Perubahan sosial adalah suatu perubahan yang terjadi di lembaga masyarakat yang bisa mempengaruhi sistem sosial, sikap sosial dan perilaku antar kelompok masyarakat.
Perubahan sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranta faktor pendorong dan faktor penghampat. Perubahan sosial dalam masyarakat dapat terjadi akibat adanya faktor pendorong tersebut.
Cepat atau lambatnya laju perubahan sosial pada suatu masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor pendorong tersebut. Adapun faktor-faktor pendorong perubahan sosial sebagai berikut.
Daftar Isi
- 1. Penduduk yang Heterogen
- 2. Orientasi pada Masa Depan
- 3. Majunya Sistem Pendidikan
- 4. Kontak dengan Kebudayaan Lain
- 5. Sikap Mudah Menerima Hal-Hal Baru
- 6. Toleransi terhadap Perilaku Menyimpang
- 7. Keinginan Manusia untuk Memperbaiki Kehidupannya
- 8. Sistem Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social Stratification)
- 9. Sikap Menghargai Karya Orang Lain dan Keinginan untuk Maju
1. Penduduk yang Heterogen
Komposisi penduduk yang heterogen ditandai dengan adanya keragaman latar belakang setiap individu dalam masyarakat. Mulai dari perbedaan bersifat diferensiasi ataupun stratifikasi. Kondisi masyarakat heterogen mendorong terjadinya perubahan sosial.
Heterogenitas tersebut menyebabkan setiap individu memiliki pola pikir dan kebiasaan yang berbeda dengan individu lain sehingga mendorong terjadinya perubahan sosial.
Setiap individu/kelompok berbeda saling berinteraksi sehingga menghasilkan hubungan-hubungan sosial. Hubungan sosial yang tercipta dapat bersifat asosiatif (mengarah pada persatuan), yaitu antarkelompok saling menyesuaikan diri sehingga mendorong perubahan sosial.
Selain itu, hubungan tersebut dapat bersifat disosiatif (perpecahan), yaitu antarkelompok tidak mampu menerima perbedaan sehingga menimbulkan konflik. Dampak hubungan sosial tersebut mendorong terjadinya perubahan sosial.
2. Orientasi pada Masa Depan
Orientasi pada masa depan menunjukkan manusia memikirkan kehidupan mereka pada masa yang akan datang. Orientasi pada masa depan mendorong individu memiliki sikap optimis dan selalu berpikir positif dalam menghadapi kehidupan.
Sikap optimis mendorong individu percaya bahwa esok hari ia mampu menjadi pribadi lebih baik dan dapat menghasilkan karya lebih baik.
Oleh karena itu, sikap optimis masyarakat selalu menunjukkan keinginan untuk maju. Ketika keinginan tersebut telah tertanam kuat dalam jiwa manusia, mereka akan melakukan perubahan sosial menuju ke arah positif.
3. Majunya Sistem Pendidikan
Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui pengajaran, pelatihan, serta penelitian. Melalui upaya tersebut, peserta didik dilatih menemukan pengetahuan baru dan didorong berpikir kritis.
Pendidikan yang didukung dengan sistem yang sesuai dan tepat dapat mendorong perubahan sosial. Sebagai contoh, perubahan kurikulum yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Perubahan kurikulum penting dilakukan agar pendidikan sesuai dengan kemajuan zaman.
4. Kontak dengan Kebudayaan Lain
Kontak dengan kebudayaan lain menunjukkan terjadinya hubungan sosial antarmasyarakat. Hubungan sosial dengan masyarakat lain dapat menyebarkan unsur kebudayaan dan memberikan peluang bagi kebudayaan lain masuk ke kehidupan masyarakat.
Kondisi demikian dapat menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat tersebut. Kontak budaya yang berlangsung terus-menerus menyebabkan masyarakat mengadaptasi pola-pola kebudayaan baru untuk diterapkan dalam kebudayaan milik sendiri.
Proses tersebut dapat membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat pesisir/kota-kota pelabuhan pada masa awal masuknya Islam lebih cepat menerima unsur-unsur budaya Islam karena adanya kontak dengan
para pedagang Islam.
5. Sikap Mudah Menerima Hal-Hal Baru
Sikap terbuka terhadap hal-hal baru dapat mendorong perubahan sosial. Dengan sikap terbuka, masyarakat belajar mengenai hal-hal baru. Dalam perkembangannya, sikap menerima hal-hal baru dapat mendorong masyarakat melakukan perubahan sosial dalam kehidupannya.
Hal-hal baru yang sering muncul biasanya berupa kebiasaan baru, penggunaan teknologi baru, dan kebudayaan-kebudayaan baru yang memengaruhi kehidupan masyarakat.
6. Toleransi terhadap Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang merupakan tindakan yang dianggap melanggar nilai dan norma dalam masyarakat. Ketika terjadi perilaku menyimpang, masyarakat akan mengatasinya dengan penegakan sanksi. Akan tetapi, dalam beberapa kasus tidak demikian.
Perilaku menyimpang juga dapat terjadi ketika individu atau sekelompok masyarakat tertentu berperilaku tidak sesuai kebiasaan-kebiasaan umum dalam masyarakat. Oleh karena itu, untuk menangani permasalahan tidak langsung diberikan sanksi, tetapi ditoleransi dan diarahkan pada perilaku yang sesuai.
7. Keinginan Manusia untuk Memperbaiki Kehidupannya
Pada dasarnya manusia memiliki sifat tidak puas dan selalu menginginkan keadaan lebih baik. Dengan demikian, manusia selalu memiliki keinginan memperbaiki kehidupannya.
Sebagai contoh, seseorang berusaha mencari pekerjaan agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan memperbaiki kondisi kehidupan agar lebih baik. Keinginan manusia tersebut didasari adanya nilai-nilai hidup dan kepercayaan bahwa Tuhan Yang Maha Esa tidak akan mengubah nasib suatu umat selama umat tersebut tidak berusaha mengubah nasibnya sendiri.
Nilai tersebut mendorong manusia senantiasa bekerja keras untuk memperbaiki taraf kehidupannya. Keinginan manusia untuk memperbaiki kehidupan inilah yang mendorong terjadinya perubahan sosial.
8. Sistem Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social Stratification)
Stratifikasi sosial terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal kepada anggota masyarakat. Sistem stratifikasi sosial terbuka memberi peluang bagi individu atau kelompok lain untuk menduduki lapisan masyarakat yang diinginkan.
Proses inilah yang mendorong terjadinya perubahan sosial. Sistem stratifikasi sosial terbuka biasanya dianut oleh masyarakat modern. Makin modern suatu masyarakat, pelapisan sosialnya juga makin bersifat terbuka.
9. Sikap Menghargai Karya Orang Lain dan Keinginan untuk Maju
Pemberian penghargaan atau apresiasi dapat mendorong seseorang menciptakan penemuan baru atau melakukan suatu gerakan sosial yang mampu menciptakan perubahan sosial. Menghargai karya orang lain dapat dilakukan dengan memberi penghargaan terhadap karya atau tindakannya.
Menghargai karya orang lain dapat mendorong individu/kelompok mengupayakan terjadinya perubahan sosial yang mampu membawa masyarakat pada taraf kehidupan lebih baik.
Baca juga: Faktor Eksternal Penyebab Perubahan Sosial
Nah itulah dia artikel tentang 9 faktor pendorong perubahan sosial beserta penjelasannya. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan tentang materi pelajaran sosiologi dalam bab perubahan sosial dan semoga bermanfaat.