Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Agama » Sejarah » Masa Kejayaan Peradaban Bani Abbasiyah

Masa Kejayaan Peradaban Bani Abbasiyah

1 min read

Pada periode pertama pemerintahan bani Abbasiyah mencapai masa keemasan, secara politis para khalifah memang orang-orang yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik sekaligus agama. Di sisi lain kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam.

Peradaban dan kebudayaan Islam berkembang dan tumbuh mencapai kejayaan pada masa bani Abbasiyah. Hal tersebut disebabkan pada masa ini Abbasiyah lebih menekankan pada perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah. Di sinilah letak perbedaan pokok antara dinasti Abbasiyah dan dinasti Ummayah.

Puncak kejayaan dinasti Abbasiyah terjadi pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid (786-809 M) dan anaknya Al-Makmun (813-833 M). Ketika Ar-Rasyid memerintah, negara dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah, keamanan terjamin walaupun ada juga pemberontakan, dan luas wilayahnya mulai dari Afrika Utara sampai ke India.

Lembaga pendidikan pada masa bani Abbasiyah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini sangat ditentukan oleh perkembangan bahasa Arab, baik sebagai bahasa administrasi yang sudah berlaku sejak bani Ummayah maupun sebagai bahasa pengetahuan. Selain itu, juga terjadi dua hal yang tidak terlepas dari kemajuan ilmu pengetahuan yaitu sebagai berikut.

  1. Terjadinya asimilasi antara bahasa Arab dan bahasa bangsa lain yang telah lebih dahulu mengalami kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan. Pada masa bani Abbasiyah, bangsa-bangsa non-Arab banyak yang masuk Islam. Asimilasi berlangsung secara efektif dan bernilai guna. Bangsa-bangsa itu memberi saham tertentu bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam. Pengaruh Persia sangat kuat dalam bidang ilmu pengetahuan. Di samping itu, bangsa Persia banyak berjasa dalam perkembangan ilmu, filsafat, dan sastra. Pengaruh India terlihat dalam bidang kedokteran, ilmu matematika, dan astronomi, sedangkan pengaruh Yunani terlihat dari terjemahan-terjemahan di berbagai bidang ilmu, terutama filsafat.
  2. Gerakan penerjemah berlangsung selama tiga fase. Fase pertama, pada masa Khalifah Al-Mansyur hingga Harun ar-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah buku-buku di bidang ilmu astronomi dan mantik. Fase kedua, terjadi pada masa Khalifah Al-Makmun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah bidang filsafat dan kedokteran. Pada fase ketiga berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas. Selanjutnya bidang-bidang ilmu yang diterjemahkan semakin meluas.

Di zaman Khalifah Harun ar-Rasyid (786-809 H) adalah zaman yang gemilang bagi Islam. Zaman ini kota Bagdad mencapai puncak kemegahannya yang belum pernah dicapai sebelumnya, Harun ar-Rasyid sangat cinta pada sastrawan, ulama, filsuf yang datang dari segala penjuru ke Bagdad. Salah satu pendukung utama tumbuh pesatnya ilmu pengetahuan tersebut adalah didirikannya pabrik kertas di Bagdad. Orang Islam pada awalnya membawa kertas dari Tiongkok. Usaha pembuatan kertas erat kaitannya dengan perkembangan Universitas Islam.

Pabrik kertas ini memicu pesatnya penyalinan dan pembuatan naskah-naskah. Di masa itu seluruh buku ditulis dengan tangan. Ilmu cetak muncul pada tahun 1450 M ditemukan oleh gubernur di Jerman. Di kota-kota besar Islam muncul toko-toko buku yang sekaligus juga berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pengajaran nonformal.

Popularitas bani Abbasiyah ini juga ditandai dengan kakayaan yang dimanfaatkan oleh Khalifah Ar-Rasyid untuk keperluan sosial, seperti rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi. Pada masanya telah ada sekitar 800 orang dokter, selain itu pemandian-pemandian umum didirikan. Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusastraan berada pada zaman keemasannya. Pada zaman inilah negara Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat dan tak tertandingi.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *