Pemberontakan Andi Azis – Pemberontakan INI terjadi di Makassar pada tahun 1950. Pemberontakan ini dilancarkan oleh para mantan serdadu dan perwira KNIL, yang menolah penggabungan dengan TNI dalam APRIS dan berusaha untuk mempertahankan keberadaan Negara Indonesia Timur. Andi Abdul Azis sendiri adalah seorang tokoh militer Indonesia yang dikenal karena keterlibatannya dalam Peristiwa Andi Azis pada tahun 1950.
Latar Belakang Pemberontakan Andi Azis
Rongrongan lainnya terhadap pemerintahan RIS datang dari kapten Andi Azis di Makassar. Pemberontakan ini dilatarbelakangi oleh adanya kekacauan di Sulawesi Selatan pada bulan April 1950. Hal ini disebabkan seringnya terjadi demonstrasi kelompok masyarakat anti-federal untuk mendesak NIT menggabungkan diri dengan Republik Indonesia.
Baca: Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948
Pada pukul 05.00 tanggal 15 April 1950, Kapten Andi Azis bersama pasukannya menyerang markas TNI di Makassar. Pertempuran terjadi, kota Makassar berhasil dikuasai oleh penyerbu. Pemerintah pusat bertindak tegas dalam menghadapi pemberontakan tersebut. Akhirnya, pada tanggal 18 April 1950 pemerintah mengeluarkan instruksi bahwa dalam waktu 4 x 24 jam Andi Azis harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kepada pasukan yang terlibat pemberontakan diperintahkan untuk menyerahkan diri dan semua tawanan dilepaskan. Pada saat bersamaan dikirim pasukan untuk melakukan Operasi Militer di Sulawesi Selatan.
Baca: 5 Pemberontakan DI/TII di Berbagai Daerah di Indonesia
Pemberontakan tanggal 15 April 1950 Andi Azis telah berangkat ke Jakarta setelah didesak oleh presiden NIT, Sukawati. Akan tetapi Andi Azis terlambat melapor sehingga ia ditangkap dan diadili. Tanggal 26 April 1950 pasukan Operasi Militer tiba di Sulawesi Selatan dan terjadilah pertempuran antara APRIS dan pasukan KL-KNIL. Pasukan KNIL terdesak dalam peperangan tersebut, akhirnya pada tanggal 8 Agustus 1950 KNIL meminta berunding. Hasl perundingan adalah kedua belah pihak setuju untuk menghentikan peperangan, dan dalam waktu dua hari KL-KNIL harus meninggalkan Makassar. Baca juga: Peristiwa Pemberontakan Permesta/PRRI