Pengertian tabligh (tata cara, unsur, dan fungsi),- Sekarang ini banyak acara keagamaan baik di televisi ataupun di masyarakat yang bertajuk Khutbah, Hal tersebut bukan tanpa maksud, karena acara tersebut bisa membimbing masyarakat khususnya muslim agar bisa mengetahui lebih dalam lagi tantang agama islam. Namun, banyak juga masyarakat muslim yang kurang memahami apa itu khutbah, tabligh dan dakwah. Walaupun hampir sama namun pada dasarnya khotbah, tabligh dan dakwah sejatinya berbeda. Nah untuk itu disini saya akan menjelaskannya satu persatu, dikarenakan pada materi sebelumnya yaitu Khutbah sudah saya jelaskan pada posting sebelumnya, kali ini saya akan membahas mengenai tablig. Berikut penjelasannya.
Baca: Pengertian Khotbah Jumat (Syarat, Rukun, Macam, Fungsi)
Pengertian Tabligh
Tabligh sendiri berarti menyampaikan, berasal dari kata baaga-yuballigu. Tabligh adalah penyampaian atau ceramah keagamaan yang berupaya mengajak manusia untuk berbuat kebaikan dan mencegah dari kemunkaran. Tabligh merupakan salah satu bentuk dakwah, tetapi dahwah bukan hanya semata-mata tablig. Selain tabligh, dalam jenjang aktivitas dakwah uga mengenal taklim, yang bersifat lebih intensif dari tablig. Ada juga takwin yang jauh lebih intensif lagi dari taklim dan tablig.
Jadi dalam tabligh, yang menjadi inti masalah adalah bagaimana agar sebuah informasi tentang agama Islam bisa sampai kepada objek dakwah. Namun, tidak ada tuntutan lebih jauh untuk mendalami suatu masalah itu. Berbeda dengan taklim, intensitasnya lebih mendalam. Orang-orang yang masuk dalam program taklim punya beban lebih, yaitu belajar dan mendalami masalah-masalah ajaran Islam.
Tata Cara Tabligh
Dalam tabligh ada hal-hal yang harus disiapkan dan diperhatikan sebelum seseorang menjalankan tanggung jawab untuk menyampaikan ajaran Islam. Hal tersebut adalah sebagai berikut.
- Bersikap lemah lembut, tidak berhati besar, dan tidak merusak.
- Menggunakan akal dan selalu dalam koridor mengingat Allah Swt.
- Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
- Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan bersama.
- Materi dakwah yang disampaikan harus mempunyai dasar hukum yang kuat dan jelas sumbernya.
- Tidak meminta upah atas dakwah yang dilakukannya.
- Menyampaikan dengan ikhlas dan sabar, harus sesuai dengan waktu, kepada orang dan tempat yang tepat.
- Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, merusak, berselisih, dan mencari-cari kesalahan orang lain.
- Melakukan dakwah dan disertai dengan beramal saleh atau perbuatan baik.
- Tidak menjelek-jelekkan atau membeda-bedakan orang lain karena inti yang harus disampaikan dalam berdakwah adalah tentang tauhid dan ajaran agama Islam yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
Unsur-Unsur Tabligh
- Mubalig khusus yaitu mubalig yang profesional.
- Mubalig umum yaitu mubalig yang hanya sekedar menyampaikan ajaran Islam.
Fungsi-Fungsi Tabligh
- Menanamkan pemahaman tentang urusan agama.
- Membantu mablug dalam pemehaman akidah yang benar.
- Membantu mablug untuk melaksanakan ibadah sesuai yang disyariatkan Allah Swt.
- Membantu mablug dalam bermuamalah dan beretika atau berakhlak baik.
- Mengembangkan dan meningkatkan jiwa, hati, akal, dan jasmani.
- Memperdalam pemahaan tabligh kepada AllaH Swt. Semakin jelas pemahaman tabligh kepada Allah Swt., semakin besar faedahnya bagi tablig itu sendiri.
- Memantapkan tabligh dan jiwa, akal, dan kehidupan manusia. Mentapnya tabligh dalam hati manusia akan menjadikan mereka menghormati dan memuliakannya, lalu meningkatkan mencintai tabligh dan masuk ke dalam barisan orang-orang yang mengamalkannya.
- Mengukuhkan potensi tabligh dalam berbagai faktor. Terdapat tiga sektor utama, yaitu sektor akidah, sektor ibadah, dan sektor muamalah.
- Membekali mubalig dengan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kepandaian.
- Menanggulangi berbagai ujian atau cobaan.
- Memperbanyak kesempatan amal.
- Menumbuhkan semangat untuk melakukan amalan baik.
- Mengikuti pelatihan, dan memberi kesempatan kepada mubalig untuk melaksanakan amal kebajikan dan memberi harapan atau kabar gembira dari sisi Allah Swt.