Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Sejarah » Merkantilisme: Latar Belakang dan Dampak

Merkantilisme: Latar Belakang dan Dampak

2 min read

Apa itu Merkantilisme

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, merkantilisme adalah suatu sistem ekonomi untuk menyatukan dan meningkatkan keuangan suatu bangsa dengan melakukan pengaturan pada seluruh ekonomi nasional oleh pemerintah melalui kebijakan dengan tujuan untuk mengumpulkan cadangan emas, memperoleh neraca perdagangan yang baik, mengembangkan sektor pertanian dan industri, serta memegang monopoli perdagangan luar negeri.

Untuk mendapatkan surplus yang besar dalam bentuk logam mulia, suatu negara harus mempertahankan perdagangan berimbang yang menguntungkan. Apabila suatu negara mengekspor lebih banyak dari pada negara lainnya, kelebihan ekspor tersebut harus dibayar dengan tunai dalam bentuk emas.

Ciri-Ciri Merkantilisme

Adapun ciri-ciri merkantilisme adalah sebagai berikut.

  1. Negara merupakan satu-satunya penguasa ekonomi.
  2. Tujuan utama kegiatan perekonomian adalah mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya.

Latar Belakang Merkantilisme

Negara-negara besar Eropa pada masa renaisans berusaha memperkuat kondisi perekonomiannya. Negara-negara tersebut ingin menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan untuk rakyatnya. Oleh karena itulah, diperlukan kondisi perekonomian yang kuat untuk mewujudkannya.

Adanya keinginan untuk menciptakan kondisi perekonomian yang kuat menyebabkan merkantilisme mengalami perkebangan pesat. Merkantilisme yang dijalankan oleh negara-negara Eropa tersebut mendorong berkembangnya kolonialisme dan imperalisme. Negara-negara Eropa tersebut mulai merlakukan kerja sama dalam bidang ekonomi dan terlibat dalam perdagangan internasional.

Adanya perdagangan internasional tersebut mendorong perkembangan pelayaran bangsa-bangsa Eropa. Penjelajahan samudra turut menyebabkan berkembangnya merkantilisme. Penjelajahan samudra dilakukan dengan tujuan berdagang dan melakukan ekspedisi pelayaran.

Dengan penjelajahan samudra berhasil menemukan daerah-daerah baru. Daerah-daerah baru tersebut dimanfaatkan sebagai pasar. Adanya pasar-pasar baru itulah yang mendorong perdagangan internasional dan berkembanglah merkantilisme.

Perkembangan Merkantilisme

Pada abad XVI dan XVII paham merkantilisme berkembang di Eropa. Berikut negara-negara yang menerapkan paham merkantilisme.

1. Merkantilisme Prancis

Paham merkantilisme di Prancis berkembang pada masa pemerintahan Raja Louis XIV (1643-1715). Pelopor merkantilisme di Prancis adalah Jean Baptiste Colbert dan ajarannya disebut dengan colbertismeColbertisme menitikberatkan pada perkembangan industri dalam negeri daripada perdagangan internasional. Berikut aturan-aturan yang ada dalam colbertisme.

  • Menghapus daerah bea cukai dalam negeri sehingga peredaran barang menjadi lancar dan harganya lebih murah.
  • Melarang impor barang yang dapat dihasilkan negeri sendiri. Apabila melakukan impor, barang tersebut dikenai pajak tinggi.
  • Barang produksi dalam negeri yang diperlukan dilarang untuk diekspor.
  • Barang dari luar negeri yang diperlukan untuk mengembangkan perekonomian diberikan keringanan atau dibebaskan dari pajak impor.

2. Merkantilisme di Inggris

Merkantilisme di Inggris dimulai pada zaman pemerintahan Raja Henry VII sampai pada zaman Ratu Elisabeth. Adapun tujuan Inggris menjalankan merkantilisme adalah mendapatkan neraca perdagangan aktif yaitu memperoleh keuntungan besar dari perdagangan luar negeri. Pelaksanaan merkantilisme di Inggris ditandai dengan kenaikan pajak untuk memajukan pelayaran.

Pada masa pemerintahan Ratu Elisabeth I, Inggris mendirikan organisasi dagang East India Company (EIC) pada tanggal 31 Januari 1599. EIC mendapat hak istimewa yaitu hak monopoli perdagangan serta hak menguasai wilayah di India, Kanada, dan Amerika Utara. Merkantilisme di Inggris mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Ratu Elisabeth I dengan tokoh merkantilisme Perdana Menteri Oliver Cromwell (1558-1603).

Untuk melaksanakan merkantilisme Perdana Menteri Oliver Cromwell melakukan tindaka sebagai berikut.

  • Melindungi perikanan dengan cara melarang rakyat memakan daging pada hari-hari tertentu dan menggantinya dengan ikan.
  • Melindungi peternakan dan industri wol melalui Undang-Undang Peci, yaitu setiap pria berusia di atas enam tahun harus mengenakan peci dari wol.
  • Mengeluarkan undang-undang pelayaran yang disebut Act of Navigation.

3. Merkantilisme di Belanda

Pelaksanaan merkantilisme di Belanda menekankan pada kegiatan monopoli perdagangan. Merkantilisme di Belanda dilakukan sejak dibentuknya VOC pada tanggal 20 Maret 1602. Adapun tujuan merkantilisme di Belanda adalah sebagai berikut.

  • Memperluas daerah koloni.
  • Mencari bahan baku untuk industri berupa rampah-rampah, kopi, kelapa sawit, cengkih, teh, dan lada.
  • Memperluas daerah pemasaran.

Pengaruh Merkantilisme bagi Masyarakat Dunia

Merkantilisme yang berkembang di Eropa pada abad XVI telah mendorong munculnya paham-paham baru antara lain imperalisme dan kolonialisme. Kolonialisme adalah penguasaan suatu negara terhadap wilayah lain di luar negaranya sendiri baik dari segi wilayah maupun rakyatnya. Sedangkan imperalisme adalah adalah suatu usaha memperluas kekuasaan suatu negara atau wilayah untuk dapat menguasai negara lain.

Pengaruh Merkantilisme bagi Indonesia

Pelaksanaan merkantilisme di Indonesia mulai dilakukan oleh organisasi dagang milik Belanda, yaitu VOC. Masa kekuasaan VOC menjadi masa awal kolonialisme di Indonesia. Setelah VOC bangkrut, wilayah kekuasaan VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda dengan membentuk pemerintah Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda di Indonesia dipimpin oleg gubernur jenderal.

Adapun pelaksanaan merkantilisme pada masa pemerintahan Hindia Belanda dapat dilihat dari pemberlakukan cultuurstelsel, sistem monopoli, dan praktik kerja paksa. Merkantilisme juga diterapkan oleh pemerintah Inggris. Inggris yang berkuasa di Indonesia sejak tahun 1811-1816 menerapkan kebijakan sewa tanah (landrent) yang diterapkan pada masa Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles.

Merkantilisme di Indonesia telah mendatangkan keuntungan besar bagi negara-negara Eropa, seperti Inggris dan Belanda. Melalui praktik merkantilisme, bangsa-bangsa Eropa menerapkan sistem monopoli, kerja paksa, dan praktik tanam paksa yang mendatangkan penderitaan bagi rakyat Indonesia.

Baca juga: Apa itu Renaissance (Renaisans)

Nah, itulah dia artikel tentang merkantilisme buat yang belum tahu, beserta ciri-ciri, latar belakang, dan pengaruhnya. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan tentang materi pelajaran sejarah dan semoga bermanfaat.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *