Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Sosiologi » 6 Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial

6 Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial

2 min read

Pemerintah berupaya melakukan pemerataan pembangunan antardaerah di Indonesia. Akan tetapi, daerah terpencil yang memiliki kondisi geografis sulit dijangkau membuat pemerataan tersebut menjadi terhambat.

Sebaliknya, ketersediaan infrastruktur di perkotaan lebih lengkap karena proses pembangunanya lebih cepat dan mudah dijangkau. Perbedaan tersebut menunjukkan ketimpangan sosial.

Faktor ketimpangan sosial disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun faktor yang menyebabkan ketimpangan sosial beserta penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Perbedaan Letak dan Kondisi Geografis

Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang terbentang dari Sabang hingga Merauke. Kondisi tersebut menyebabkan perbedaan potensi geografis antarwilayah yang terdiri atas dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, dan pantai.

Masyarakat di setiap daerah akan berproses dan berubah sesuai kondisi grafis daerahnya. Daerah dataran rendah cenderung lebih mudah dibangun berbagai infrastruktur dan dikembangkan sebagai lahan pertanian atau perindustrian.

Sementara itu, kondisi daerah dataran tinggi sering terkendala oleh bentang alam yang menanjak dan tidak merata. Akibatnya, perlu waktu dan proses panjang dalam melakukan pembangunan.

Realitas ini menyebabkan dataran rendah lebih cepat berkembang dibandingkan daerah tinggi. Perbedaan percepatan pembangunan tersebut dapat menimbulkan ketimpangan sosial.

2. Perbedaan Kondisi Demografis

Setiap daerah memiliki kondisi demografis berbeda. Kondisi demografis menunjukkan tingkat pertumbuhan dan struktur kependudukan, kelompok usia, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, perbedaan kondisi ketenagakerjaan, serta segala aspek yang berkaitan dengan penduduk.

Perbedaan kondisi demografis menyebabkan produktivitas masyarakat di setiap daerah berbeda. Daerah yang mayoritas penduduknya berpendidikan tinggi cenderung memiliki produktivitas kerja tinggi.

Produktivitas kerja tinggi akan menghasilkan penyedia lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi yang baik dan masyarakat yang sejahtera. Sebaliknya, jika suatu masyarakat memiliki tingkat pendidikan rendah, kualitas penduduk dan kesejahteraannya pun relatif rendah.

Dengan demikian, perbedaan kondisi demokrafis menyebabkan ketimpangan pembangunan dalam masyarakat makin tinggi.

3. Perbedaan Sumber Daya Alam

Sumber daya alam (SDA) merupakan potensi yang berasal dar alam dan dimanfaatkan demi kelangsungan hidup manusia. Sumber daya alam dibagi menjadi dua, yaitu sumber daya alam terbarukan dan sumber daya alam tidak terbarukan.

Sumber daya terbarukan merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan terus menerus karena mudah diperbarui. Sebagai contoh energi dari sinar matahari dan angin.

Adapun sumber daya alam tidak terbarukan merupakan sumber daya yang dapat habis ketika digunakan secara terus-menerus karena proses terbarukannya membutuhkan waktu jutaan tahun. Sebagai contoh, bahan tambang seperti minyak bumi, batu bara, gas bumi dan emas.

Ketersediaan sumber daya alam tidak tersebar merata di setiap daerah. Setiap daerah memiliki keistimewaan terkait kepemilikan sumber daya alam. Perbedaan kepemilikan sumber daya alam dapat memengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Artinya, kepemilikan sumber daya di suatu daerah dapat memengaruhi proses pembangunan dan tingkat kesejahteraan masyarakat.

4. Faktor Globalisasi

Menurut Anthony Giddens, globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan penggunaan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang mampu memanfaatkan peluang dalam globalisasi akan mengalami kemajuan.

Sebaliknya, masyarakat yang menolak atau tidak memanfaatkan peluang globalisasi secara bijak akan jauh tertinggal. Kondisi tersebut menyebabkan ketimpangan sosial antara masyarakat yang mengalami kemajuan dan masyarakat yang mengalami ketertinggalan karena kurang mampu memanfaatkan peluang globalisasi.

5. Kebijakan Politik

Kebijakan publik adalah keputusan yang dibua oleh pemerintah untuk mengatur kehidupan masyarakat di wilayah tertentu agar tercipta ketertiban dan kesejahteraan.

Akan tetapi, tidak semua kebijakan publik yang diterapkan oleh pemangku kepentingan (stakeholder) sesuai harapan dan keinginan masyarakat. Penerapan kebijakan yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat dapat menimbulkan perubahan laten.

Sebagai contoh, kebijakan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada masa pandemi Covid-19. Kedua kebijaksanaan tersebut diterapkan untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan membatasi aktivitas masyarakat di luar rumah.

Kebijakan tersebut tidak terlalu berdampak pada masyarakat kelas atas/menengah karena mayoritas sudah memiliki pekerjaan formal yang dapat dikerjakan dari rumah. Sebaliknya, kebajikan PSBB dan PPKM berdampak besar terhadap masyarakat golongan bawah yang bekerja di sektor informal.

Akibat aturan tersebut, masyarakat pekerja informasi kesulitan mendapatkan penghasilan sehingga angka kemiskinan meningkat. Kondisi tersebut dapat memperlebar ketimpangan sosial-ekonomi dalam masyarakat.

6.  Faktor Internal Individu atau Kelompok

Faktor internal individu atau kelompok berasal dari dalam dan lebih banyak dipengaruhi oleh ideologi yang dianut tiap-tiap kelompok masyarakat. Pola hidup pasrah menerima nasib, pasif, pesimis, tidak memilikisikap kerja keras, sikap mental pemalas, dan tertutup terhadap perubahan dapat menyebabkan ketimpangan sosial.

Perilaku mempertahankan nilai dan kebudayaan leluhur dengan bersikap tertutup dapat memperlebar jarak ketimpangan sosial dengan masyarakat lain. Sebagai contoh, kehidupan suku Badui yang bermukim di kaki Gunung Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.

Masyarakat suku Badui hingga saat ini masih mempertahankan nilai adat leluhur dengan menolak kehidupan modern seperti tidak menggunakan penerangan listrik dan teknologi.

Sikap tersebut dilakukan untuk mempertahankan nilai leluhur dan menjaga kelestarian lingkungan. Secara tidak langsung, sikap tersebut menghambar terjadinya perubahan sosial sehingga memperlebar ketimpangan sosial antarkelompok masyarakat.

Setiap masyarakat memiliki tingkat kesejahteraan hidup yang berbeda. Perbedaan kesejahteraan yang mencolok dapat menimbulkan ketimpangan sosial disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam masyarakat (internal) maupun dari luar masyarakat (eksternal).

Baca juga: Ketimpangan Sosial adalah: Pengertian, Bentuk, dan Contoh

Nah itulah dia artikel lengkap tentang faktor penyebab ketimpangan sosial beserta penjelasan dan contohnya. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan dan semoga bermanfaat.

 

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *