Historiografi berasal dari bahasa latin “historiographia” yang terdiri dari dua kata, yaitu historia yang artinya sejarah atau narasi, dan graphia yang artinya penulisan. Penulisan sejarah adalah bagian dari tahapan penelitian sejarah.
Penulisan sejarah dikenal dengan historiografi, dalam tahap ini sejarawan akan menyusun hasil interpretasi berupa fakta sejarah. Bentuk historiografi bisa berupa publikasi dan laporan penelitian sejarah.
Historiografi sejarah Indonesia yang ditulis oleh para sejarawan, baik dari Indonesia maupun luar Indonesia pada umumnya. Historiografi dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut.
Daftar Isi
1. Historiografi Tradisional
Historiografi tradisional adalah penulisan sejarah yang dimulai sejak zaman Kerajaan Hindu-Buddha sampai masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia.
Historiografi merupakan sebuah bentuk dari tradisi penulisan sejarah yang dapat berlaku pada sebuah masa yang mana manusia sudah mulai mengenal macam-macam bentuk tulisan.
Hasil penulisan sejarah dari masa ini sering disebut sebagai naskah dan penulisannya tidak bertujuan untuk mengungkap fakta dan kebenaran suatu sejarah.
Historiografi tradisional didominasi oleh lingkungan keraton serta raja-raja yang mempunyai kepentingan untuk melegitimasi kekuasaan dan mewariskannya kepada generasi berikutnya.
Contoh historiografi tradisional adalah prasasti (masa Hindu-Buddha), Hikayat Kerajaan Aceh, Babad Tanah Jawi, Babad Majapahit, dan lain sebagainya.
Ciri-Ciri Historiografi Tradisional
Adapun ciri-ciri historiografi tradisional adalah sebagai berikut.
- Istana-sentris berpusat pada elit kerajaan atau istana, raja yang menuliskan sejarah berkaitan dengan kekuasaan dan penguasa dalam hal ini kepentingan raja.
- Feodal-aristokratis berfokus pada kehidupan kaum bangsawan feodal, bukan kehidupan rakyat jelata.
- Subjektivitas tinggi, penulis hanya berfokus menuliskan peristiwa penting di kerajaan atas titah raja.
- Memiliki tujuan untuk eksistensi kekuasaan raja agar tetap bertahan.
- Umumnya penulisannya tidak disusun secara ilmiah, dan banyak data yang tercampur antara mitos dna realitas.
- Fakta sejarah sulit dibuktikan.
- Regio-sentris artinya banyak dipengaruhi oleh faktor budaya masyarakat tempat dituliskannya naskah sejarah (berpusat pada kedaerahan).
2. Historiografi Modern
Historiografi modern adalah penulisan sejarah yang menggunakan metodologi atau cara analisiis kritis dan memiliki pedoman pada prinsip sejarah sebagai ilmu.
Historiografi modern merupakan penulisan sejarah dengan bangsa Indonesia sebagai aktor utamanya. Historiografi modern tercipta dari teknik memperoleh fakta-fakta sejarah di Indonesia dan hal ini mulai marak setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.
Menurut sejarawan Sartono visi dasar historiografi modern adalah menempatkan rakyat Indonesia sebagai pemeran serta pelaku utama sejarahnya sendiri.
Sejarah Indonesia ditulis berdasarkan pengalaman serta sudut pandang orang Indonesia sediri, seperti membangun nasionalisme, dan tidak hanya berpusat pada tokoh-tokoh besar tetapi juga menampilkan peran rakyat.
Contoh historiografi modern adalah karya dari Sartono Kartodirjo “Pemberontakan Petani di Banten Tahun 1888“, Bung Karno menyatakan Jas Merah “Djangan Sekali-kali mneinggalkan Sedjarah!”
Ciri-Ciri Historiografi Modern
Adapun ciri-ciri historiografi modern adalah sebagai berikut.
- Indonesia-sentris yang disebut historiografi nasional.
- Menonjolkan peran bangsa Indonesia.
- Bersifat kritis analitis dengan menggunakan pendekatan multidimensional.
- Mengungkapkan micro history sehingga yang dihasilkan adalah sejarah populis, bukan sejarah elitis.
- Mengungkapkan dinamika masyarakat dari setiap aspek kehidupan yang dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk memperkaya penulisan tentang sejarah Indonesia.
3. Historiografi Kolonial
Historiografi kolonial adalah penulisan sejarah yang menjelaskan mengenai masalah penjajahan atas Indonesia oleh Belanda. Historiografi kolonial berciri khas Eropa-Sentris atau Belanda-Sentris.
Karena ditulis oleh sejarawan dan ilmuan Eropa, pandangannya cenderung berangkat dari kacamata bangsa Eropa. Fokus utama historiografi kolonial adalah kehidupan warga Belanda di Indonesia (Hindia-Belanda).
Contohnya historiografi kolonial adalah aktivitas-aktivitas warga Belanda, pemerintahan kolonial, serta rakyat Indonesia yang terjajah Belanda. Contoh lainnya karya Thomas Stamford Rafles The History of Java yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1817.
Selain itu ada pula Belanda-Sentris, yaitu tulisan sejarah yang dibuat oleh sejarawan dan ilmuan Belanda yang kuat dengan pandangan bangsa Belanda. Sebagai contoh De Atjeher (1893) karta Christian Snouck Hurgronje.
Ciri-Ciri Historiografi Kolonial
Adapun ciri-ciri historiografi kolonial adalah sebagai berikut.
- Bersifat Eropa-sentris atau Belanda-sentris.
- Berisi sejarah tentang berbagai bangsa Eropa yang pernah singgah dan bahkan berkuasa di Nusantara.
- Orang Indonesia hanya dijadikan objek sejarah dan Belanda atau penjajah sebagai subjek sejarah.
- Tokoh sejarah merupakan orang-orang belanda.
- Sifat lain tulisannya yaitu diskriminatif.
- Menganggap bahwa Hindia Timur (Indonesia) belum memiliki sejarah sebelum kedatangan orang-orang Eropa/Belanda.
- Bentuk tulisan yaitu berupa laporan-laporan.
- Merupakan sejarah orang Belanda di Hindia Timur (Indonesia).
- Isinya berupa sejarah politik dan tokoh-tokoh besar.
4. Historiografi Nasional
Historiografi nasional adalah penulisan sejarah yang ditulis oleh sejarawan Indonesia menggunakan sudut pandang bangsa Indonesia sendiri.
Histroriografi nasional bersifat Indonesia-sentris dengan metodologi sejarah Indonesia dan pendekatan multidimensional serta bertujuan untuk membangun karakter bangsa hal ini sesuai dengan visi dari negara ini.
Penulisan sejarah Indonesia (historiografi nasional) muncul setelah revolusi kemerdekaan Indonesia dan dilatar belakangi oleh penulisan sejarah masa kolonial yang bersifat Belanda sentris.
Historiografi nasional bertujuan menunjukkan jati diri serta identitas sebagai bangsa yang telah merdeka, serta diharapkan mampu menjadi alat pemersatu bagi keberadaan bangsa Indonesia yang baru.
Contoh dari historiografi nasional adalah buku sejarah nasional Indonesia jilid I-IV, dibawah bendera revolusi karya dari Ir. Soekarno, dan Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara, karya R. Moh. Ali.
Ciri-Ciri Historiografi Nasional
Adapun ciri-ciri historiografi nasional adalah sebagai berikut.
- Bersifat Indonesia-sentris.
- Mengingat adanya character and nation-building.
- Sesuai dengan pandangan hidup Bangsa Indonesia.
- Disusun oleh orang-orang atau penulis-penulis Indonesia sendiri, mereka yang memahami dan menjiwai, dengan tidak meninggalkan syarat-syarat ilmiah.
Baca juga: Pengertian Historiografi, Syarat, Bentuk, dan Tahapan
Nah itulah dia artikel tentang pengertian historiografi tradisional, modern, kolonial, dan nasional beserta ciri-ciri dan contohnya. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan dan semoga bermanfaat.