Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Agama » Sejarah » Peran Pedagang Dalam Proses Integrasi Nusantara

Peran Pedagang Dalam Proses Integrasi Nusantara

2 min read

Para pedagang muslim Arab, Persia, dan India telah ikut ambil bagian dalam kegiatan pedagangan di Indonesia sejak abad ke-7. Di samping berdagang, par pedagang islam dapat menyampaikan dan menyebarkan agama Islam.

Perdagangan merupakan saluran islamisasi yang terjadi secara intensif dan dinamis. Hal tersebut tidak tidak terlepas dari beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut.

  • Dalam agama Islam tidak ada pemisahan antara manusia sebagai pedagang dan kewajibannya sebagai muslim untuk menyampaikan ajaran kepercayaannya kepada orang lain.
  • Perdagangan pada masa Islam di Indonesia sangat menguntungkan karena banyak golongan bangsawan dan raja yang ikut dalam perdagangan.

Di sisi lain, dengan datangnya pedagang-pedagang Islam di Indonesia telah mendorong tempat-tempat pedagangan di daerah pantai. Tempat-tempat tersebut, kemudian berkembang menjadi pelabuhan dan kota-kota pantai, bahkan kota-kota pantai yang merupakan bandar dan pusat pedagangan berkembang menjadi kerajaan.

Baca juga: Peranan Ulama Dalam Proses Integrasi Nusantara

Dengan adanya kerajaan-kerajaan Islam tersebut menandai awal terjadinya proses integrasi. Walaupun setiap kerajaan memiliki cara dan faktor pendukung yang berbeda-beda dalam proses integrasinya.

Peran Pelabuhan

Pelabuhan berperan penting dalam penyebaran Islam di Indonesia karena pelabuhan menjadi tempat bertemunya pedagang-pedagang dari berbagai wailayah. Para pedagang akan menginap di tempat itu jika barang dagangannya belum habis.

Pada saat itulah sering terjadi interaksi antara para pedagang dan penduduk setempat (pribumi). Interaksi tersebut menyebabkan adanya perkenalan antara penduduk pribumi dan agama Islam. Mereka melihat para pedagang melakukan salat, mengaji, dan berdakwah.

Fungsi Pelabuhan

Berdasarkan hal tersebut, pelabuhan mempunyai peran yang strategis dalam proses masuknya Islam ke Indonesia. Berikut adalah fungsi pelabuhan.

  • Sebagai tempat persinggahan para pedagang.
  • Untuk memuat atau membongkar barang-barang dagangan.
  • Menjadi tempat transaksi pedagangan (jual beli barang).

Proses Integrasi

Proses integrasi juga dapat dilihat dari kegiatan pelayaran dan perdagangan antarpulau. Kegiatan pelayaran dan perdagangan sudah berlangsung di kepulauan Indonesia sejak zaman dahulu. Pelayaran dan perdagangan tersebut berlangsung dari daerah yang satu ke daerah yang lain, bahkan berlangsung antar negara yang satu dan negara yang lain.

Pada umumnya kegiatan pelayaran dan perdagangan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Hal tersebut menimbulkan pergaulan dan hubungan kebudayaan antara para pedagang dan penduduk setempat. Adanya kegiatan tersebut mendorong terjadinya proses integrasi.

Pada mulanya penduduk di suatu pulau memenuhi kebutuhan hidupnya dengan apa yang ada di pulau tempat tinggalnya. Namun, dalam perkembangannya mereka ingin mendapatkan barang-barang yang ada di pulau lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut terjadilah hubungan dagang antarpulau.

Angkutan yang paling mudah dan murah pada saat itu adalah kapal atau perahu. Terjadinya pelayaran dan perdagangan antarpulau di Indonesia yang diikuti dengan pengaruh di bidang budaya ikut berperan mempercepat perkembangan proses integrasi, misalnya para pedagang di Banjarmasin berdagang ke Makassar atau sebaliknya.

Hal tersebut menyebabkan terjadinya proses integrasi antara masyarakat Banjarmasin (Kalimantan) dan masyarakat Makassar (Sulawesi). Para pedagang dari Makassar dan Bugis memiliki peranan penting dalam proses integrasi. Para pedagang tersebut berlayar ke seluruh kepulauan Indonesia, bahkan ada yang keluar kepulauan Indonesia.

Pusat Perdagangan

Di sumatera terdapat beberapa pusat perdagangan, seperti Aceh, Barus, dan Palembang. Pusat perdagangan di Jawa, seperti di Banten, Sunda Kelapa, Jepara, Tuban, Gresik, Surabaya, dan Blambangan. Pada tahun 1511, Malaka (sebagai bandar terbesar di Asia Tenggara) jatuh ke tangan Portugis. Akibatnya pedagangan Nusantara berpindah ke Aceh dan dalam waktu singkat Aceh berkembang sebagai bandar serta kerajaan yang besar. Para pedagang dari pulau lain datang dan berdagang di Aceh.

Di jawa, sejak awal abad ke-16 berkembang Kerajaan Demak dan beberapa bandar sebagai pusat perdagangan. Kerajaan dan pusat-pusat perdagangan juga berkembang di Indonesia bagian timur. Dengan demikian, terjadilah hubungan dagang antardaerah dan antarpulau. Adanya kegiatan perdagangan antarpulau tersebut mendorong terjadinya proses integrasi yang terhubung melalui para pedagang. Proses integrasi tersebut diperkuat dengan berkembangnya hubungan kebudayaan, bahkan ada yang diikuti dengan perkawinan.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *