Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Sejarah » Pan Islamisme : Pengertian, Ciri, dan Pengaruh

Pan Islamisme : Pengertian, Ciri, dan Pengaruh

1 min read

Pernahkah Anda mendengar nama Jamaluddin al-Afgani? Sispa tokoh tersebut? Apa hubungan al-Afgani dengan paham Pan Islamisme? Apa itu paham Pan-Islamisme? Berikut kita akan pelajari mengenai paham Pan-Islamisme, tokoh, ciri-ciri dan dampak Pan Islamisme.

Apa itu Pan Islamisme?

Pan-Islamisme adalah suatu paham politik yang bertujuan mempersatukan Islam sedunia di bawah satu negara Islam yang umumnya disebut kekhalifahan. Paham ini lahir pada saat terjadinya Perang Dunia II. Pan-Islamisme merupakan suatu paham yang mengikuti paham yang tertulis dalam al-a’mal al-Kamilah dari Jamal-al-Din Afghani.

Paham ini dicetuskan oleh Jamaluddin al-Afgani (1839-1897) dari Afganistan. Ada yang berpendapat bahwapaham Pan Islamisme telah ada pada diri seorang tokoh pembaru Mesir yang bernama At-Tahtawi (1801-1873).

At-Tahtawi menyebut dua ide, yaitu Islam dan patriotisme. Menurut At-Tahtawu antara ide Islam dan patriotisme tidak bertentangan. Islam dan patriotisme kemudian menjelma menjadi dua bentuk persaudaraan yaitu persaudaraan Islam (ukhuwah islamiah) dan persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wataniah).

Pan-Islamisme muncul saat dunia Islam sedang mengalami kemunduran. Sebaliknya, dunia Barat sedang berusaha menjajah negara-negara Islam, contohnya Inggris yang menguasai negara-negara seperti Afganistan, Mesir, Iran, dan India. Paham Pan-Islamisme mendorong lahirnya negara-negara Islam dan juga gerakan-gerakan nasionalis.

Ciri-Ciri Pan Islamisme

Adapun ciri-ciri paham Pan Islamisme adalah sebagai berikut.

  • Paham politik yang lahir pada saat terjadinya perang dunia ke 2 (April 1939).
  • Paham yang mengikuti paham yang tertulis dalam al-a’mal al-Kamilah dariJamal-al-Din Afghani.
  • Gerakan yang memperjuangkan dan menyatukan umat Islam (muslim) di bawah satu negara Islam yang disebut kekhalifahan.

Baca: Sosialisme – Pengertian, Perkembangan dan Dampak

Kongres Pan Islamisme

Kongres Pan-Islamisme pertama kali berlangsung pada Mei 1926 yang dihadiri 12 negara. Terbentuknya Liga Negara Dunia Islam (Muslim World League) atau Rabithah al-A’lam al-Islami yang didukung 43 negara pada 1962 merupakan bukti konkret aktualisasi Pan-Islamisme.

Liga ini juga mendorong untuk diselenggarakan konferensi-konferensi Islam dan program Islam lainnya. Seruan yang disampaikan Raja Faisal dan Shah Iran pada tahun 1965 bagi terselenggaranya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam untuk para kepala negara muslim di Mekah sesungguhnya merupakan bagian dari usaha mewujudkan Pan-Islamisme.

Lima tahun kemudian sebuah konferensi diselenggarakan di Jeddah dan dihadiri oleh para Menteri Luar Negeri negara-negara muslim berhasil membentuk sebuah lembaga permanen yang dinamakan Organization of Islamic Conference (OIC) atau Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Organisasi yang berkedudukan di Jeddah ini dipandang sebagai upaya maksimal dalam menampung aspirasi Pan-Islamisasi karena telah resmi dilakukan kerja sama antarpemerintah negara-negara muslim.

Pengaruh Pan Islamisme di Indonesia

Pan-Islamisme sebagai gerakan radikal dan progresif sangat disadari oleh imperalisme Barat, termasuk Belanda di Indonesia. Belanda merasa gerakan itu dapat membahayakan kelangsungan kaum imperalisme Barat di Indonesia. Semangat Pan-Islamisme telah membangkitkan rasa kebangsaan yang kuat dengan didasari ikatan keagamaan.

Baca juga: Nasionalisme – Pengertian dan Ciri Nasionalisme

Nah, itulah dia artikel tentang apa itu Pan Islamisme beserta ciri-ciri, kongres pertama dan dampaknya bagi Indonesia. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan tentang salah satu paham dunia yang paling berpengaruh dan semoga bermanfaat.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *