Kapan terjadinya revolusi di Cina? Cina merupakan negara yang memiliki wilayah paling luas di Asia. Selama berabad-abad Cina dikuasai pemerintahan dinasti. Dinasti terakhir yang menguasai Cina adalah dinasti Ching.
Pada masa dinasti Ching ini muncul pemberontakan yang berujung terjadinya revolusi. Adapun latar belakang terjadinya revolusi Cina adalah sebagai berikut.
Daftar Isi
Latar Belakang Terjadinya Revolusi Cina
Secara umum latar belakang terjadinya Revolusi Cina adalah ketidakpuasan rakyat Cina terhadap kekuasaan dinasti Ching yang dianggap lemah, terutama dalam menghadapi pengaruh Barat. Berkembangnya pengaruh Barat di Cina menyebabkan munculnya gerakan rakyat yang menuduh dinasti Ching bekerja sama dengan imperalisme barat
Berikut adalah latar belakang terjadinya Revolusi Cina.
1. Dominasi Inggris
Inggris adalah negara Barat pertama yang membuka jalan masuknya pengaruh Barat di Cina. Sejak tahun 1800 Inggris menyelundupkan candu ke Cina dan sejak saat itulah perdagangan candu meluas di Cina. Inggris mendapat keuntungan yang besar dan rakyat Cina menjadi koran.
Pada bulan Maret 1839, Cina menyita candu dari pedagang Inggris. Peristiwa tersebut menyulut perang antara Inggris dan Cina. Perang tersebut dikenal dengan nama Perang Candu.
Dalam perang tersebut Cina kalah dan menandatangani Perjanjian Nanking. Isi Perjanjian Nanking adalah lima pelabuhan Cina dibuka untuk perdagangan bangsa asing. Inggris mendapat Hong Kong dan mendapat hak ekstrateritorial. Hak Ekstrateritorial yaitu hak untuk hidup di bawah hukum negara asalnya (hukum negara asing yang ditempati tidak berlaku).
Pada tahun 1856-1860 terjadi Perang Candu II. Perang Candu II terjadi antara dinasti Ching melawan Inggris dan Prancis. Terjadinya perang ini dipicu tindakan Cina yang menahan kapal The Arrow milik Inggris di Guangzhou. Tindakan Cina tersebut membuat Inggris marah dan kembali mengobarkan perang.
Dalam Perang Cancu II ini Cina mengalami kekalahan dan menandatangani Treaty of Nanjing yang isinya Cina membuka sebelas pelabuhan, mengizinkan berdirinya kedutaan negara luar, melegalkan impor candu, dan memberi ruang pada aktivitas misionaris Kristen.
2. Terjadi Pemberontakan
Didorong oleh anggapan ahwa dinasti Ching lemah terhadap bangsa asing, kemiskinan rakyat, serta keinginan rakyat untuk membangun masyarakat baru, muncullah pemberontakan-pemberontakan di Cina. Pemberontakan tersebut seperti pemberontakan Tai Ping, pemberontakan Panthay, pemberontakan Dungan I, dan pemberontakan Boxer.
3. Modernisasi Cina
Pada tahun 1861 dimulai gerakan modernisasi di Cina. Sampai dengan tahun 1895 modernisasi yang dilaksanakan meliputi berbagai bidang, seperti kemiliteran, tarif dagang, komunikasi, perkapalan, perkeretaapian, produksi, dan pendidikan.
4. Invasi Jepang
Pada tahun 1894-1895 terjadi perang antara Cina dan Jepang. Dalam perang tersebut, Cina mengalami kekalahan dan harus menyerahkan Pulau Formosa (Taiwan) pada Jepang.
5. Berkembangnya Paham-Paham Baru
Masuknya bangsa asing ke Cina membawa paham-paham Barat. Hal tersebut mendorong munculnya kaum terpelajar yang memikirkan cara untuk bangkit menyelamatkan negerinya. Tokoh nasionalisme Cina yang menonjol adalah Dr. Sun Yat Sen.
Berlangsungnya Revolusi Cina 1911
Pada tanggal 10 Oktober 1911 di Wuchang terjadi Revolusi Cina di bawah pimpinan Sun Yat Sen. Sun Yat Sen menginginkan pembentukan pemerintahan Cina baru berdasarkan pada paham Sam Min Chu I (tiga sendi kedaulatan rakyat, yaitu nasionalisme, demokrasi, dan sosialisme).
Untuk mempersatukan Cina utara dan Cina Selatan, pada tanggal 15 Februari 1912 Sun Yat Sen mengundurkan diri sebagai presiden dan jabatan presiden diserahkan pada Jenderal Yuan Shih Kai. Sun Yat Sen mengundurkan diri ke Kanton dan mendirikan Partai Kuo in Tang (Partai Nasionalis).
Dalam perkembangan selanjutnya, Yuan Shih Kai memimpin secara diktator dengan melarang keberadaan Partai Kuo Min Tang dan ideologi republik. Masa pemerintahan Yuan Shih Kai tidak lama, Cina mengalami kekacauan. Kekacauan tersebut dapat diatasi oleh Sun Yat Sen.
Keberhasilan tersebut mengantarkan Sun Yat Sen menjadi presiden. Namun, masa pemerintahannya tidak lama dan dgantikan oleh Chiang Kai Shek. Chiang Kai Shek berhasil menyatukan Cina Utara dan Selatan.
Setelah itu, Chiang Kai Shek juga berhasil mengalahkan panglima perang. Keberhasilan tersebut didukung oleh Partai Komunis Cina (Kung Chang Tang) yang memengaruhi rakyat (petani di utara) untuk menentang para panglima perang. Chiang Kai Shek khawatir kaum komunis akan berbalik menentangnya. Oleh karena itu, Chiang Kai Shek memerintahkan untuk membantai para pendukung kaum komunis.
Mao Zedong, seorang pendukung komunis dapat lolos dari pembantaian tersebut. Selanjutnya, Mao Zedong memimpin perlawanan terhadap Chiang Kai Shek dan mendapat kemenangan. Mao Zedong pada tahun 1949 mendirikan negara Republik Rakyat Cina (RRC) dengan ideologi komunis.
Chiang Kai Shek beserta pendukungnya kemudian meninggalkan Cina daratan dan menetap di Pulau Formosa. Di Pulau Formoso, Chiang Kai Shek meneruskan Republik Cina dengan mendirikan negara bernama Taiwan dengan ibu kota Taipei.
Dampak Revolusi Cina
Berdasarkan penjelasan revolusi di atas, pengaruh atau dampak Revolusi Cina bagi masyarakat Cina dan dunia adalah sebagai berikut.
- Rakyat massa dipersilahkan mendidik diri dalam mengobarkan revolusi kebudayaan.
- Keberanian untuk melangkah maju telah berhasil menumbangkan yang menganut sistem kapitalis.
- Mencegah terjadinya tuduhan keliru terhadap rakyat revolusioner.
- Sasaran pokok dari revolusi kebudayaan adalah menumbangkan unsur unsur dalam partai komunis yang menganut paham kapitalis.
- Revolusi sosialis yang telah mencapai suatu tahapan baru telah menegakkan orde baru yang mengembangkan gagasan dan kebudayaan baru.
Baca juga: Revolusi Rusia : Latar Belakang dan Dampak
Nah, itulah dia artikel tentang Revolusi Cina beserta latar belakang, proses, dan dampak Revolusi Cina bagi masyarakat Cina dan dunia. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan untuk Anda tentang revolusi paling berpengaruh di dunia dan semoga bermanfaat.