istiadat yang telah diwariskan oleh nenek moyangnya.
Kajang Lako di beberapa beberapa daerah tertentu disebut juga Rumah Tuo yang berarti Rumah Tua
Rumah adat Jambi Kajang Lako tidak hanya dibangun sesuai dengan fungsi praktis rumah sebagai tempat tinggal, tetapi Kajang Lako juga dibangun dengan memperhatikan fungsi sosial dan budaya masyarakat Jambi, terutama suku Batin.
Salah satu perkampungan Batin yang masih utuh hingga sekarang adalah Kampung Lamo di Rantau Panjang. Rumah-rumah di sana dibangun memanjang secara terpisah, berjarak sekitar 2 m dan menghadap ke jalan. Di belakang rumahnya dibangun sebuah lumbung tempat menyimpan padi.
Sejarah Rumah Kajang Lako
Kajang Lako adalah rumah tradisional Jambi yang berasal dari rumah milik suku Marga Bathin, salah satu suku yang ada di Provinsi Jambi. Konon kabarnya nenek moyang orang Batin berasal dari 60 tumbi (keluarga) yang pindah dari Koto Rayo. Ke-60 keluarga ini yang merupakan asal mula Marga Batin V, dengan 5 dusun asal. Ini berarti daerah Marga Batin V itu kumpulan 5 dusun yang asalnya dari satu dusun yang sama.
Kelima dusun tersebut adalah Dusun Seling, Dusun Muara Semayo, Dusun Kapuk, Dusun Muara Jernih, dan Dusun Pulau Aro. Daerah Margo Batin V kini masuk wilayah Kecamatan Tabir, ibu kota Rantau Panjang, Kabupaten Sorolangun Bangko.
Keunikan Rumah Adat Jambi
Rumah tinggal orang Batin disebut Kajang Lako atau Rumah Lamo. Keunikannya terletak pada struktur konstruksi dan seni ukiran yang menghiasi bangunan. Pada konstruksi atap bangunan rumah panggung Kajang Lako dinamai “Gajah Mabuk” yang diambil dari nama pembuatnya yang mabuk cinta, tetapi tidak direstui oleh orang tua.
Bentuk Rumah Lamo seperti perahu dengan ujung bagian atas melengkung vertikal. Disebut juga potong jerambah atau lipat kajang. Tipologi Rumah Lamo berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 12 m dan lebar 9 m.
Bentuk persegi panjang tersebut dimaksudkan mempermudah penyusunan ruangan yang disesuaikan dengan fungsinya dan dipengaruhi pula oleh hukum Islam.
Bagian-Bagian Rumah Lako
Rumah Lamo terdiri atas beberaa bagian yaitu atap (bubungan), kasau bentuk, dinding, pintu/jendela, tiang, lantai tebar layar, penteh, pelamban, dan tangga. Berikut masing-masing penjelasannya.
1. Bagian Atap (Bubungan)
Bagian atap (bubungan) atau juga disebut dengan lipat kajang atau potong jerambah. Bubungan ini terbuat dari mengkuang atau ijuk yang dianyam kemudian dilipat dua. Dari bagian samping atap Rumah Lamo terlihat berbentuk segi tiga. Bentuk atap seperti itu dimaksudkan mencegah air hujan agar tidak masuk ke dalam rumah, mempermudah sirkulasi udara, dan menyimpan barang.
2. Kasau Bentuk
Kasau bentuk adalah atap yang terletak di ujung atas. Berada di bagian depan dan belakang rumah, bentuknya miring, dan berfungsi mencegah air masuk bila hujan. Kasau Bentuk dibuat sepanjang 60 cm dan selebar bubungan/
3. Dinding dan Pintu
Dinding rumah Kajang Lako atau Rumah Lamo terbuat dari papan, sedangkan pintunya terdiri atas tiga jenis. Pertama, pintu tegak, berada di ujung sebelah kiri bangunan, berfungsi sebagai pintu masuk. Pintu tegak dibuat rendah sehingga setiap orang yang masuk ke rumah harus menundukkan kepada tanda hormat kepada tuan rumah.
Kedua, pintu masinding, berfungsi sebagai jendela yang terletak di ruang tamu. Selain, sebagai ventilasi udara, pintu ini pun dapat digunakan seseorang untuk melihat ke bawah pada waktu berlangsung upacara adat, dan untuk mempermudah orang yang ada di bawah untuk mengetahui apakah upacara adat sudah dimulai apa belum.
Ketiga, pintu balik melintang, merupakan jendela yang terletak pada tiang balik melintang. Pintu ini digunakan oleh alim ulama, pemuka adat, ninik mamak, dan cerdik pandai.
4. Tiang Rumah
Jumlah tiang Rumah Lako adalaj 30 buah, terdiri atas 24 tiang utama dan 6 tiang palamban. Tiang utama dipasang dalam bentuk enam jajar, dengan panjang masing-masing 4,25 m. Tiang utama berfungsi sebagai tiang bawah (tongkat) dan sebagai tiang kerangka bangunan juga sebagai tiang penyekat yang membagi ruangan menjadi 8 ruangan, dan keseluruhan ruangan tersebut memiliki ukuran dan kegunaannya masing-masing.
5. Lantai Rumah
Lantai Rumah Adat Dusun Lamo di Rantau Panjang, Jambi, dibuat bertingkat. Tingkatan pertama disebut Lantai Utama, yaitu lantai yang terdapat di ruang balik melintang. Dalam upacara adat, ruangan tersebut dikhususkan untuk pemuka adat. Lantai utama dibuat dari belahan bambu yang dianyam dengan rotan. Tingkatan selanjutnya disebut Lantai Biasa.
6. Tebar Layar
Tebar layak berfungsi sebagai dinding dan penutup ruang atas. Untuk menahan rembesan air hujan. Posisinya terletak di ujung sebelah kiri dan kanan bagian atas bangunan. Bahan yang digunakan adalah papan yang diukir.
7. Penteh
Penteh adalah ruang antara tebar layar dan bubungan yang difungsikan sebagai tempat menyimpan barang tak terpakai. Posisinya terletak di bagian atas rumah.
8. Pelamban
Pelamban adalah bagian rumah terdepan yang terletak di ujung sebelah kiri. Pelamban merupakan bangunan tambahan seperti teras. Menurut adat setempat, pelamban berfungsi sebaggai ruang tunggu bagi tamu yang belum dipersilakan masuk oleh pemilik rumah.
9. Tangga
Sebagai rumah panggung orang Batin, Rumah Kajang Lako memiliki dua macam tangga, yaitu tangga utama yang terdapat disebelah kanan pelamban, dan tangga penteh (atas) yang digunakan untuk naik ke penteh.
Ruangan Rumah Adat Jambi
Kajang lako terdiri atas delapan ruangam yaitu Pelamban, Ruang Gaho, Ruang Masinding, Ruang Tengah, Ruang Balik, Ruang Penteh, dan Ruang Bawah (bauman). Berikut masing-masing fungsi dari ruangan tersebut.
1. Pelamban
Pelamban adalah bagian bangunan yang terletak di sebelah kiri bangunan induk. Lantainya terbuat dari bambu belah yang diawetkan dan dipasang agak jarang untuk mempermudah air mengalir ke bawah.
2. Ruang Gaho
Ruang Gaho adalah ruang yang terdapat di ujung sebelah kiri bangunan dengan arah memanjang. Pada Ruang Gaho terdapat ruang untuk dapur, tempat menyimpan air, dan tempat menyimpan barang.
3. Ruang Masinding
Ruang masinding adalah ruang depan yang berkaitan dengan masinding. Dalam musyawarah adat, ruangan ini dipergunakan untuk tempat duduk orang biasa. Ruangan ini khusus untuk kaum laki-laki karena berfungsi sebagai sarana interaksi sosial.
4. Ruang Tengah
Ruang tengah adalah ruang yang berada di tengah-tengah rumah. Antara Ruang Tengah dan Ruang Masinding tidak memiliki dinding. Ruangan ini memiliki fungsi khusus pada saat pelaksanaan upacara adat karena ditempati oleh para wanita.
5. Ruang Balik Malintang
Ruang Balik Malintang terletak di ujung sebelah kanan bangunan menghadap ke Ruang Tengah dan Ruang Masinding. Lantainya dibuat lebih tinggi daripada ruangan lainnya karena berfungsi sebagai ruang utama. Ruangan ini tidak boleh ditempati oleh sembarang orang. Besarnya Ruang Balik Malintang adalah 2 x 9 m dengan dihiasi ragam ukiran berbentuk ikan.
6. Ruang Balik Menalam
Ruang Balik Menalam atau Ruang Dalam. Ruangan ini terbagi menjadi beberapa bagian yaitu ruang tidur orang tua, ruang tidur anak gadis, dan ruang makan.
7. Ruang Penteh
Ruang Penteh berada di atas bangunan yang berfungsi sebagai tempat menyimpan barang yang tidak terpakai. Posisi ruangan ini terletak di bagian atas bangunan rumah.
8. Ruang Bauman
Ruang Bauman atau ruang bawah ini tidak berlantai dan tidak berdinding, dan dipergunakan untuk memasak pada waktu ada acara adar, pesta, atau kegitan lainnya.
Ragam Hias Rumah Kajang Lako
Ragam hias yang digunakan pada bangunan rumah tinggal Orang Batin adalah ukiran, sedangkan motifnya berupa flora (tumbuh-tumbuhan) dan fauna (binatang). Adanya motif hias tersebut untuk memperindah bentuk bangunan.
Motif flora yang dipakai, antara lain ukiran tampuk manggis yang dipasang di depan Masinding dan di atas pintu, motif bungo tanjung di bagian depan Masinding, dan motif bungo jeruk di luar rasuk (belandar) dan di atas pintu. Ragam hias ini dibuat bewarna untuk memperindah bangunan khususnya Ruangan Masinding dengan makna filosofi kesuburan alam di Jambi.
Motif fauna yang digunakan dalam ragam hias ini adalah motif ikan. bentuknya sudah dimodifikasi ke dalam bentuk dedaunan yang dilengkapi dengan bentuk sisik ikan. Ukiran ini dipasang di bagian Bendul Gaho serta Balik Melintang. Untuk motif kan ini dibuat tidak bewarna.
Baca juga: Rumah Adat Sumatera Barat
Nah, itulah informasi lengkap tentang rumah adat Jambi atau Rumah Kajang Lako atau Rumah mulai dari bentuk bangunan, bagian, dan ragam hias. Rumah adat jambi merupakan salah satu rumah adat yang sangat unik yang membedakannya dengan rumah adat lain di Indonesia. Sekian dan semoga bermanfaat!
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Kajang_Lako
Buku ensiklopedia rumah-rumah adat nusantara