Pembentukan kepribadian sebagai identitas diri diperoleh melalui proses sosialisasi. Sosialisasi pertama diperoleh seorang individu dari keluarga. Selanjutnya, sosialisasi diperoleh melalui lingkungan sekitar, sekolah, masyarakat, dan lingkungan kerja.
Melalui proses sosialisasi, individu juga dapat mengenal identitas terkait peran dan status dalam kehidupan sosial. Apa saja faktor yang memengaruhi pembentukan kepribadian dan identitas individu? Berikut beberapa faktor diantaranya.
Pembentukan identitas seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar individu. Adapun beberapa faktor pembentuk kepribadian adalah sebagai berikut.
Daftar Isi
1. Faktor Biologis
Faktor biologis dapat memengaruhi perilaku kompulsif, pengendalian diri, komunikasi, dan minat seseorang. Faktor biologis berkaitan pula dengan keturunan/warisan biologis. Warisan biologis menunjukkan adanya perbedaan intelegensi dan kematangan biologis.
Warisan biologis membawa pengaruh pada kepribadian seseorang, misalnya orang yang memiliki kekurangan fisik biasanya merasa rendah diri jika berhadapan dengan orang yang mereka anggap lebih sempurna.
Perbedaan kondisi fisik antarindividu juga memengaruhi proses pembentukan kepribadian. Kondisi tersebut terjadi karena individu dihadapkan pada penilaian masyarakat terhadap kondisi fisik mereka.
Sebagai contoh, adanya perilaku negatif terhadap orang-orang yang secara fisik terkadang juga mengalami diskriminasi, misalnya sulit mendapat pekerjaan di suatu instansi atau lembaga. Instansi atau lembaga cenderung menerima pegawai dengan kriteria tidak cacat fisik.
Dengan demikian kekurangan fisik secara langsung dapat memengaruhi mental seseorang.
2. Faktor Kelompok
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh kelompoknya. Jika individu bergabung dalam kelompok tertentu, berarti individu mulai percaya pada lingkungan kelompok tersebut untuk memberikan pengaruh positif atau negatif dalam dirinya. Setiap kelompok mewariskan pengalaman khas kepada anggotanya.
Pengalaman anggota kelompok juga diperoleh melalui interaksi dengan kelompok lain. Perkembangan kepribadian atas dasar pengaruh kelompok dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu sebagai berikut.
Kelompok Acuan
Kelompok acuan merupakan kelompok yang menjadi referensi bagi individu untuk mempertimbangkan semua bentuk perbuatan yang akan dilakukan. Kelompok acuan pada awalnya berasal dari keluarga.
Dalam perkembangannya, kelompok acuan dapat berasal dari berbagai sumber, misalnya teman sepermainan, media massa, dan lingkungan kerja. Kelompok acuan dapat memengaruhi kepercayaan individu, sehingga berdampak bagi kelangsungan hidup individu di lingkungan masyarakat.
Kelompok Majemuk
Kelompok majemuk menunjukkan adanya keragaman masyarakat. Perbedaan tujuan, kepentingan, dan latar belakang mendorong setiap individu cenderung hidup dengan membentuk kelompok-kelompok sosial.
Keberadaan kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat akan memengaruhi proses pembentukan kepribadian. Oleh karena itu, setiap individu hendaknya bersikap selektif ketika akan bergabung dalam kelompok sosial tertentu.
3. Faktor Geografis
Faktor geografis atau alam dapat memengaruhi kepribadian seseorang. Iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan seseorang harus menyesuaikan diri terhadap kondisi alam. Penyesuaian diri terhadap pola perilaku masyarakat dan kebudayaannya pun dipengaruhi oleh alam.
Sebagai contoh, masyarakat yang hidup di daerah empat musim cenderung memiliki etos kerja yang tinggi terutama pada saat musim panas karena mereka harus mempersiapkan diri sebagaik mungkin saat menghadapi musim dingin.
4. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan merupakan pengetahuan yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pengetahuan tersebut berakaitan dengan nilai dna norma sosial masyarakat. Selanjutnya, kebudayaan berkembang menjadi cara/jalan hidup masyarakat.
Budaya tersebut dapat diamati melalui adat/kebiasaan masyarakat, mata pencaharian, hasil kesenian, ilmu pengetahuan, dan bahasa masyarakat. Oleh karena itu, budaya dapat berkembang menjadi identitas individu karena dipelajari dan diterapkan melalui proses belajar di lingkungan sosial.
5. Faktor Pengalaman
Setiap orang mempunyai kepribadian berbeda dengan orang lain meskipun orang itu berasal dari keluarga yang sama, dibesarkan dalam kebudayaan yang sama, serta mempunyai lingkungan fisik yang sama. Oleh karena itu, pengalaman memiliki pengaruh yang besar untuk membentuk kepribadian individu.
Menurut Paul B. Horton, pengalaman memiliki pengaruh besar untuk membentuk kepribadian individu. Seseorang yang merasa nyaman dengan pengalaman akan mengenang atau mengembangkannya secara lebih lanjut.
Baca juga: Peran Sosiologi dalam Masyarakat
Nah, itulah 5 faktor yang memengaruhi pembentukan kepribadian pada diri seseorang atau individu berdasarkan dari segi pandang sosiologi. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan mengenai salah satu materi sosiologi dan semoga bermanfaat.