Kasus-kasus pertikaian yang kerap mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia tentu sangat mengganggu ketentraman. Kasus-kasus tersebut membuat masyarakat tidak merasa aman dan nyaman. Aktivitas mereka pun menjadi terganggu. Selain itu dapat mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pihak hukum.
Pertikaian yang awalnya melibatkan beberapa pihak bisa berkembang menjadi lebih besar. Bahkan hal ini bisa menjadi akar perpecahan bangsa. Oleh karena itu, setiap komponen bangsa berkewajiban mewujudkan integrasi nasional dalam bingkai “Bhinneka Tunggal Ika“.
Sebagai bangsa Indonesia, kita harus menghadapi realitas bahwa bangsa kita adalah bangsa yang majemuk. Untuk mewujudkan kebersamaan, kita harus rela mengesampingkan perbedaan yang ada, bahkan menganggap bahwa perbedaan tersebut merupakan kekayaan yang harus kita syukuri. Dalam mewujudkan integrasi nasional terdapat faktor pembentuk maupun faktor penghambatnya.
Daftar Isi
Faktor Pembentuk Integrasi Nasional
Adapun faktor pembentuk integrasi nasional adalah sebagai berikut.
- Adanya rasa senasib dan seperjuangkan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
- Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
- Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia seperti yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
- Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.
- Penggunaan bahasa Indonesia.
- Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia.
- Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
- Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.
- Adanya rasa sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
- Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk dalam negeri.
Faktor Penghambat Integrasi Nasional
Selain faktor pembentuk integrasi nasional, terdapat juga faktor yang menjadi penghambati integrasi nasional. Adapun faktor penghambat integrasi nasional adalah sebagai berikut.
- Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.
- Kurangnya toleransi antargolongan.
- Kurnagnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar.
- Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.
Apakah Anda masih ingat dengan sejarah perjuangan pahlawan dalam mewujudkan kemerdekaan? Semangat kebangsaan yang mereka terapkan patut kita teladani. Semangat kebangsaan adalah suatu tekad masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama, walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, tenik, atau golongan.
Integrasi nasional sangat penting dalam sebuah negara. Integrasi diperlukan untuk melahirkan kesetiaan baru terhadap identitas baru yang mengiringi terbentuknya negara. Sebagai negara yang baru merdeka dari penjajah, integrasi bangsa penting bagi Indonesia.
Integrasi Nasional Vertikal dan Horizontal
Integrasi nasional di Indonesia dapat dipelajari dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal.
1. Dimensi Vertikal
Dimensi vertikal menyangkut upaya menyatukan persepsi, keinginan, serta harapan antara pemerintah dan rakyat. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan lembaga yang tepat sebagai jembatan dalam mengatasi perbedaan-perbedaan antara pemerintah dan rakyat. Oleh karena itu, integrasi ini biasa disebut dengan integrasi politik.
2. Dimensi Horizontal
Dimensi horizontal berkaitan dengan upaya mewujudkan persatuan di antara perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat. Perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan wilayah tempat tinggal, suku bangsa agama, budaya, dan lain-lain. Integrasi horizontal biasanya disebut integrasi teritorial.
Nah, itulah jawaban lengkap mengenai faktor pembentuk integrasi nasional dan faktor penghambat integrasi nasional di Indonesia. Demikian artikel yang bisa freedomsiana.id bagikan mengenai integrasi nasional dan semoga bermanfaat untuk Anda semua. Jika ada pertanyaan bisa ditanyakan di bawah, terima kasih!