Kebijakan kolonial portugis yang memicu perlawanan lokal adalah salah satu pertanyaan yang sering ada dalam soal pelajaran sejarah Indonesia. Oleh karena itu, pertanyaan ini sering ditanyakan dan dicari jawabannya oleh beberapa siswa.
Portugis adalah salah satu negara Eropa yang pernah melakukan penjajahan di Indonesia, sehingga jejak kolonialisme bangsa Portugis beserta perlawanan penduduk lokal terjadi dimana-mana dan terekam oleh sejarah.
Seperti halnya kolonialisme yang dilakukan oleh bangsa Eropa lainnya, setelah menguasai wilayah di Indonesia, Portugis melakukan beberapa kebijakan. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah kolonial Portugis ini banyak memicu perlawanan lokal.
Lantas apa kebijakan kolonial portugis yang memicu perlawanan dari penduduk lokal? Dalam artikel ini, kita akan menjawab dan membahas pertanyaan tersebut, namun sebelum itu kita bahas terlebih dahulu kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia.
Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia
Bangsa Portugis datang ke Indonesia melalui upaya Vasco da Gama setelah Raja Manuel I memerintahkannya untuk menjelajahi samudra mencari Tanah Hindia untuk mencari rempah-rempah. Sebelumnya, Bartholomeus Diaz mencapai Tanjung Harapan di ujung selatan Benua Afrika pada tahun 1488.
Vasco da Gama berangkat dari Pelabuhan Lisabon pada Juli 1497, mengikuti jejak pendahulunyaBartholomeus Diaz. Setelah singgah di Tanjung Harapan, Vasco da Gama melanjutkan ke Lautan Hindia, tiba di Kalikut dan Goa, India pada tahun 1498. Di Goa, India, Vasco da Gama mendirikan kantor dagang atas nama Portugis.
Setelah menyadari bahwa India bukan penghasil rempah-rempah, Portugis mendengar tentang wilayah Malaka yang terkenal sebagai kota pusat perdagangan rempah-rempah. Selanjutnya, disiapkan ekspedisi yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque untuk menguasai Malaka.
Pada tahun 1511, Portugis berhasil menguasai Malaka. Setelah berhasil menguasai Malaka, Portugis mendekati kepulauan lainnya di Nusantara, dan menemukan kepulauan Maluku sebagai sumber rempah-rempah dan memonopolinya. Setelah masuk ke Nusantara, Portugis secara berangsur-angsur menguasai Maluku.
Kebijakan Kolonial Portugis yang Memicu Perlawanan Lokal
Kebijakan kolonial portugis yang memicu perlawanan lokal adalah monopoli perdagangan rempah-rempah.
Setelah berhasil menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis kemudian melanjutkan perjalanan ke Maluku untuk menguasai rempah-rempah disana, terutama di Ternate.
Pada awalnya kedatangan Portugis ke Ternate disambut baik oleh Raja dan rakyat Ternate, karena dianggap berdagang dengan Portugis akan menguntungkan. Bahkan portugis diberi hak untuk mendirikan benteng dan hak memonopoli perdagangan, khususnya cengkeh.
Namun Portugis melakukan kebijakan tentang harga cengkeh yang terlalu rendah dan membuat rakyat Ternate dan Maluku sengsara. Hal ini berdampak memicu perlawanan dan permusuhan antara Portugis dan rakyat Ternate.
Dampak dari permusuhan ini, Portugis kemudian memindahkan kegiatan dagang mereka ke wilayah Nusa Tenggara sambil menyebarkan misi 3D (Gold, Glory, dan Gospel). Gold berarti mencari kekayaan dengan berdagang, glory berarti mencari kejayaan dengan meluaskan wilayah jajahan. dan gospel berarti menyebarkan agama gerejawi.
Baca juga: Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia
Nah itulah dia artikel tentang kebijakan kolonial Portugis yang memicu perlawanan lokal beserta jawaban dan penjelasan. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan dan semoga bermanfaat.