Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Agama » Sejarah » Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa (Kerajaan Demak)

Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa (Kerajaan Demak)

2 min read

Kerajaan Islam di Jawa (Kerajaan Demak),- Bukti masukya Islam di tanah Jawa terdapat pada makam Ftimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat tahun 475 H atau 1082 M di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Melalui bukti tersebut bahwa Islam itu sudah lama masuk ke Pulau Jawa sebelum bangsa Barat menjejakkan kaki di Puau Jawa. Berikut ini beberapa kerajaan Islam yang berada di Pula Jawa, yang dimulai dari Kerajaan Demak. Berikut Ulasannya.

Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam yang pertama di Pulau Jawa. Kerajaan Demak berdiri sekitar abad ke-15 M. Hal ini didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit pada tahun 1478 dengan ditandai candrasengkala, sirna ilang kertaning bumi yang artinya tahun 1400 saka. Raja pertama kerajaan Demak adalah Raden Patah, yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah. Raden Patah adalah putra Brawijaya V (Raja  Majapahit terakhir) dengan putri dari Campa.

Kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan besar, di bawah kepemimpinan Raden Patah (1481-1518). Negeri-negeri di pantai utara Jawa yang sdah menganut Islam mengakui kedaulatan Demak. Bahkan kekuasaan Demak meluas ke Sukadana (Kalimantan Selatan), Palembang, dan Jambi. Selain it, Demak juga tumbuh menjadi kerajaan maritim karena letaknya di jalur perdagangan antara Malaka dan Maluku. Oleh karena itu, Kerajaan Demak disebut sebagai sebuah kerajaan yang agraris-maritim.

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintah diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja. Hasil kebudayaan Kerajaan Demak yang cukup terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri adalah Masjid Agung Demak. Masjid itu merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam. Masjid Agung Demak selain kaya dengan ukiran-ukiran bercirikan Islam juga memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri disatukan (tatal). Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari Wali Sanga juga pada masa Kerajaan Demak.

Kerajaan Demak dianggap sebagai pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Ajaran Islam berkembang dengan pesat karena didukung oleh peranan Walisongo. Demak banyak melahirkan wali, seperti Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Kudus, dan Sunan Muria. Peranan sunan-sunan yang berasal dari Demak ini sangat besar dalam penyebaran Islam di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada masa pemerintahan Raden Patah, ia didampingi oleh Sunan Kalijaga yang sangat berjasa dalam pembangunan Masjid Demak.

Setelah Raden Patah wafat pada tahun 1518, Kerajaan Demak dipimpin oleh Adipati Unus (1518-1521). Ia menjadi Sultan Demak selama tiga tahun. Kemudian ia digantikan oleh adiknya yang bernama Sultan Trenggana (1521-1546) melalui perebutan takhta dengan Pangeran Sekar Sedo Lepen. Sultan Trenggana adalah raja denga pengaruh terbesar dalam sejarah Demak. Ia cakap, menguasai birokrasi pemerintahan dan strategi militer, serta memiliki pandangan jauh ke dapan. Sultan Trenggan berhasil meluaskan kekuasaannya ke daerah pedalaman. Ia berhasil menaklukan Daha (Kediri), Madiun, dan Pasuruan. Pada saat melancarkan ekspedisi melawan Panarukan, Sultan Trenggana terbunuh. Pada masa Sultan Trenggana, wilayah kekuasaan Kerajaan Demak sangat luas meliputi Banten, Jayakarta, Cirebon (Jawa Barat), Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur. Wafatnya Sultan Trenggana (1546) menyebabkan kemunduran Kerajaan Demak, maka muncul kerajaan Pajang.

Setelah pusat pemerintahan Kerajaan Demak dipindahkan ke Pajang. Kekuasaan Kerajaan Demak berakhir dan berdirilah Kerajaan Pajang. Raja Pertama Pajang adalah Sultan Hadiwijaya. Selanjutnya, takhta Demak diserahkan kepada Aria Pangiri (anak Sunan Prawata) sebagai bupati.

Perpindahan pusat pemerintahan Kerajaan Islam dari daerah pesisir ke daerah pedalaman menimbulkan gejala baru, antara lain sebagai berikut.

  1. Sultan Hadiwijaya bernama ayahnya dan Syekh Siti Jenar ingin menghidupkan kembali budaya Majapahit yang bercampur dengan paham teosofi melalui ajaran tasawuf yang heterodoks.
  2. Kerajaan Pajang lebih mengutamakan kehidupan bidang agraris dan kurang menaruh perhatian terhadap bidang pertahanan dan perdagangan.
  3. Dareha pesisir (Banten, Cirebon, Gresik) berusaha lepas dari kekuasaan Pajang sebagai Kerajaan merdeka.

Nah itulah sedikit penjelasan sejarah mengenai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yaitu Kerajaan Demak, demikian artikel yang dapat saya bagikan mengenai sejarah Islam dan semoga bermanfaat.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *