Salah satu bukti sejarah awal mula datangnya Islam di Jawa adalah Makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang meningga tahun 475 H atau 1082 M di desa Leran, Kecamatan Mantar, Gresik. Diperkirakan Fatimah ini adalah keturunan Hibatullah (salah satu dinasti di Persia).
Selain itu, di Mojokerto juga ditemukan ratusan makam Islam kuno berngka tahun 1374. Diperkirakan makam tersebut adalah makam keluarga istana Majapahit. Dari bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa Islam sudah lama masuk ke Pulau Jawa sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia. Kerajaan Islam pertama di pulau Jawa adalah Kerajaan Demak.
Daftar Isi
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama sekaligus terbesar di pantai utara Jawa. Berdasarkan sejarahnya, Kerajaan Demak dulunya meruakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit, kemudian muncul sebagai kekuatan baru mewarisi legitimasi dari kebesaran Kerajaan Majapahit.
Para ahli memperkirakan bahwa Kerajaan Demak berdiri sekitar tahun 1500. Letak Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah. Pada masa itu berada di tepi laut, berada di kampung Bintara (dibaca “Bintoro” dalam bahasa Jawa). Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
Pada awal munculnya Kerajaan Demak mendapat bantuan dari para bupati di pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah menganut Islam. Sebelumnya, demak bernama Bintoro yang merupakan daerah vasal atau bawahan Kerajaan Majapahit.
Sumber Sejarah Kerajaan Demak
Bukti atau sumber sejarah Kerajaan demak beberapa diantanya masih tersimpan baik di museum yang berada di kompleks Masjid Agung Demak. Berikut beberapa sumber sejarah Kerajaan Demak.
- Masjid Agung Demak.
- Babad Tanah Jawi (kumpulan naskah berbahasa Jawa yang berisi sejarah raja-raja yang pernah bertahta di pulau Jawa).
- Makam Sunan Kalijaga.
- Pintu Bledeg yang dibuat oleh Ki Ageng Selo.
- Bedug dan kentongan Masjid Agung Demak karya Wali Songo.
- Soko Tatal dan Soko Guru (tiang Majid Agung Demak).
- Makam raja-raja Kerajaan Demak.
Faktor Pendorong Berdirinya Kerajaan Demak
Adapun faktor-faktor yang mendorong berdirinya Kerajaan Demak adalah sebagai berikut.
- Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang menyebabkan.
- Raden Patah, pendiri Demak masih keturunan Raja Majapahit Brawijaya V.
- Raden Patah mendapat dukungan dari para wali yang sangat dihormati.
- Banyak adipati pesisir yang tidak puas dengan Majapahit dan mendukung Raden Patah.
- Mundur dan runtuhnya Kerajaan Majapahit.
- Pusaka Kerajaan Majapahit sebagai lambang pemegang kekuasaan diberikan kepada Raden Patah. Dengan demikian, kerajaan Demak merupakan kelanjutan dari Kerajaan Majapahit dalam bentuk baru.
Raja-Raja Kerajaan Demak
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak antara lain sebagai berikut.
- Raden Patah (1500-1518 M)
- Adipati Unus (1518-1521 M)
- Sultan Trenggono (1521-1546 M)
Raden Patah adalah pendiri dan raja pertama Kerajaan Demak yang bergelar Sultan Alam Akbar al-Fatah. Pada masa pemerintahan Raden Patah, Kerajaan Demak berkembang dengan pesat karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasil bahan makanan (terutama beras).
Kerajaan Demak tumbuh menjadi kerajaan maritim karena letaknya di jalur pedagangan antara Malaka dan Maluku. Oleh karena itu, Kerajaan Demak disebut sebagai kerajaan agraris-maritim. Adapun barang dagangan yang diekspor Kerajaan Demak, antara lain beras, lilin, dan madu. Barang tersebut diekspor ke Malaka, Maluku, dan Samudera Pasai.
Wilayah Kekuasaan Kerajaan Demak
Wilayah kekuasaan Kerajaan Demak pada masa pemerintahan Raden Parah cukup Luas, meliputi Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan. Kemajuan Kerajaan Demak dipengaruhi oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis.
Oleh karena Malaka sudah dikuasai oleh Portugis, para pedagang yang tidak simpatik dengan Portugis di Malaka beralih ke pelabuhan-pelabuhan Kerajaan Demak. Selanjutnya, pelabuhan-pelabuhan tersebut berkembang menjadi pelabuhan transit. Selain sebagai pusat pedagangan, Kerajaan Demak tumbuh menjadi pusat penyebaran agama Islam.
Perkembangan Kerajaan Demak
Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaan dan agama Islam berkembang lebih luas. Sultan Trenggono dilantik menjadi raja Demak oleh Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin.
Pada tahun 1552 M, Demak mengirimkan pasukan ke Jawa Barat yang dipimpin oleh Fatahillah. Tujuan pengiriman tersebut adalah menggagalkan terjadinya hubungan antara Kerajaan Padjajaran dan Portugis. Fatahillah berhasil mengusir Portugis serta menduduki Banten dan Cirebon, kemudian Fatahillah mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 22 Juni 1527, kemudian tanggal 22 juni diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Peninggalan Kerajaan Demak
Salah satu hasil peninggalan budaya Kerajaan Demak adalah Masjis Agung Demak yang terkenal dengan salah satu tiangnya yang terbuat dari pecahan kayu (tatal). Oleh karena itu terbuat dari pecahan kayu, tiang tersebut diberi nama saka tatal.
Pembangunan Masjid Agung dipimpin oleh Sunan Kalijaga. Di pendopo masjid inilah Sunan Kalijaga meletakkan dasar-dasar perayaan sekaten yang tujuannya menyebarkan tradisi Islam. Tradisi tersebut sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta dan Surakarta.
Peninggalan kerajaan demak lainnya adalah sebagai berikut.
- Pintu Bledek, yaitu Pintu yang dibuat oleh Ki Ageng Selo pada tahun 1466 dan menjadi pintu utama dari Masjid Agung Demak.
- Soko Tatal, yaitu tiang berdiameter mencapai 1 meter yang berfungsi sebagai penyangga tegak kokohnya bangunan Masjid Demak.
- Piring Campa, yaitu piring pemberian seorang putri dari Campa yang tak lain adalah ibu dari Raden Patah.
- Bedug dan Kentongan, yang terdapat di Masjid Agung Demak juga merupakan peninggalan Kerajaan Demak yang bersejarah dan tak boleh dilupakan.
- Situs Kolam Wudlu, yaitu situs kolam wudlu dibuat seiring berdirinya bangunan Masjid Demak, yang digunakan sebagai tempat berwudlu para santri dan musafir.
- Maksurah, yaitu Maksurah adalah dinding berukir kaligrafi tulisan Arab yang menghiasi bangunan Masjid Demak.
- Dampar Kencana, yaitu singgasana para Sultan yang kemudian dialih fungsikan sebagai mimbar khutbah di Masjid Agung Demak.
Nah, itulah artikel lengkap tentang Kerajaan Demak atau kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, mulai dari letak, sumber sejarah, faktor pendorong, raja-raja, dan peninggalan Kerajaan Demak. Demikian artikel yang dapat saya bagikan menganai Kerajaan Demak dan semoga bermanfaat.