Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Biologi » Platyhelminthes – Pengertian, Ciri, Struktur dan Klasifikasi

Platyhelminthes – Pengertian, Ciri, Struktur dan Klasifikasi

2 min read

Dalam dunia biologi, dikenal istilah kingdom animalia. Apa itu Kingdom animalia? Kindom animalia merupakan kelompok makhluk hidup kerajaan hewan yang sangat beragam, baik dari bentuk maupun ukuran.

Kingdom animalia adalah organisme eukarotik multiseluler yang tidak memiliki dinding sel seperti halnya tumbuhan. Secara umum, kingdom animalia dibagi menjadi 9 filum kindom animalia.

Dari 9 filum tersebut, ada salah satu filum yang cukup unik, yaitu filum Platyhelminthes. Apa itu filum Platyhelminthes. ciri-ciri dan contohnya? Berikut penjelasannya.

Pengertian Platyhelminthes

Platyhelminthes atau Cacing Pipih adalah salah satu filum dari kerajaan animalia hewan. Kelompok ini mencakup semua jenis cacing pipih kecuali Nemertea yang telah dipisahkan, walaupun dulu termasuk ke dalam kelas Platyhelminthes.

Platyhelminthes umumnya adalah hewan triploblastik dan sebagian hidup sebagai parasit di dalam tubuh hewan serta manusia. Triploblastik sendiri merupakan hewan (dari kingdom Animalia) yang mempunyai 3 lapisan tubuh.

Ciri-Ciri Filum Platyhelminthes

Adapun ciri-ciri Filum Platyhelminthes adalah sebagai berikut.

  1. Bentuk tubuh pipih seperti daun, simetri bilateral, triploblastik aselomata.
  2. Alat pencernaannya berupa roangga gastrovaskuler, ekskresi dengan sel api, sistem saraf tangga tali.
  3. Hidup di air tawar, laut, tanah yang lembap atau sebagai parasit pada hewan atau tumbuhan, dan manusia.
  4. Cacing yang hidup parasit mempunyai lapisan kutikula dan alat isap atau alat kait yang digunakan untuk menempel pada dinding sel inangnya.
  5. Bersifat hermafrodit, reproduksi generatif dengan perkawinan silang, secara vegetatif dengan membelah diri (fragmentasi).

Struktur Tubuh Platyhelminthes

Platyhelminthes adalah cacing yang termasuk ke dalam golongan triploblastik aselomata, karena memiliki 3 lapisan embrional yang terdiri dari endoderma, ektoderma, dan mesoderma.

Namun, pada mesodema cacing ini tidak mengalami spesialisasi sehingga sel-selnya tetap seragam dan tidak membentuk sel khusus. Berikut struktur tubuh Platyhelminthes.

1. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan pada cacing pipih atau Platyhelminthes disebut dengan Gastrovakuler. Sistem pencernaan pada cacing pipih melalui usus, dimulai dari mulut, faring dan kerangkongan.

Setelah melalui kerongkongan, kemudian masuk ke usus yang yang memiliki cabang ke seluruh tubuh, yang berarti makanan disebarkan ke seluruh tubuh.

2. Indera

Beberapa jenis cacing pilih memiliki sebuah bintik mata yang mengandung pigmen yang peka terhadap cahaya yang dinamakan dengan Oseli. Cacing pipih juga memiliki indera peraba dan juga sel komoresptor.

Selain itu, jenis lainnya memiliki indera tambahan seperti telinga (aurikula), pengatur keseimbangan (statosista), dan reoreseptor yang berfungsi mengetahui arah aliran sungai.

3. Reproduksi

Cacing pita termasuk ke dalam hewan hemafrodit, walaupun begitu beberapa jenis diantaranya tidak bisa melakukan perkawinan secara individu.

Jadi, reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual. Dimana reproduksi secara seksual akan menghasilkan gamet, dan untuk fertilisasi ovum terjadi di dalam tubuh.

Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain. Sedangkan reproduksi secara aseksual dilakukan dengan fragmentasi (membelah diri).

Klasifikasi Platyhelminthes

Filum Platyhelminthes dibagi ke dalam tigas kelas, yaitu sebagai berikut.

1. Kelas Turbellaria

Kelas Turbellaria permukaan tubuhnya bersilia (bulu getar), jarang yang bersifat parasit. Contoh: Planaria (Dugesia sp.)

2. Kelas Cestoda

Kelas Cestoda hidup parasit pada alat pencernaan hewan, tubuh terdiri dari segmen-segmen di mana setiap segmen mengandung alat perkembangbiakan (proglotid), dapat dibedakan antara skoleks (kepala) dan leher (strobilus).

Skoleks dilengkapi dengan alat penghisap berkait untuk menempel pada tubuh inang. Contoh: Taenia saginata (cacing pita pada sapi) dan Taenia solium (cacing pita pada babi).

3. Kelas Trematoda

Kelas Trematoda merupakan parasit pad amanusia dan hewan, memiliki alat isap/sucker, daur hidup memiliki inang perantara. Cacing ini ada yang hidup sebagai ektoparasit, misalnya pada ikan.

Ada juga yang hidup sebagai endoparasit, misalnya cacing hati (Fasciola hepatica) pada saluran pencernaan sapi dan domba, Clonorchis sp. pada manusia, Fasciolopsis sp. pada saluran pencernaan, Paragonimus sp. pada paru-paru, dan Schistosoma pada saluran darah.

Baca juga: Arthropoda – Pengertian, Ciri-Ciri, dan Klasifikasi

Nah, itulah pengertian mengenai filum Platyhelminthes atau cacing pipih, beserta ciri-ciri, struktur tubuh dan klasifikasi Platyhelminthes. Demikian artikel yang dapat saya bagikan mengenai salah satu filum hewan, dan semoga bermanfaat.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *