Kerajaan Kediri (Kadiri) atau Panjalu adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Ttimur antara tahun 1042 hingga 1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, tepatnya terletak di sekitar Kota Kediri sekarang ini.
Daftar Isi
Kehidupan Politik Kerajaan Kediri
Kehidupan politik pada awal Kerajaan Kediri ditandai dengan perang saudara antara Samarawijaya (berkuasa di Panjalu) dan Panji Garasakan (berkuasa di Jenggala). Pada tahun 1053 M antara keduanya terjadi perebutan kekuasaan.
Pada tahap pertama, Panji Garasakan dapat mengalahkan Samarawijaya. Selanjutnya, di Jenggala berkuasa raja-raja pengganti Panji Garasakan. Setelah itu, tidak terdengar berita mengenai Kerajaan Panjalu dan Jenggala.
Baru pada tahun 1104 M tampil Kerajaan Panjalu dengan rajanya Jayawangsa. Selanjutnya, kerajaan tersebut lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri yang ibu kotanya di Daha,
Raja-Raja Kerajaan Kediri
Kerajaan kediri pernah diperintah oleh 8 Raja, mulai dari Raja Sri Jayawarsa (1104 M) hingga Raja Sri Kertajaya (1194-1222 M). Berikut raja-raja Kerajaan Kediri.
- Sri Jayawarsa (1104 M)
- Sri Bameswara (1117-1130 M)
- Prabu Jayabaya (1135-1159 M)
- Sri Sarwaswera (1159-1161 M)
- Sri Aryeswara (1171 M)
- Sri Gandra (1181 M)
- Sri Kameswara (1180-1190 M)
- Sri Kertajaya (1194-1222 M)
Raja Kerajaan Kediri pada tahun 1117 M adalah Bameswara dan pada tahun 1135 M dipimpin oleh Jayabaya. Raja Jayabaya adalah raja yang sangat terkenal dan meninggalkan tiga prasasti, yaitu Prasasti Hantang atau Ngantang (1135 M), Prasasti Ttalan (1136 M), dan Prasasti Desan Jepun (1144 M).
Tulisan tersebut untuk mengenang kemenangan Panjalu dan Jenggala. Nama Jayabaya di kalangan masyarakat Jawa sangat dikenal karena adanya ramalan atau jangka Jayabaya. Pada masa pemerintahan Jayabaya ini digubah kitab Baratayudha oleh Mpu Sedah dan dilanjutkan oleh Mpu Panuluh.
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri
Raja Jayabaya berhasil mengatasi berbagai kekacauan di kerajaan. Kehidupan Kerajaan Kediri pun menjadi teratur dan rakyat hidup makmur. Mata pencaharian yang penting di Kerajaan Kediri adalah pertanian dengan hasil utamanya padi, selain juga berkembang perdagangan pelayaran.
Kehidupan Kerajaan Kediri Bidang Kebudayaan
Sedangkan dalam budaya, Raja Kerajaan Kediri yang sangat memperhatikan perkembangan budaya kerajaan adalah Raja Kameswara. Pada masa pemerintahannya banyak hasil karya sastra tentang ajaran agama dan kehidupan raja.
Kehidupan di bidang kebudayaan yang menonjol adalah dengan berkembangnya seni sastra dan pertunjukan wayang (wayang panji).
Peninggalan Karya Sastra Kerajaan Kediri
Berikut adalah beberapa karya sastra yang terkenal di Kerajaan Kediri.
1. Kitab Baratayudha
Kitab ini ditulis pada zaman Raja Jayabaya. Kitab ini ditulis untuk memberikan gambaran terjadinya perang saudara antara Panjalu melawan Jenggala. Dalam perang saudara tersebut digambarkan dengan perang antara Kurawa dan Pandawa yang keduanya merupakan keturunan Barata.
2. Kitab Kresnayana
Kitab ini ditulis oleh Mpu Triguna pada zaman Raja Jayaswara. Kitan Kresnayana berisi mengenai perkawinan antara Kresna dan Dewi Rukmini.
3. Kitab Smaradhahana
Kitab ini ditulis oleh Mpu Dharmaja pada zaman Raja Kameswaraa. Kitab Smaradhahana menceritakan tentang sepasang suami istri, Smara dan Rati, yang menggoda dewa Syiwa yang sedang bertapa. Smara dan Rati mendapat kutukan dan mati terbakar oleh api (dhahana) karena kesaktian dewa Syiwa. Namun, mereka dihidupkan lagi serta menjelma sebagai Kameswara dan permaisurinya.
4. Kita Lubdaka
Kitan ini ditulis oleh Mpu tanakung pada zaman Raja Kameswara. Kitab Lubdaka berisi tentang seorang pemburu bernama Lubdaka yang sudah banyak membunuh. Suatu ketika Lubdaka mengadakan pemujaan yang istimewa kepada Syiwa sehingga rohnya yang seharusnya masuk neraka menjadi masuk surga.
Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Kertajaya yang terkenal dengan sbeutan Dandang Gendis. Pada masa pemerintahan Kertajaya terjadi pertentangan antara raja dan para pendeta (kaum brahmana). Pertentangan tersebut terjadi karena Kertajaya bersikap sombong dan berani melanggar adat. Adanya pertentangan tersebut memperlemah pemerintahan di Kediri.
Setelah itu, para brahmana mencari pelindung kepada Ken Arok (penguasa di Tumapel). Pada tahun 1222 M dengan dukungan kaum brahmana, Ken Arok menyerang Kediri dan Kediri dapat dikalahkan oleh Ken Arok.
Sumber Sejarah Kerajaan Kediri
Peninggalan Kerajaan Kediri selain karya sastra yang dapat dijadikan sumber sejarah adalah berita Tiongkok dan prasasti.
1. Sumber Berita Asing
- Kronik Tiongkok Ling Wai Tai Ta (1178 M) yang menyebutkan Pu Chia Lung, merupakan nama lain dari Panjalu dan Kediri.
- Kitab Chi Fan Chi (1225 M) oleh Chau Ju Kua yang menyebut Su-ki-tan, sebuah kerajaan di Jawa Timur yang sebenarnya adalah Kediri.
Baca juga: Kerajaan Mataram Kuno
2. Prasasti
- Prasati Banjaran (1052 M) berisi cerita kemenangan Panjalu dari Jenggala.
- Prasasti Hantang (1052 M), berisi tentang pemerintahan Sri Jayabaya.
Nah, itulah informasi lengkap mengenai Kerajaan Kediri mulai dari kehidupan politik, ekonomi, budaya, dan sumber sejarah Kerajaan Kediri. Demikian artikel yang dapat saya bagikan mengenai Kerajaan Kediri dan semoga bermanfaat.