Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Bahasa Indonesia » Lawakan Tunggal : Pengertian, Struktur, Prinsip dan Contoh

Lawakan Tunggal : Pengertian, Struktur, Prinsip dan Contoh

4 min read

Lawakan tunggal menjadi istilah yang kurang banyak dikenal dan orang lebih mengenal stand-up comedy. Padahal lawakan tunggal merupakan terjemahan dalam bahasa Indonesia dari stand-up comedy.

Lawakan tinggal (stand-up comedy) sebagai sarana penyampaian kritik terhadap fenomena yang terjadi. Penyampaian kritik tersebut tetap harus memperhatikan kesantunan dalam berbicara maupun bersikap.

Salah satu penyampaian kritik bisa dilakukan dengan lawakan tunggal yang disertai anekdot untuk menambah kelucuan. Adapun pengertian lawakan tunggal, prinsip, dan istilahnya adalah sebagai berikut.

Pengertian Lawakan Tunggal

Lawakan tunggal adalah seseorang yang berdiri di atas panggung dan melakukan monolog komedi untuk menghibur penonton sesuai topik yang dibawakan.

Lawakan tunggal merupakan salah satu genre lawakan yang dimana pelawaknya melakukan lawakan langsung di atas panggung seorang diri dengan cara bermonolog sesuai topik yang dibawakan.

Pelawak tunggal dalam bahasa Inggris disebut stand-up comedy, sedangkan pelawaknya disebut komika (bahasa Inggris: comic)

Lawakan tunggal dilakukan langsung di atas panggung, namun ada juga yang direkam dan didistribusikan sebagai produk jual dalam bentuk DVD atau di televisi.

Prinsip Lawakan Tunggal

Adapun beberapa prinsip-prinsip lawakan tunggal adalah sebagai berikut.

  1. Jangan mencoba menjadi lucu, artinya biarlah penonton menertawakan materi yang dibawakan, bukan menertawakan pelawaknya. Jadi jangan mencoba menjadi lucu seperti memakai pakaian yang aneh, berlagak latah, gagap, dan lain sebagainya.
  2. Jangan menceritakan lawakan basi, artinya pelawak tunggal tidak boleh membawakan materi lawakan yang sudah pernah dibawakan secara umum atau sudah pernah didengar orang banyak. Jadi pelawak tunggal harus membawakan materi original dan belum pernah dibawakan.
  3. Jangan bercerita bertele-tele, artinya pelawak tunggal tidak boleh membawakan lawakan yang terlalu panjang seperti cerita. Jadi pelawak tunggal harus membawakan lawakan yang singkat dan tidak terlalu panjang.
  4. Serius, artinya pelawak tunggal yang tampil harus terlihat serius, namun ridak melakukan ekspresi atau watak kaku dan canggung yang tidak menarik penonton.
  5. Santai, artinya seorang pelawak tunggal harus membawakan materi dengan santai, karena dengan begitu ia akan membawakan materinya dengan lebih mudah.

Struktur Lawakan Tunggal

Struktur lawakan tunggal terdiri atas set-up, punch line, dan rule of three. Adapun masing-masing penjelasannya adalah sebagai berikut.

  1. Set-up adalah bagian yang tidak lucu dari sebuah lawakan yang berfungsi untuk memancing penonton agar mereka penasaran.
  2. Punchline adalah bagian yang lucu dari sebuah lawakan yang berfungsi untuk menyodorkan kejutan kepada penonton.
  3. Rule of three adalah teknik penyampaikan tiga hal yang mengundang tawa penonton yang isinya berupa hal yang tidak terduga, tetapi tetap berkaitan dengan contoh sebelumnya.

Istilah-Istilah dalam Lawakan Tunggal

Berikut adalah beberapa istilah yang terdapat dalam naskah lawakan tunggal beserta contohnya.

1. Set up

Set up adalah bagian yang tidak lucu dari sebuah lawakan tunggal (stand up comedy). Dia hanya berperan sebagai pengantar dan berisi informasi.

Contoh: “Saya ini suka sekali beli sepatu ….”

2. Punch (Punchline)

Punch (Punchline) adalah bagian yang paling penting dari sebuah lawakan tunggal karena ia adalah titik ledak dari sebuah candaan. Komika menyajikan kejutan yang berfungsi membelokkan pikiran penonton karena berisi sesuatu yang di luar kewajaran.

Contoh: “… karena di mana-mana beli sepatu itu beli 1 gratis 1, beli yang kiri dapat juga yang kanan.”

3. Bit

Bit adalah lelucon atau candaan. Bit merupakan gabungan antara Set up dan punch. Setiap naskah terdiri atas beberapa bit yang saling mendukung satu tema dari awal sampai akhir naskah.

Contoh: “Saya ini suka sekali beli sepatu karena di mana-mana beli sepatu itu, beli 1 gratis 1, beli yang kiri dapat juga yang kanan.”

4. Rule of Three

Rule of three adalah teknik penyampaikan tiga hal yang mengundang tawa penonton. Ini adalah contoh ketiga yang membuat penonton tergelak. Isinya hal yang tidak terduga, tetapi tetap berkaitan dengan contoh sebelumnya.

Contoh: “Ada piring kotor pastu dicuci, habis dicuci dielap, habis dielap terbitlah terang.”

5. Open Mic

Open mic adalah ajang latihan bagi komika menguji materinya lucu atau tidak sebelum naik pentas sungguhan.

6. Premis

Presmis adalah kata pengantar yang menggiring penonton kepada serangkaian candaan komika.

7. Timming

Timming adalah waktu yang diberikan kepada komika (pelawak) untuk melawak di atas panggung.

8. Rifing

Rifing adalah teknik komika dalam menarik perhatian penonton di atas pentas. Teknik ini biasanya menggunakan kata sapaan “Hai, teman-teman”, pemberian pantun, pemberian salam, dan sebagainya.

9. Ripping

Ripping adalah teknik komika dalam membalas candaan atau ejekan penonton yang mengganggunya di atas panggung.

10. Hackling atau Hackler

Hackling atau hackler adalah sebutan bagi penonton yang menganggu komika dalam melawak.

11. Act Out

Act out adalah teknik komika dalam memainkan mimik wajah dan gestur tubuhnya.

12. Delivery (Penyampaikan)

Delivery adalah teknik penyampaian materi kepada penonton yang terdiri atas empat unsur, yaitu artikulasi, mic-ing, gestur, dan emosi.

Contoh Lawakan Tunggal

Berikut adalah contoh lawakan tunggal tentang pendidikan.

Sekolah itu nggak afdol kalo belum dikasih PR. Tapi, kadang gue itu males banget ngerjain PR. Akhirnya PR gue kerjain di sekolah, gue berusaha berangkat pagi-pagi. Rajin banget pagi-pagi udah berangkat, padahal biar sempet ngerjain PR di sekolah.

Yang gue sebel tuh kalo ada temen yang nyontek tapi nggak dikasih, gue dibilang pelit. Gue bukannya pelit, tapi dilema tau nggak sih. Nggak dikasih contekan dibilang pelit, mau ngasih contekan juga nggak baik. Yang lebih nyebelin tuh gini, gue ngasih contekan ke temen, eh nilai dia lebih tinggi dari gue.

Waktu gue sekolah pernah guru ngasih tugas buat ngerjain LKS. Trus temen-temen pada belum selesai, aku udah selesai. Gue merasa bangga dong. Trus guru itu deketin gue, kirain gue mau dipuji eh malah dimarahi gara-gara di LKS gue tulis “harga eceran Rp50.000″.

Kalo habis ulangan biasanya ada remidi buat para siswa yang nilainya nggak tuntas. Dengan ikut remidi, siswa berkesempatan memperbaiki nilai. Tapi, kadang soal remidi malah lebih susah dari soal ulangannya. Gmana ceritanya? Ini ibarat driver Gojek disuruh balapan sama Valentino Rossi.

Ngomongin Rossi gue jadi inget MotoGP. Ada yang bilang kalo Marquez itu hebat karena motornya yang emang cepat. Ya iyalah, coba kalo Marquez balapannya pake Mio, yang lain pake motor 1.000 cc, balapannya di Jakarta, Jakartanya lagi banjir. Yang menang Marquez lah, soalnya balapannya jadi lomba dorong motor.

Kalo hari Senin sekolah biasanya ngadain upacara. Dulu lapangan sekolah gue masih tanah, jadi kalo lapangannya becek nggak upacara. Makanya dulu gue seneng banget kalo hari Minggu hujan, berharap lapangan sekolah becek. Tapi, kalo gak hujan, hujan tapi lapangan tidak becek, masih ada harapan. Kali aja pagi-pagi hari senin gerimis.

Di sekolah tuh ada yang namanya ujian nasional, atau disingkat UN. UN di Indonesia tuh nggak jauh-jauh dari yang namanya bocoran. Temen-temen pada patungan buat beli kunci jawaban UN. Sebelum UN pada anak-anak pada sibuk nyatet bocoran. Kalo gue sih enggak, nggak ikut patungan. Parahnya nih, ada yang nulis bocoran di mushola, biar nggak ketahuan. Mungkin malaikatnya bilang gini, “Alhamdulillah anak-anak sebelum mengikuti UN mau doa berjamaah dulu, mau solat dhuha”. Begitu pada masuk sekolah, eh malah pada nulis bocoran. Malaikat di-PHP-in.

Pas UN dimulai, awalnya anteng, lama-lama nyontek. Lu tau dong kode-kode nyontek gimana, misalnya kalo jawabannya A pegang alis. Yang nggak sempet nyontek, pake metode ngitung kancing. Ada yang malah ngawasin pengawas.

Baca juga: Teks Anekdot adalah: Pengertian, Ciri, Struktur, Kaidah, dan Contoh

Nah itulah dia artikel tentang pengertian lawakan tunggal beserta struktur, prinsip dan istilah-istilah yang ada pada lawakan tunggal. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan dan semoga bermanfaat.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *