Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Pakaian Adat » Pakaian Adat Riau

Pakaian Adat Riau

4 min read

Pakaian merupakan salah satu simbol yang mencerminkan karakter dan budaya suatu kelompok sosial. Pakaian bukan hanya sekedar kain, melainkan rekam jejak sejarah, pemikiran, juga keyakinan suatu kelompok sosial. Seperti di Indonesia, setiap daerah memiliki pakaian khasnya masing-masing, tak terkecuali Provinsi Riau.

Salah satu provinsi yang memiliki pakaian adat cukup unik dan khas adalah Pakaian adat Riau. Jamil (2005: 15-108), membedakan pakaian adat Riau menurut fungsinya, yaitu sebagai berikut.

Pakaian Harian Melayu Riau

Pakaian harian merupakan sandang yang dikenakan dalam aktivitas sehari-hari. Berdasarkan jenjang usia pemakai, pakaian harian dapat dibedakan menjadi pakaian anak-anak, pakaian dewasa, dan pakaian orang tua.

1. Pakaian Anak

Pakaian untuk anak laki-laki yang masih kecil disebut baju monyet. Setelah beranjak besar, anak laki-laki memakai Baju Teluk Belangga atau Baju Cekak Musang. Terkadang, mereka juga memakai celana setengah, kopiah, dan ikat kepala dari kain segi empat.

Anak laki-laki juga memakai sarung ketika pada saat mengaji dan beribadah. Sedangkan bagi anak perempuan yang belum dewasa mengenakan baju kurung yang selaras dengan kain bermotif bunga atau satu warna dengan kain tersebut.

2. Pakaian Dewasa

Pakian untuk anak laki-laki dewasa disebut Baju Kurung Cekak Musang, yang dilengkapi dengan samping berupa sarung perekat dan kopiah atau ikat kepala. Sedangkan perempuan memakai Baju Kurung Laboh, Baju Kebaya Pendek, dan Baju Kurung Tulang Belut.

Pakaian ini dipadukan dengan kain sarung batik dan penutup kepala berupa selendang atau tudung lingkup. Perempuan yang melakukan kegiatan di ladang atau sawah biasanya menggunakan tutup kepala berupa selandang atau kain belacu yang dinamakan tengkuluk.

3. Pakaian Orang Tua

Pakaian orang tua (laki-laki) setengah baya adalah Baju Kurung Teluk atau Baju Kurung Cekak Musang, yang biasanya terbuat dari kain katun atau kain lejo. Desainnya longgar, sehingga nyaman dipakai. Sementera pakian perempuan setengah baya ada berbagai macam, seperti Baju Kurung Teluk Belanga, Kebaya Laboh, dan Baju Kebaya Pendek yang bisa dipakai ke ladang.

Pakaian Resmi Melayu Riau

Dulu, pakaian resmi dikenakan ketika menghadiri pertemuan resmi yang diadakan oleh pihak kerajaan. Sedangkan hari ini, pakaian resmi dikenakan dalam berbagai acara pemerintahan. Pakaian resmi untuk laki-laki adalah Baju Kurung Cekak Musang, lengkap dengan kopiah, kain samping yang terbuat dari kain tenun Siak, Indragiri, Daik, dan daerah-daerah lainnya di Riau.

Baju Kurung Cekak Musang berupa kain sutra, kain satin, atau kain berkualitas tinggi lainya. Sebagai perlengkapannya antara lain adalah kopiah dan kain samping. Bahan untuk kain samping adalah bahan pilihan, seperti kain songket dan tenun lainnya. Cara mengenakan kain samping ada dua macam, yakni ikat dagang dalam dan ikat dagang luar.

Pakaian resmi untuk perempuan dewasa adalah Kebaya Laboh dan Baju Kurung Cekak Musang. Kedua jenis baju tersebut terbuat dari kain songket atau kain pilihan lainnya, seperti Tenun Siak, Tenun Indragiri, Tenun Trengganu, dan lain-lain. Bnetuk Baju Kurung atau Kebaya Laboh ini disesuaikan dengan bentuk tubuh si Pemakai, namun tidak terlalu ketat. Panjang baju perempuan yang masih gadis adalah tiga jari di atas lutut, sedangkan untuk orang tua banjang bajunya tiga jari dari bawah lutut.

Pakaian Upacara Adat Melayu Riau

Dahulu, upacara adat diselenggarakan oleh pihak Kerajaan Riau, namun kini peran tersebut diambil alih oleh Lembaga Adat Melayu Riau atau oleh pemerintah daerah. Beberapa upacara tersebut adalah upacara penobatan raja, upacara pelantikan, upacara penyambutan tamu, upacara penerimaan anugerah, dan lain sebagainya.

Dalam profesi upacara adat ini, jenis pakaian yang dikenakan perempuan yang masih gadis dan sudah menikah berbeda. Perempuan gadis dan perempuan setengah baya adalah Baju Kebaya Laboh Cekak Musang berwarna hitam yang terbuat dari bahan sutera, sementara perempuan tua mengenakan Baju Kurung Tulang Belut.

Pakaian Upacara Perkawinan Riau

Baju pengantin laki-laki melayu Riau adalah Baju Kurung Cekak Musang atau Baju Kurung Teluk Belangga. Selain Baju Kurung Cekak Musang, busana pengantin laki-laki adalah kain samping bermotif serupa dengan celana dan baju, distar berbentuk mahkota dipakai di kepala, sebai warna kuning di bahu kiri, rantai panjang berbelit dua yang dikalungkan di leher. canggai yang dipakai di kelingking, sepat runcing di bagian depan, dan keris hulu burung serindit pendek yang diselipkan di sebelah kiri.

Sementara busana yang dikenakan perempuan berbeda-beda, tergantung pada jenis upacara adatnya. Pengantin perempuan dalam upacara Malam Berinai memakai Baju Kurung Teluk Belanga. Sedangkan pada upacara Barancam, pengantin perempuan memakai Baju Kurung Kebaya atau Kebaya Pendek. Pada bagian kepala hanya memakai sanggul yang dihiasi dengan bunga-bunga.

Pakaian pengantin perempuan pada Upacara Akad Nikah adalah Baju Kebaya Laboh atau Baju Kurung Teluk. Kemudian, untuk pakaian waktu upacara Bersanding adalah Kebaya Laboh atau Baju Kurung Teluk Belanga. Kecuali pada kasus pakaian sehari-hari yang semakin tergeser oleh model-model Barat, hingga hari ini, masyarakat Riau masih sering mengenakan pakaian adat dalam momen upacara atau perayaan tertentu.

Kebaya Labuh

Kebaya Labuh merupakan salah satu jenis baju kurung yang tersebar di masyarakat etnik Melayu. Konon pakaian ini merupakan jenis tertua yang masih ada hingga sekarang.

Kerbaya Labuh berbentuk semacam kebaya pada umumnya, namun bagian bawahnya menjuntai hingga menutupi lutut. Sebagaimana kebaya pada umumnya, dua sisi bagian depan Kebaya Labu dikaitkan dengan tiga buah kancing, pada jaman dahulu menggunakan peniti, sehingga bagian bawah kebaya labuh tampak melebar dan terbuka. Cara pemakaiannya biasanya dipadukan dengan kain batik sebagai bawahan. Terkadang ditambahkan dengan selendang sebagai tambahan aksesoris.

Kebaya Labuh berbahan kain, baik itu sutera Cina, broked, dan lain-lain. Untuk acara-acara formal, biasanya perempuan Melayu Kapulauan Riau menggunakan bahan sutera Cina yang halus dan sarung songket sebagai bawahan.

Kebaya Labuh juga biasa digunakan sebagai pakaian mempelai perempuan ketika sedang melangsungkan akad nikah. Umumnya hanya mengenakan sanggul lipat pandan yang dihiasi dengan kembang goyang atau bisa juga menggunakan kerudung.

Jenis Kebaya Labuh

Sebagai jenis pakaian tertua, tentunya banyak busana yang merupakan variasi dari Kebaya Labuh, diantarannya Kebaya Labuh Nyonya dan Kebaya Pendek.

Kebaya Labuh Nyonya merupakan pakaian yang biasa dipakai oleh perempuan etnik Cina yang berada di kawasan Melayu. Bentuk dan bahannya tidak berbeda jauh dengan Kebaya Labuh, hanya saja pada bagian depan Kebaya Labuh Nyonya terkadang disematkan sapu tangan.

Baca: Rumah Adat Riau

Kebaya Pendek yang tersebar hampir di seluruh bagian barat Indonesia juga merupakan variasi dari Kebaya Labuh, bagian bawahnya pendek hanya menutupi bagian pinggul pemakaianya. Awalnya kebaya pendek juga dipakai oleh keturunan Cina, namun pada perkembangannya kebaya pendek ini meluas dari segi pengguna maupun dari motifnya. Di kawasan Melayu, kebaya pendek sering disebut sebagai labuh modern.

Teluk Belanga

Teluk Belanga merupakan pakaian adat tertinggi dalam susunan adat Melayu Kepulauan Riau. Baju ini memiliki motif polos, biasanya berwarna tidak terlalu mencolok, meskipun terkadang berwarna kuat seperti merah atau biru tetapi tetap terlihat teduh. Warna yang dipilih biasanya senada dengan calama yang dipakai.

Di antara baju dan calana panjang yang sewarn, dikenakan kain sarung yang diikat biasa setinggi lurut. Terkadang kain sarung difungsikan seperti semacam selandang. Pada bagian kepala awalnya kaum lelaki Melayu Kepulauan Riau mengenakan ikat kepala yang terbuat dari kain persegi empat yang diikat sedemikian rupa, ikat kepala tersebut disebut tanjak. Tanjak biasanya terbuat dari kain songket.

Penggunaan tanjak pada masa ini hanya dipakai ketika menghadiri acara-acara resmi seperti kenduri pernikahan atau acara adat lainnya. Untuk pemakaian sehari-hari, kaum lelaki lebih memilih menggunakan songkok atau peci sebagai penutup kepala.

Awalnya Teluk Belanga maupun Kebaya Labuh merupakan identitas muslim Melayu, tetapi sekarang pemakai kedua pakaian tersebut tidak terbatas pada masyarakat Melayu muslim saja.

Nah itulah dia pakaian adat Riau, mulai dari pakaian harian, resmi, upacara adat, upacara perkawinan dan lain sebagainya. Demikian artikel tentang salah satu dari pakaian adat nusantara, sekian dan semoga bermanfaat.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Pakaian Adat Jambi

Mas Pur
2 min read

Pakaian Adat Aceh

Mas Pur
2 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *