Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Seni Budaya » Konsep Musik Barat – Modal, Tonal, dan Atonal

Konsep Musik Barat – Modal, Tonal, dan Atonal

3 min read

Kata konsep berasal dari bahasa Latin “conceptum” yang artinya sesuatu yang dipahami. Sedangkan secara istilah, konsep adalah abstraksi suatu ide atau gambaran mental yang dinyatakan dalam satu kata atau simbol. Konsep juga berarti sesuatu yang memiliki komponen, unsur, ciri-ciriyang dapat diberi nama. Dengan demikian, konsep adalah ide atau gagasan yang mendasari terbentuknya sesuatu.

Konsep Musik Barat

Dalam konteks musik Barat, konsep diartikan sebagai ide atau gagasan yang mendasari dihasilkannya keindahan, bentuk, harmoni, dan ekspresi emosi musikal dari masyarakat Barat. Tradisi musik Barat awalnya bertujuan spiritual untuk memuji keagungan para dewa, yaitu dewi kesenian bangsa Yunani bernama Musae (cikal bakal nama musik). Alat musik seperti lyra dan anlos menjadi alat musik yang digunakan aliran pemuja Apollo dan Dionysius.

Oleh karena itu, awalnya musik tersusun dari rangkaian suara (vokal dan instrumen) yang membenahi melodi dan harmoni yang terdengar seperti mantra. Susunan nada dalam konsep musik Barat menggunakan skala diatonik yang memiliki tujuh not yang berbeda dalam satu oktaf.

Musik dalam tradisi budaya Barat merupakan bunyi-bunyian atau suara yang berasal dari manusia ataupun benda-benda/alat sebagai garapan utama dalam seni musik. Musik merupakan cabang seni yang harus dinikmati dengan indra audio (indra pendengaran).

Adapun konsep musik Barat terdapat tiga jenis, yaitu musik modal, musik tonal, dan musik atonal. Berikut penjelasannya masing-masing.

1. Musik Modal

Modal berarti setiap karya musik berasal dari salah satu jajaran nada dengan jarak interval tertentu dan tidak ada hubungan khusus antara masing-masing not tagga nada tersebut, kecuali nada besar yang merupakan pusat (finalis tangga nada modal).

Prinsip modal berasal dari musik monofon, yaitu satu lagu saja atau satu melodi line yang dinyanyikan oleh satu atau beberapa orang. Dalam hal ini prinsip modal mirip dengan salah satu prinsip dalam musik karawitan, yaitu sistem pelog/slendri karena tangga nada pelog/slendro lebih berhubungan dengan karakter melodi yangg monofon (horizontal) dan terdapat nada dasar juga sebagai pusat.

Perbedaan dengan prinsip modal di Eropa dapat ditemukan di dalam rangka ketentuan interval karena di Indonesia tidak ada standarisasi jarak interval. Kenyataan ini bukan merupakan kekurangan, melainkan perbedaan yang berdasarkan estetika musik (sejarah, tradisi budaya) yang berbeda.

Karakteristik Musik Modal

Adapun karakteristik musik modal adalah sebagai berikut.

  • Memiliki pusat nada berupa nada dasar.
  • Bersifat monofon.
  • Tidak ada hubungan khusus antara masing-masing tangga nada.
  • Menggunakan tangga nada pentatonik.
  • Bersifat horizontal.

Adapun di Eropa, unsur-unsur pentatonik diubah melalui sistem tangga nada modal. Padahal, karakter pentatonik masih sering muncul pada beberapa karya-karya musik Barat sebagai simbol paling alami. Beberapa karya musik di Eropa dengan unsur pentatonik, yaitu musik manofon abad ke-7 yang namanya Lagu Gregorian, karya Claude Debussy yang berjudul Epigraphes Antique, dan karya Franz Schubert yang berjudul Fruhlingstraum.

2. Musik Tonal

Tonal merupakan istilah musik yang berarti menyatakan bunyi atau warna suara, sedangkan tone berarti bunyi nada itu sendiri. ciri musik tonal adalah memandang bunyi secara vertikal dan horizontal, adanya pusat nada yang didengar atau dirasakan, artinya suatu rangkaian not tidak hanya memiliki hubungan secara horizontal saja, setiap not tidak berdiri sendiri, serta memiliki tangga nada diatonik mayor dan diatonik minor.

Dalam teori musik, skala diatonik adalah komponen dasar teori musik dunia Barat. Skala diatonik memiliki tujuh not yang berbeda dalam satu oktaf. Not-not ini adalah not-not putih pada piano. Dalam notasi solmisasi, not-not tersebut adalah do re mi fa sol la si (kadang “si” direpresentasikan dengan “ti” agar huruf pertama setiap not berbeda).

Skala mayor dimulai dengan not pertama (do) dan berakhir sampai not do yang ada satu oktaf di atas do yang pertama. Dalam teori musik, skala diatonik mayor adalah bagian penting dalam pembangunan tradisi musik dunia Barat. Sakal ini terdiri dari tujuh not dalam satu oktaf, diwujudkan dalam tuts putih dalam alat musik piano, diperoleh dari rangkaian enam nada kelima (fifth) yang berurutan dalam suatu versi meantone temperament, dan menghasilkan dua tetrakor yang dipisahkan dengan interval satu nada bernilai penuh.

Baca: Sejarah Musik Barat

Skala minor alami dapat dicari dalam dua cara, pertama adalah sebagai minor relatif dari sekala mayor yang dimulai pada tingkat keenam skala dan melanjutkan langkah demi langkah melalui tetrakor sampai dengan okaf pertama dari tingkat keenam. Dalam solfege la ti do re mi fa sol.

Alternatifnya, minor alami bisa dilihat sebagai gabungan dari perbedaan tetrakor dari bagian 2-1-2-2-1-2-2, di tempat do re mi fa sol le te do. Harmoni musik Barat sejak renaisans hingga akhir abad XIX berdasar pada skala diatonik dan rangkaian-rangkaian unik yang dihasilkan oleh sistem pengorganisasian ketujuh nada ini.

3. Musik Atonal

musik atonal

Musik atonal adalah garapan musik yang mengabaikan kunci atau tonal center (harmoni tonal). Musik atonal adalah jenis musik tanpa nada dan disonansi yang mungkin memiliki kesamaan, tetapi sebenarnya tidak sama. Ada anggapan bahwa atonal bukan bagian dari musik.

Sebenarnya, jika menganggap atonal bukan bagian dari musik agak kurang tepat. Sebab musik tanpa nada sebenarnya sudah familiar digunakan terutama dalam sejarah musik dan dipahami sebagai sebuah gerakan yang berbeda dimulai sekitar awal abad 20. Atonal sendiri saat itu muncul karena adanya keakraban manusia terhadap nada, tetapi tanpa dibumbui perasaan.

Atonal mengajarkan kita untuk membuat musik berbumbu. Atonal juga ditengarai sebagai awal munculnya musik klasik yang sudah terlihat geliatnya sejak abad 20.  Saat itu musik-musik tanpa nada menjadi fenomena besar selama awal abad 20 karena dipandang sebagai musik alternatif yang lebih harmonis.

Musik tanpa nada sebenarnya ditandai dengan sistem dan teori yang cukup mudah yang nadanya hanya berupa tonal. Awalnya banyak yang mencecar musik atonal karena dipandang tidak jelas, tetapi seiring dengan banyanya musisi atonal yang lahir lambat laun orang-orang pun mulai menyukai musik ini. Musik atonal tidak mengikuti aturan baku atau tanpa memperhatikan tonal nada, tetapi menggunakan tangga nada kromatif. Bisa kita katakan musik atonal ini musik yang bersifat spontanitas.

Baca juga: Pengertian Kritik Musik

Nah itulah dia konsep musik Barat yaitu musik modal, tonal dan atonal beserta penjelasan masing-masing. Demikian artikel yang dapat kami bagikan tentang salah satu materi dalam pelajaran musik dan semoga bermanfaat.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *