Mas Pur FollowSeorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!
Home » Seni Budaya » Fungsi, Sifat, dan Unsur Nilai Seni (Lengkap)
Fungsi, Sifat, dan Unsur Nilai Seni (Lengkap)
2 min read
Seni rupa terapan nusantara telah berkembang sejak zaman prasejarah. Berbagai karya seni rupa terapan tersebut diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seni terapan tersebut terus berkembang hingga saat ini. Seni rupa terapan tradisional nusantara masih bersifat konvensional, yaitu masih bersikap menerima aturan-aturan yang sudah terbiasa dilakukan oleh masyarakat terdahulu.
Namun, hal itu hanya terdapat pada masyarakat pedesaan. Pada masyarakat perkotaan atau masyarakat desa yang terpengaruh daerah wisata, revolusi telah terjadi pada setiap bentuk karyanya. Perubahan tersebut terdiri dari berbagai segoi, seperti segi bahan, gagasan, dan teknik. Setiap perubahan yang terjadi menjadi variasi yang akan memperkaya seni rupa terapan Nusantara.
Fungsi karya seni amat beragam. Bahkan, sebuah karya seni dapat memiliki beberapa fungsi sekaligus. Seni dalam kehidupan manusia memiliki peran dan fungsi psikologis, sosial, ekonomi, dan budaya, bahkan lebih luas dari pada itu. Beberapa fungsi seni yang lazin antara lain sebagai berikut.
Penggalian nilai keindahan. Sehingga mampu merangsang masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Pembelajaran masyarakat. Seni sebagai proses pembelajaran masyarakat terhadap segala sesuatu, baik-nilai-nilai maupun fenomena alam.
Penyadaran sosial budaya. Proses penyadaran terhadap suatu peristiwa, baik sejarah, sosial, budaya, maupun yang lainnya.
Pemaknaan. Seni mengangkat kehidupan masyarakat ke arah yang lebih bermakna.
Pemberdayaan sosial sehingga seni mampu mengisi dan memengaruhi zamannya.
Pembudayaan dan dokumen sejarah. Objek atau peristiwa tertentu dibudayakan sehingga memiliki makna.
Pemanusiaan teknologi dan peningkatan kualitas hidup manusia.
Penyampaian ajaran keagamaan.
Penjaga nilai. Seni sebagai penjaga norma dan nilai keindahan dalam kehidupan masyarakat.
2. Sifat Seni
Seni memiliki sifat dan karakteristik tertentu yang tidak ditemukan dalam bidang lain. Salah satu sifat utama seni adalah sebagai objek maupun sebagai wahana kreativitas penciptanya. Seni secara garis besar memiliki sifat untuk memenuhi aspek kognitif (pengetahuan) manusia dan kebutuhan fisiknya.
Seni modern memiliki sifat bebas dan demokratis (mandiri dan liberal) yang siap untuk dikritik dan terbuka terhadap pembaharuan. Jargon ‘seni untuk seni’ sebagaimana berkembang di awal abad ke-20, yang kemudian melahirkan istilah ‘seni atas’ (high art), kini telah mengalami perubahan. Dengan demikian, seni masa sekarang cenderung bersifat mandiri dan menjadi bagian dari kehidupan kreativitas manusia sehari-hari.
Secara umum, sifat seni itu dapat diamati melalui karakter dari berbagai ungkapan rupa, gagasan, maupun tujuan karya itu dibuat. Di antara masing-masing sifat, sebenarnya terjadi tumpang-tindih. Namun demikian, dalam beberapa segi terdapat penekanan utama sejalan dengan proses dan tujuan pembuatan karya. Sifat seni tersebut antara lain sebagai beirkut.
a. Simbolis
Karya seni tradisional umumnya dipenuhi warna perlambangan, baik dalam bentuk metafora binatang, tumbuhan, bangunan, atau figur manusia. Metafora binatang dan tumbuhan banyak kita jumpai di candi-candi, motif hias kain batik, bahkan perabotan sehari-hari. Warna-warna yang dipilih kerap pula melambangkan sesuatu, seperti warna emas melambangkan kekuasaan, warna merah melambangka keberanian, atau warna biru melambangkan alam.
b. Mitologis
Tokoh-tokoh legenda dan mitos sudah ada dalam benda-benda seni. Seni pewayangan seperti Pandawa Lima, Gatotkaca, Kurawa, Rahwana, Durna, dan sebagainya merupakan seni rupa yang bersifat mitologis.
c. Religius
Karya seni dipergunakan untuk menunjang kegiatan ritual dan penyampaian ajaran keagamaan.
Simbol-simbol keagamaan. Banyak simbol kegamaan yang dibuat secara rumit dan indah sehingga mengugah umat yang menggunakannya. Hal itu dapat kita jumpai pada berbagau bangunan ibadat, ornamen pendukung, media penyampaian ajaran, model pakaian, maupun alat-alat penunjang kegiatan ritual.
Bersifat magis. Contohnya pada karya seni kesenian yang dikeramatkan, baik berupa patung, peralatan, batu nisan, ataupun benda kesenian lainnya.
Media penyampaian ajaran agama. Misalnya seperti yang dilakukan oleh para wali melalui pagelaran wayang, karya sastra, kaligrafi, maupun wujud pakaian.
Titah agama. Bagi agama yang menekankan tentang pentingnya keindahan, misalnya saja ajaran bahwa Tuhan itu amat mencintai keindahan, menciptakan karya yang indah sangatlah penting. Berdasarkan hal tersebut, berkembang pula musik rohani, pakaian rohani, dan suara pujian-pujian yang disertai tetabuhan yang indah.
Kepekaan moral. Melalui penghalusan budi pekerti dan kepekaan rasa, manusia secara tidak
langsung dibangun kesadaran moralnya untuk hidup lebih baik, tertib, dan indah.
3. Unsur Nilai Seni
DI samping memiliki sifat-sifat praktis, seni juga diakui mengandung nilai-nilai luhur yang membangun jiwa anak bangsa hingga lebih berkualitas.
a. Nilai Kebenaran
Nilai kebenaran seni terletak pada kejujuran pengungkapan. Segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati dan pikiran dapat ditampilkan secara gamblang apa adanya.
b. Nilai kebudian
Nilai-nilai kebudian seni terletak dalam kepekaan dan kehalusan pengungkapan, sehingga segala sesuatu yang bersifat baik, arif, berjiwa luhur, penuh renungan, agung, dan sebagainya, dapat ditampilkan dalam media, baik secara tersirat maupun tersurat.
c. Nilai Keindahan
Nilai keindahan seni terletak pada pengungkapan ekspresif-ekspresif segala yang berkaitan dengan rasa estetis melalui teknik, bahan, dan konsep yang mampu menciptakan kebaruan, rasa haru, atau ketertiban lingkungannya.
d. Nilai religius
Nilai religius terletak pada pengungkapan kebesaran karya ilahi dan pemujaan terhadap kebesaran-Nya.
Mas Pur FollowSeorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!