Jika kita mengamati harga-harga barang atau jasa, tidak ada harga yang tetap atau konstan dari waktu ke waktu, bahkan cenderung naik. Hal tersebut diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara arus uang dan arus barang.
Arus barang mengalir dari hasil produksi perusahaan ke pasar barang dan bertemu dengan arus yang berasal dari pembelanjaan pemerintah dan rumah tangga atau konsumen. Pada keadaan seperti ini, harga akan tercipta.
Jika arus uang dan arus barang berada dalam keseimbangan, harga akan stabil, jumlah penawaran sama dengan jumlah permintaan. Begitu pula jumlah uang yang tersedia di masyarakat.
Jika terjadi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan barang serta arus uang dan arus barang, saat itulah dinamakan Inflasi. Apa yang dimaksud dengan inflasi? Apa penyebab terjadinya inflasi? Berikut informasi lengkapnya.
Daftar Isi
Pengertian Inflasi
Inflasi adalah meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari suatu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.
Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
Ciri-Ciri Inflasi
Adapun ciri-ciri inflasi adalah sebagai berikut.
- Harga barang dan jasa naik secara terus-menerus.
- Jumlah uang yang beredar melebihi kebutuhan.
- Jumlah barang relatif sedikit.
- Nilai uang (daya beli uang) turun.
Jenis-Jenis Inflasi
Inflasi dibedakan berdasarkan berdasarkan sifatnya dan berdasarkan asalnya. Berikut penjelasannya.
1. Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
Berdasarkan sifatnya, inflasi dibagi menjadi empat kategori utama, yaitu inflasi rendah, inflasi menengah, inflasi berat, dan inflasi sangat tinggi.
- Inflasi Rendah (Creeping Inflation). Inflasi rendah adalah inflasi yang besarnya kurang dari 10% per tahun. Inflasi ini dibutuhkan dalam ekonomi karena akan mendorong produsen untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa.
- Inflasi Menengah/Sedang (Galloping Inflation). Inflasi sedang adalah inflasi yang besarnya antara 10%-30% per tahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi dua digit, misalnya 15%, 20%, dan 30%.
- Inflasi Berat (High Inflation). Inflasi berat adalah inflasi yang besarnya antara 30%-100% per tahun, misalnya inflasi yang terjadi pada pertengahan dekade 90-an yang mencapai 60%.
- Inflasi Sangat Tinggi (Hyperinflation). Inflasi sangat tinggi adalah inflasi yang ditandai oleh naiknya harga secara drastis hingga mencapai empat digit (di atas 100%). Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi mengyimpan uang karena nilainya turun sangat tajam sehingga lebih baik ditukarkan dengan carang.
2. Inflasi Berdasarkan Asal
Berdasarkan asalnya, inflasi dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.
- Inflasi yang Berasal dari Dalam Negeri (Domestic Inflation). Inflasi ini terjadi karena adanya beberapa permasalahan yang ada di dalam negeri, baik yang disengaja (kebijakan) maupun yang tidak disengaja. Contoh: adanya bencana alam, gagal panen, kebijakan pemerintah mencetak uang baru untuk menutup defisit anggaran, kebijakan uang longgar, dan sebagainya.
- Inflasi yang Berasal dari Luar Negeri (Imported Inflation). Inflasi ini merupakan bentu inflasi sebagai efek dari terjadinya inflasi di luar negeri. Bahwasanya sekarang ini kita sudah menginjak era globalisasi, di mana hubungan antarnegara sudah begitu terbuka. Dampak yang terjadi di suatu negara, baik secara langsung maupun tak langsung bisa dirasakan oleh negara lain. Apabila suatu negara dalam kehidupan ekonominya banyak bergantung dari negara lain, akan mudah sekali terpengaruh fenomena ini.
Dampak Inflasi
Inflasi dalam perekonomian dapat menimbulkan dampak positif (keuntungan) dan dampak negatif (kerugian).
1. Dampak Positif Inflasi
- Inflasi akan meningkatkan pendapatan bagi para konglomerat/pengusaha.
- Inflasi menguntungkan bagi orang yang memiliki kekayaan dalam bentuk barang berharga seperti emas, karena saat inflasi harga jual barang berharga pasti juga ikut meningkat.
- Buruh yang bergabung dalam serikat kerja yang kuat dapat menurut upah naik, bahkan bisa melebihi dari tingkat inflasi.
- Biaya produksi naik sehingga harga komoditas ekspor ikut naik.
2. Dampak Negarif Inflasi
- Inflasi merugikan orang yang berpendapatan tetap.
- Inflasi merugikan investor.
- Inflasi merugikan kreditur (orang yang memberikan pinjaman kepada pihak lain).
- Daya saing perusahaan menurun.
- Efisiensi menurun karena tingginya biaya produksi.
- Arus impor meningkat sehingga menimbulkan defisit anggaran belanja, neraca perdagangan, dan cadangan devisa.
- Inflasi menimbulkan pengangguran.
Cara Mengatasi Inflasi
Ada tiga cara untuk mengatasi inflasi suatu negara atau daerah, antara lain sebagai berikut.
- Kebijakan moneter atau sering disebut kebijakan uang ketat (figh monet policy), yaitu pengendalian inflasi dengan cara mengendalikan (mengurangi) jumlah uang yang beredar di masyarakat. Ada beberapa cara yaitu politik diskonto (discount policy), politik pasar terbuka (open market operation), politik kredit selektif, dan politik sanering.
- Kebijakan fiskal, yaitu kebijakan pemerintah untuk mengatur anggaran. Ada tiga cara, yaitu menaikkan tarif pajak, menekan pengeluaran pemerintah, dan meminjam dana dari masyarakat.
- Kebijakan sektor riil, yaitu melakukan program-program nyatauntuk mengendalikan harga dan produksi secara langsung. Ada lima cara, yaitu menurunkan subsidi pemerintah, menaikkan atau meningkatkan hasil produksi, mengusahakan peredaran barang dalam negeri menjadi lebih banyak, adanya kebijakan upah, dan menetapkan harga maksimal (price roof) untuk barang-barang tertentu.
Nah itulah dia artikel lengkap mengenai apa itu inflasi? Beserta ciri-ciri, jenis, dampak dan cara mengatasi inflasi. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan tentang inflasi dan semoga bermanfaat.