Tahukah Anda bahwa sebagian besar makanan yang dijual di supermarket merupakan makanan yang sudah mengalami proses pengawetan, sehingga makanan tersebut bisa awet dan tahan lama dengan jangka waktu tertentu.
Pengawetan makanan adalah cara atau metode yang digunakan untuk menciptakan makanan yang memiliki daya tahan yang lama ketika disimpan, serta mempertahankan sifat fisik dan kimia makanan.
Pengawetan makanan secara garis besar dibedakan menjadi tiga, yaitu pengawetan secara fisika, pengawetan secara kimia dan pengawetan secara biologis. Nah penambahan enzim atau fermentasi merupakan contoh pengawetan apa? Berikut jawabannya!
Daftar Isi
Fermentasi dan penambahan enzim merupakan contoh pengawetan secara?
Fermentasi dan penambahan enzim merupakan contoh pengawetan secara biologis. Pengawetan secara biologis merupakan salah satu cara untuk membuat makanan tetap awet dan tahan lama dengan cara alami yaitu menggunakan mikroorganisme.
Pengawetan Secara Biologis
Pengawetan secara biologis adalah cara atau metode yang digunakan untuk membuat makanan tetap awet dan tahan lama menggunakan cara alami atau menggunakan mikroorganisme.
Mikroorganisme atau mikroba adalah makhluk hidup sederhana yang berukuran sangat kecil dan terbentuk dari satu atau beberapa sel yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop
Pengawetan secara biologis menggunakan mikroorganisme yang melakukan aktifitas yang dapat membantu mengawetkan makanan. Contoh pengawetan secara biologi adalah fermentasi.
Dimana proses fermentasi menggunakan mikroorganisme menguntungkan seperti ragi atau semacamnya yang kemudian ditambahkan ke makanan. Setelah itu akan terjadi proses fermentasi yang akan membuat makanan lebih awet dan tahan lama.
Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah Proses konversi gula menjadi asam atau alkohol dengan bantuan mikroogranisma, contonya seperti ragi yang terdapat mikroorganisme di dalamnya. Fermentasi menggunakan ragi lebih dikenal dengan istilah Peragian.
Fermentasi akan pengubahan bahan pangan karbohidrat menjadi alkohol dan karbon dioksida atau asam amino organik menggunakan bantuan mikrooganisme seperti ragi, bakteri, fungi atau kombinasi dari ketiganya di bawah kondisi anaerobik.
Penjelasannya, fermentasi membutuhkan mikroorganisme atau mikroba seperti jamur dan bakteri untuk melakukan respirasi anaerob (tanpa menggunakan oksogen) dan memecah karbohdrat di dalam bahan makanan menjadi gas, asam organik, dan alkohol.
Fermentasi umumnya akan mengubah tekstur dan rasa makanan, tetapi akan membuat makanan tersebut lebih awet dan tahan lama.
Contoh Fermentasi
Salah satu contoh dari fermentasi adalah pembuatan keju dari susu sapi. Dimana pembuatan tersebut menggunakan jamur Penicillium roqueforti yang dapat mencerna karbohidrat di susu dan merubah teksturnya menjadi lebih padat dan kenyal.
Selain itu contoh dari fermentasi lainnya adalah pembuatan tape. Tape merupakan makanan berbahan dasar ketela pohon yang diberi ragi, setelah mengalami proses fermentasi teksturnya akan menjadi lebih lembek dan memiliki rasa yang khas.
Baca juga: Hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur disebut?
Nah itulah dia artikel tentang pertanyaan “Fermentasi dan penambahan enzim merupakan contoh pengawetan secara?” beserta penjelasannya. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan dan semoga bermanfaat.