Historiografi adalah? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), historiografi artinya penulisan sejarah. Sedangkan dalam linguistik, historiografi membahas tentang pewarisan dan saling mempengaruhi mengenai ide-ide tentang bahasa atau kebahasaan.
Daftar Isi
Pengertian Historiografi
Historiografi adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Historiografi merupakan tahap terakhir dari kegiatan penelitian untuk penulisan sejarah.
Menulis kisah sejarah tidak hanya sekedar menyusun dan merangkai fakta-fakta hasil penelitian, tetapi juga menyampaikan suatu pikiran melalui interpretasi sejarah berdasarkan fakta hasil penelitian. Untuk itu, menulis sejarah memerlukan kecakapan dan kemahiran.
Dengan demikian, historiografi merupakan rekaman tentang segala sesuatu yang dicatat sebagai bahan pelajaran tentang perilaku yang baik.
Syarat Historiografi
Syarat atau aspek utama yang harus diperhatikan dalam historiografi adalah kemampuan menulis. Dalam menulis sejarah, sejarawan dituntut untuk memiliki kemampuan imajinasi. Dalam imajinasi, tulisan sejarah ibarat suatu karya seni.
Bila seorang sejarawan memepunyai kemampuan berimajinasi yang baik, tulisannya akan enak dibaca. Pembaca seolah olah diajak ke masa lampau dan apa yang diceritakan dalam tulisan tersebut seolah-olah telah menghidupkan masa lampau.
Baca juga: Pengertian Sumber Sejarah
Hal yang Harus Diperhatikan dalam Historiografi
Dalam proses penulisan sejarah atau historiografi harus memperhatikan beberapa hal berikut.
- Bersifat Indonesiasentris atau berpandangan untuk kepentingan bangsa Indonesia.
- Sesuai dengan perkembangan zaman sekarang agar dapat diterima oleh seluruh masyarakat.
- Mengingat bahwa sejarah merupakan bagian dari pembangunan pendidikan karakter bangsa (nation building).
- Memperhatikan struktur dan gaya penulisan sehingga cara penyajian sejarah memiliki unsur-unsur seni serta komunikatif.
Historiografi yang baik biasanya menyajikan latar belakang, kronologi peristiwa, analisis sebab akibat, dan uraian mendalam mengenai hasil penelitian, dampak, serta kesimpulan. Dengan demikian, hasilnya dapat memberikan pemahaman baru yang bermakna kepada pembaca tentang topik tersebut.
Bentuk Historiografi
Bentuk-bentuk historiografi antara lain sebagai berikut.
- Narasi, yang isinya lebih banyak bercerita sesuai dengan apa yang diinformasikan oleh sumber sejarah.
- Deskriptif, yang isinya lebih detail dan kompleks dibandingkan dengan narasi.
- Analistis, yang isinya lebih banyak berorientasi pada penelaahan masalah.
Penulisan sejarah ada dua bentuk, yaitu penulisan yang bersifat deskriptif naratif dan deskriptis analitis. Berikut penjelasannya masing-masing.
1. Deskriptif Naratif
Penulisan yang bersifat deskriptif naratif lebih banyak bercerita sesuai yang diinformasikan sumber sejarah. Informasi dalam tulisan narasi hanya menjawab pertanyaan mengenai apa dan di mana peristiwa tersebut terjadi serta berorientasi terhadap sumber. Selain menceritakan apa yang ada dalam sumber, penulisan deskriptif naratif bersifat terperinci dan kompleks.
2. Deskriptif Analitis
Penulisan yang bersifat deskriptif analitis pada dasarnya mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan. Adapun uraian penulisan deskriptif analitis bersifat problem solving, yaitu memecahkan masalah. Pertanyaan tidak hanya terbatas pada apa, siapa, dan dimana, tetapi juga mengajukan pertanyaan mengapa dan bagaimana. Untuk menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana, sejarawan membutuhkan kemampuan yang bersifat analitis.
Dengan demikian, historiografi tidak hanya sekedar bercerita, tetapi banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mendalam dengan tinjauan berbagai aspek. Penulisan yang baik adalah gabungan antarunsur naratif, deskriptif, dan analitis. Bentuk gabungan ini akan menampilkan unsur cerita, detail sumber, dan analisis terhadap peristiwa sejarah.
Tahapan Historiografi
Biasanya penulisan sejarah atau historiografi mengikuti tiga tahapan sejarah, yaitu sebagai berikut.
1. Pengantar
Biasanya pengantar berisi latar belakang penelitian, beberapa hasil rekontruksi sejarah, teori-teori tentang topik yang diteliti, pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan, serta sumber-sumber sejarah yang digunakan.
2. Hasil Penelitian
Hasil penelitian sejarah merupakan media bagi sejarawan untuk memaparkan keahliannya dalam melakukan penelitian. Pada bagian inilah yang akan menjadi ajang bagi sejarawan untuk mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya. Tanggung jawab tersebut terletak dalam catatan dan lampiran. Setiap fakta yang ditulis harus disertai dengan data yang mendukung.
3. Kesimpulan
Biasanya kesimpulan berisi temuan penelitian sejarawan secara umum, misalnya Anton Lucas yang menyimpulkan bahwa konflik yang etrjadi pada tahun 1945 di Brebes, Tegal, serta Pemalang disebabkan adanya pertentangan antara golongan priayi dan masyarakat biasa.
Kesimpulan Historiografi
Langkah-langkah dalam penelitian sejarah harus dilakukan secara bertahap, artinya harus mendahulukan langkah awal sebelum melakukan langkah selanjutnya. Sebagai contoh, kita harus melakukan kritik sumber terlebih dahulu sebelum melakukan interpretasi.
Penelitian sejarah merupakan proses yang unik, menantang, dan kompleks. Unik karena merekonstruksi peristiwa yang terjadi pada masa lampau dan masih kontroversial. Menantang karena dibutuhkan ketekunan, keterampilan, kerja keras, dan pantang menyerah dalam mencari sumber. Dan kompleks karena menyangkut eksistensi suatu bangsa dan manusia pada masa lampau, masa kini, dan masa depan.
Baca juga: Historiografi Tradisional
Demikianlah informasi yang dapat saya bagikan mengenai historiografi, beserta syarat, alur, dan bentuk. Demikian artikel yang dapat saya bagikan mengenai historiografi dan semoga bermanfaat.
Gak ada daftar pustaka bang
Gk ada gan