Puasa ramadhan merupakan salah satu puasa wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim. Umat Islam (muslim) yang sudah dewasa atau baligh wajib melaksanakan puasa ramadhan, dan jika ditinggalkan akan mendapat dosa. Lalu apa yang dimaksud dengan puasa ramadhan? syarat, rukun, dan hal apa saja yang membatalkan puasa? Berikut penjelasan lengkapnya.
Daftar Isi
Pengertian Puasa Ramadhan
Puasa ramadhan adalah puasa yang dilaksanakan di bulan ramadhan yang merupakan rukun Islam keempat. Puasa wajib ini mulai diperintahkan pada tahun kedua hijriah, setelah Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah.
Hukum Puasa Ramadhan
Hukum puasa ramadhan adalah fardu ‘ain. Oleh karena itu, jangan sekali-kali meninggalkan puasa Ramadhan tanpa ada halangan yang dibenarkan menurut syariat. Apabila sedang berhalangan melaksanakan puasa Ramadhan, kita wajib menggantinya pada hari lain.
Agar puasa kita menjadi lebih sempurna dan bermakna, marilah kita pahami ketentuannya. Mulai dari syarat, rukun, hal yang membatalkan, sunnah, dan mengurangi pahala puasa, serta orang-orang yang boleh berbuka pada bulan puasa.
Syarat Puasa Ramadhan
Syarat puasa ramadhan dibedakan menjadi dua, yaitu syarat wajib puasa dan syarat sahnya puasa. Berikut masing-masing syaratnya.
1. Syarat Wajib Puasa
Orang Islam berkewajiban untuk melaksanakan puasa apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
- Berakal.
- Baligh (dewasa).
- Mampu berpuasa.
2. Syarat Sah Puasa
Di samping syarat wajib ada syarat lain agar puasa kita menjadi sah, antara lain sebagai berikut:
- Beragama Islam.
- Mumayiz (sudah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik).
- Suci dari darah haid, dan nifas.
- Berpuasa dalam waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa.
Rukun Puasa
Orang yang akan melaksanakan puasa harus memenuhi rukun puasa. Rukun puasa hanya 2 yaitu niat dan menahan diri.
- Niat untuk berpuasa. Ketika hendak berpuasa di bulan ramadhan, lakukan niat di dalam hati dengan ikhlas. Apabila diucapkan, maka niat puasa tersebut adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ الشَّهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shouma ghodin ‘an adaa-i fardhisy syahri romadhoona hadzihis sanati lillaahi ta’aala
Artinya: “Aku niat puasa pada hari esok untuk melaksanakan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala”
Niat melaksanakan puasa dilakukan pada malam hari sebelum memulai puasa dan selambat-lambatnya sebelum terbit fajar. Untuk menjaga agar niat puasa ini tidak terlewatkan, kita boleh mengucapkan niat puasa ini setelah selesai shalat terawih.
- Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
Berpuasa merupakan bentuk ibadah kita kepada Allah Swt. Untuk itu kita harus berhati-hati dalam melaksanakannya. Ada enam perkara yang bisa membatalkan puasa, yaitu sebagai berikut:
- Makan dan minum yang membatalkan puasa adalah apabila dilakukan dengan sengaja. Kalau makan dan minum dengan tidak sengaja karena lupa, hal ini tidak membatalkan puasa.
- Muntah yang disengaja dan dibuat-buat. Apabila muntahnya tidak disengaja, tidak akan membatalkan puasa.
- Berhubungan suami istri. Orang yang melakukan hubungan suami istri pada siang hari di bulan ramadhan dapat membatalkan puasanya.
- Keluarnya daerah haid atau nifas bagi perempuan.
- Gila atau sakit jiwa.
- Keluar cairan mani dengan sengaja.
Hal-Hal yang Disunnahkan dalam Puasa
Orang yang sedang berpuasa disunnahkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Berdo’a ketika berbuka puasa.
- Memperbanyak sedekah.
- Shalat malam, termasuk shalat terawih.
- Tadarus atau membaca Al-Qur’an.
Hal-Hal yang Mengurangi Pahala Puasa
Hal yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa adalah semua perbuatan yang dilarang oleh Islam. Contohnya membicarakan kejelekan orang lain, berbohong, mencaci maki orang lain, dan lain sebagainya.
Orang-Orang yang Boleh Tidak Berpuasa
Berpuasa adalah kewajiban bagi setiap muslim. Akan tetapi, dalam keadaan tertentu boleh tidak berpuasa. Adapun orang-orang yang diperbolehkan meninggalkan puasanya adalah sebagai berikut.
- Orang yang sedang sakit dan tidak kuat untuk berpuasa atau apabila berpuasa sakitnya semakin parah. Namun, ia harus menggantikannya di hari lain apabila sudah sembuh nanti.
- Orang yang sedang dalam perjalanan jauh. Ia pun wajib mengqada atau mengganti puasanya di hari lain.
- Orang tua yang sudah lemah sehingga tidak kuat lagi untuk berpuasa. Ia wajib membayar fidyah, yakni bersedekah tiap hari 3/4 liter beras atau sama dengan itu kepada fakir miskin.
- Orang yang sedang hamil dan menyusui. Kedua perempuan ini kalau khawatir akan menjadi mudarat kepada dirinya sendiri dan anaknya mereka wajib mengqada puasanya sebagaimana orang yang sedang sakit. Kalau khawatir akan menimbulkan mudarat bagi anaknya, ia wajib mengqada puasanya dan membayar fidyah kepada fakir miskin.
Nah, itulah ulasan lengkap tentang puasa ramadhan, mulai dari pengertian puasa ramadhan, syarat sah dan wajib, rukun, hal yang membatalkan puasa, mengurangi pahala puasa, disunnahkan dan orang yang boleh tidak berpuasa. Demikian artikel tentang pendidikan agama Islam bab puasa dan semoga bermanfaat.