Kerajaan Mataram mencapai zaman keemasan pada masa pemerintahan Sultan Agung. Sultan Agung sangat menentang keberadaan VOC di Jawa. VOC yang terus memaksakan kehendaknya untuk mencapai monopoli perdagangan, telah membuat pedagang pribumi mengalami kemunduran dan rakyat menderita.
Alasan Sultan Agung Menyerang Batavia
Oleh karena itu, Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia. Adapun alasan Sultan Agung menyerang Batavia adalah sebagai berikut.
- Tindakan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC.
- VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka.
- VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram.
- Keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan Pulau Jawa.
Pada tanggal 2 Agustus 1628 pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang Batavia. Pasukan Mataram berusaha untuk membangun pos pertahanan, tetapi VOC berusaha menghalangi sehingga pertempuran tidak dapat dihindari.
Pada saat itu gubernur Jenderal VOC adalah J.P. Coen. Pasukan Mataram berusaha mengepung Batavia dari berbagai penjuru, tetapi kekuatan tentara VOC dengan senjatanya yang unggul dapat memukul mundur kekuatan pasukan Mataram. Dalam pertempuran tersebut Tumenggung Baureksa gugur dan serangan Sultan Agung pada tahun 1628 belum berhasil.
Serangan Kedua Kerajaan Mataram Terhadap VOC
Dengan kekalahan tersebut, Sultan Agung segera mempersiapkan serangan yang kedua. Sultan Agung meningkatkan jumlah kapal dan senjata, serta membangun lumbung-lumbung beras untuk persediaan bahan makanan di Tegal dan di Cirebon.
Pada tahun 1629 pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Singaranu, Kiai Dipati Jumilah, dan Dipati Purbaya berangkat menuju Batavia. Namun, persiapan yang dilakukan oleh pasukan Mataram diketahui oleh VOC. VOC mengirim kapal-kapal perang untuk menghancurkan lumbung-lumbung beras. Oleh karena persenjataan VOC lebih lengkap, serangan kedua Sultan Agung pun mengalami kegagalan.
Dengan keberhasilan VOC tersebut, membuat VOC semakin berambisi untuk terus memaksakan monopoli dan memperluas pengaruhnya ke daerah yang lain. Namun di balik hal tersbeut, VOC selalu khawatir dengan kekuatan pasukan Mataram.
Pasukan VOC selalu berjaga-jaga mengawasi segala gerak-gerik pasukan Mataram. Sebagai contohnya adalah pada waktu pasukan Sultan Agung dikirim ke Palembang untuk membantu raja Palembang dalam melawan VOC, di tengah perjalanan langsung diserang oleh VOC.
Walaupun perlawanan Sultan Agung terhadap VOC mengalami kegagalan, semangat dan cita-cita untuk melawan dominasi asing di Nusntara terus tertanam pada jiwa Sultan Agung dan para pengikutnya.
Namun, semangat dan cita-cita untuk melawan dominasi asing tersebut tidak diwarisi oleh raja-raja pengganti Sultan Agung. Mataram menjadi semakin lemah dan berhasil dikendalikan VOC setelah Sultan Agung meninggal pada tahun 1645. Pengganti Sultan Agung adalah Sunan Amangkurat I (1646-1677).
Baca juga: Perlawanan Aceh Terhadap Portugis
Nah, itulah dia artikel singkat tentang perlawanan Sultan Agung Kerajaan Mataram terhadap VOC. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan tentang perlawanan rakyat Indonesia terhadap VOC dan semoga bermanfaat.