Perang Aceh adalah perang Kesultanan Aceh melawan Belanda yang berlangsung pada tahun 1873 hingga 1904. Pada perang tersebut, Kesultanan Aceh menyerah pada Januari 1904, tetapi perlawanan rakyat Aceh masih berlanjut dengan bergerilya. Perang Aceh melawan Beland tidak terjadi begitu saja. Adapun penyebab terjadinya perang Aceh adalah sebagai berikut.
Penyebab Perang Aceh
Adapun sebab umum terjadinya Perang Aceh antara lain adalah sebagai berikut.
- Belanda ingin menetapkan pelaksanaan Pax Netherlandica.
- Aceh merupakan tempat yang strategis setelah dibukanya Terusan Suez.
- Semakin berkembangnya imperalisme modern.
- Politik ekspansi Belanda akibat Traktat Sumatra (tahun 1871) yang berisi Inggris mengizinkan Belanda menguasai seluruh Pulau Sumatra termasuk Aceh.
Sedangkan sebab khusus terjadinya Perang Aceh adalah adanya tuntutan Belanda agar Aceh tidak berhubungan dengan pedagang lain selain Belanda.
Kronologi Perang Aceh (1873–1904)
Perang Aceh bermula pada tanggal 26 Maret 1873 dimana Belanda menyatakan perang kepada Aceh dengan melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen. Pada Apil 1873, Belanda mendarat di Pante Ceureumen di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf Köhler, dan langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman.
Pada perang tersebut Belanda berhasil dikalahkan, bahkan Jenderal Kohler terbunuh. Kemudian Belanda mengirimkan pasukan lagi di bawah pimpinan Jenderal Van Swieten untuk menyerang Aceh dan berhasl menduduki Kotaraja.
Untuk menyelidiki tata negara Aceh, Belanda mengirimkan Dr. Snouck Hurgronje dan berhasil menyelesaikan penelitiannya yang diberi judul De Atjehers (The Acehnese). Dengan hasil penelitian tersebut dapat diketahui kelemahan rakyat Aceh. Snouck Hurgronje mengusulkan kepada belanda agar mengirim Jenderal Van Heutz untuk mengadakan serangan umum di Aceh.
Serangan umum tersebut dikenal dengan serangan Sapurata dari pasukan Marechaussee (Marsose) yang anggotanya terdiri dari orang Indonesia yang sudah dilatih oleh Belanda dan perwira Belanda yang mahir berbahasa Indonesia.
Dalam serangan tersebut, Aceh berhasil dikuasai dan kemudian Belanda membuat Plakat Pendek yang isinya adalah Kerajaan Aceh mengakui daerahnya sebagai bagian dari kekuasaan Belanda, Kerajaan Aceh berjanji tidak akan mengadakan hubungan dengan pemerintah asing, dan Kerajaan Aceh berjanji akan menaati perintah yang diberikan oleh pemerintah Belanda.
Kedudukan Aceh semakin terdesak sejak tahun 1898, Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh, sultan Ace ditawan, Panglima Polim menyerah, dan Cut Nyak Dhien tertangkap.
Baca juga: Perlawanan Aceh Terhadap Portugis
Nah, itulah dia artikel singkat tentang Perang Aceh yang terjadi pada tahun 1873 hingga 1904 melawan Belanda beserta penyebab dan kronoginya. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan tentang sejarah Indonesia dan semoga bermanfaat.