Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Biologi » IPA » Eutrofikasi adalah: Pengertian, Penyebab, Ciri dan Dampak

Eutrofikasi adalah: Pengertian, Penyebab, Ciri dan Dampak

2 min read

Eutrofikasi adalah? Sekarang ini begitu banyak sekali masalah lingkungan yang terjadi dimana-mana, khususnya di Indonesia. Apalagi semakin modern zaman, masalah lingkungan atau global warming makin tak terbendung lagi.

Adapula eutrofikasi, yang merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang dapat menimbulkan kerusakan ekosistem di perairan, khususnya pada air tawar.

Pengertian Eutrofikasi

Eutrofikasi adalah pencemaran pada air yang terjadi akibat terakumulasinya faktor nutrient berlebih dalam ekosistem air.

Pencemaran ini bisa terjadi dikarenakan adanya limbah fosfat (PO3-) dan juga limbah nitrat (NO3-). Jika belum mengerti, fosfat dan nitrat ini biasanya dihasilkan dari banyaknya limbah rumah tangga yang dibuang dan mengendap di perairan tersebut.

Penyebab Eutrofikasi

Contohnya detergen, limbah peternakan, limbah industri, dan lainnya. Air yang tercemar masalah seperti ini disebut eutrofik. Eutrofikasi juga dapat dilihat jika konsentrasi nitrat dan total phosphorus airnya berada pada rentang 35-100kg/L. Jika hal seperti ini terjadi, maka akibatnya terjadi blooming akibat akumulasi faktor penyebab yang jahat.

Selain itu, kita juga perlu tahu bahwa jika eutrofik terjadi maka perairan jadi berkurang, dan organisme yang hidup di dalamnya akan mati karena defisiensi oksigen. Semakin banyak sampah atau limbah dalam perairan, semakin banyak pula oksigen yang akan digunakan untuk menguraikannya. Maka tidak heran jika hampir banyak perairan Indonesia mengalami fenomena seperti ini.

Tak hanya di Indonesia, namun di seluruh dunia pun kejadian seperti ini dikenal sebagai alga bloom. Dan khususnya bagi kita sebagai makhluk hidup yang taat, sayangilah lingkungan kita dengan menjaga kebersihannya, terutama untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Ciri-Ciri Eutrofikasi

Setelah membahas definisi eutrofikasi di atas, penting sekali bagi kita untuk bisa mengenali fenomena seperti ini. Eutrofik biasanya dikenali dengan warna air yang berubah menjadi kehijauan, dengan bau tak sedap karena terjadi penguraian secara aerob dan amoniak, serta kekeruhan airnya kian meningkat.

Selain itu, akan banyak ditumbuhi eceng gondok yang mana pertumbuhannya disebabkan oleh fosfat dan nitrat yang berlebihan. Hal-hal tersebutlah yang menyebabkan kualitas air mengalami banyak penurunan.

Konsentrasi oksigen terlarut menjadi rendah bahkan hingga batas nol. Hingga banyak ekosistem air tawar yang mati seperti ikan dan spesies lainnya, karena tidak bisa tumbuh dengan baik lagi.

Dampak Akibat Eutrofikasi

Selain itu, adapun dampak yang ditimbulkannya menurut Sam Wouthuyzen adalah sebagai berikut,.

  1. Semakin berkurangnya nilai-nilai keindahan tempat pariwisata pada wilayah pesisir karena kecerahan air yang menurun, meningkatnya produksi lendir dan bau tak sedap, akibat marak algae.
  2. Berbahaya bagi kesehatan masyarakat, bahkan bisa berakibat fatal jika saat terjadi marak algae didominasi oleh jenis yang memiliki racun kuat. Karena racun terakumulasi pada organisme laut atau perairan seperti ikan, kepiting, kerang, udang, dan lainnya yang kemudian dimakan manusia, mamalia laut, hingga burung laut.
  3. Kematian massal ikan serta berkurangnya keanekaragaman biota dasar air, yang disebabkan oleh kadar oksigen yang sangat rendah saat marak algae, bisa kurang dari 2ml/l.
  4. Hilangnya mata pencaharian masyarakat yang berhubungan dengan perairan. Misalnya nelayan, naik itu nelayan tangkap atau nelayan budidaya. Karena pada saat fenomena seperti ini terjadi, masyarakat akan takut untuk memakan produk atau hasil tangkapan laut tersebut.

Penanganan Eutrofikasi

Menurut Forsberg, penanganan utama yang dibutuhkan adalah kebijakan yang kuat untuk mengontrol penduduk (birth control).

Alasannya karena sejalan dengan populasi warga Bumi yang terus meningkat, berarti akan meningkat pula kontribusi bagi lepasnya fosfat ke lingkungan air dari sumber-sumber yang disebutkan di atas.

Pemerintah juga harus mendorong para pengusaha agar produk detergen tidak lagi mengandung fosfat. Begitu pula produk makanan dan juga minuman diusahakan juga tidak mengandung bahan aditif fosfat.

Di samping itu, dituntut pula peran pemerintah di sektor pertanian agar penggunaan pupuk fosfat tidak berlebihan, serta perannya dalam pengelolaan sektor peternakan yang bisa mencegah lebih banyaknya lagi fosfat lepas ke lingkungan air.

Bagi masyarakat dianjurkan untuk tidak berlebihan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung aditif fosfat.

Baca juga: Jenis Mutasi Berdasarkan Letak Sel, Penyebab, dan Tempat

Itulah penjelasan singkat mengenai pengertian eutrofikasi dan dampaknya bagi lingkungan sekitar, serta penangananya. Dengan demikian yang perlu kita pahami agar bisa meminimalisir bahkan menghindari fenomena buruk bagi alam ini. Sekian dan semoga bermanfaat.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *