Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Bahasa Indonesia » 6 Gaya Bahasa dalam Cerpen Hikayat

6 Gaya Bahasa dalam Cerpen Hikayat

1 min read

Kaidah kebahasaan yang kental dalam cerpen salah satunya adalah gaya bahasa atau majas. Gaya bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam kemampuan berbahasa.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gaya bahasa adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis; keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra, dan ciri khas dalam bentuk tulis atau lisan.

Berbicara mengenai gaya bahasa dalam cerpen, berikut adalah beberapa macam-macam majas atau gaya bahasa yang umumnya digunakan dalam teks hikayat.

1. Simile

Simile atau majas perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang berbeda, tetapi dianggap memiliki kemiripan/persamaan. Pengungkapan dengan perbandingan yang dinyatakan secara langsung ini biasanya ditandai dengan penggunaan kata hubung, seperti ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, penaka, serupa, dan lain-lain.

Contoh:

  • Seperti air di daun keladi, perasaannya selalu berubah-ubah.
  • Tubuhnya seperti tiang yang tinggi menjulang.

2. Metafora

Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama. Umumnya, metafora adalah perumpamaan yang diwakili oleh gabungan kata yang menimbulkan makna baru.

Contoh:

  • Gadis itu menjadi buah bibir di kampung kami.
  • Raja siang keluar dari ufuk timur.

3. Hiperbola

Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan, dan pengaruhnya.

Contoh:

  • Suara Anto menggelegar menembus angkasa.
  • Gedung-gedung perkotaan telah mencapai langit.

4. Personifikasi

Personifikasi atau penginsanan adalah gaya bahasa yang melekat sifat-sifat insani/manusiawi kepada benda yang tidak bernyawa atau ide yang abstrak.

Contoh:

  • Embusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
  • Kupu-kupu aneka warna menari-nari mengitari bunga yang sedang mekar.

5. Litotes

Litotes adalah gaya bahasa yang mengurangi, melemahkan, atau melunakkan apa yang sebenarnya dimaksudkan. Majas ini mengungkapkan sesuatu dengan menurunkan kualitas dari kenyataan yang sebenarnya.

Contoh:

  • Silahkan masuk ke dalam gubuk kami. (Sebenarnya rumahnya mewah).
  • Ini hanya ala kadarnya dari kami. (Merendah hati)

6. Antonomasia

Antonomasia adalah sebuah ungkapan dengan gaya bahasa yang menyatakan suatu hal dengan menjelaskan sifat atau karakteristik dari hal tersebut. Dalam majas ini sifat atau karakteristik tersebut dijadikan sebagai identitas pengganti nama atau nama lain dari suatu hal yang dinyatakan dalam kalimat.

Contoh:

  • Siapa lagi kalau bukan si pintar itu yang mewakili sekolah kita dalam perlombaan cerdas cermat ini?
  • Negeri Matahari Terbit berhasil menjaga kondisi ekonominya meski dalam keadaan pandemi.

Baca juga: 6 Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi

Nah itulah dia artikel tentang 6 gaya bahasa dalam cerita pendek hikayat beserta penjelasan dan contohnya. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan dan semoga bermanfaat.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *