Pemberontakan APRA, Andi Aziz dan RMS merupakan pemberontakan di Indonesia akibat konflik kepentingan. Perbedaan kepentingan turut memicu terjadinya konflik atau pergolakan yang mengancam integrasi bangsa.
Konflik-konflik yang berkaitan dengan perbedaan kepentingan sering berkaitan dengan vested interest. Vested interest adalah kepentingan yang tertanam dengan kuat pada suatu kelompok.
Kelompok ini biasanya berusaha mengontrol sistem sosial untuk keuntungan sendiri. Dengan sikap suka mengontrol inilah, kelompok-kelompok tersebut sulit melepaskan posisi atau kedudukan yang sudah mereka dapatkan.
Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), pemberontakan Andi Aziz dan pemberontakan Republik Maluku Selalatan (RMS) merupakan beberapa kelompok yang termasuk ke dalam vested interest.
1. Pemberontakan APRA
Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan beberapa pejuang terhadap kebijakan pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS).
Berdasarkan kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB), anggota inti unsur Angkatan Perang Republik Indonesia (APRIS) diambil dari TNI, sedangkan unsur lain diambil dari kalangan bekas anggota Koninklijke Nederlands Indische Leger (KNIL).
Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran anggota KNIL berkaitan dengan kedudukan mereka dalam APRIS. Kekhawatiran itulah yang mendorong beberapa anggota KNIL bergabung dalam pemberontakan APR di Bandung di bawah pimpinan Kapten Raymond Westerling.
2. Pemberontakan Andi Aziz
Pemberontakan Anzi Aziz muncul sebagai bentuk ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (RERA).
Pada awalnya Kapten Andi Aziz merespons positif kebijakan tersebut. Akan tetapi, kedatangan pasukan APRIS dari unsur TNI di Sulawesi Selatan menyebabkan pasukan KNIL khawatir. Di bawah komandi Anzi Aziz, pasukan KNIL menolak masuknya pasukan APRIS dari unsur TNI ke Sulawesi Selatan.
Akhirnya, pada 5 April 1950 pagi sebelum TNI mendarat, pasukan Andi Aziz melancarkan pemberontakan dengan menangkap dan menahan sejumlah anggota APRIS di Makassar.
3. Pemberontakan RMS
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) terjadi karena penolakan kebijakan pemerintah yang ingin membubarkan negara-negara bagian dan menyatukannya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemberontakan RMS dipelopori oleh Christian Robert Seteven Soumokil, mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur (NIT). Selain menentang pembubaran NIT, pemberontakan RMS menghendaki kemerdekaan Republik Maluku Selatan.
Baca juga: 5 Pemberontakan DI/TII di Berbagai Daerah di Indonesia
Nah itulah dia artikel tentang beberapa pemberontakan di Indonesia yang menyangkut konflik kepentingan, yaitu pemberontakan APRA, Andi Aziz dan RMS. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan tentang sejarah Indonesia dan semoga bermanfaat.