Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Pengertian » Sejarah » Diakronik dan Sinkronik

Diakronik dan Sinkronik

2 min read

Diakronik adalah? Tahukan Anda, apa yang dimaksud dengan konsep diakronik? Dalam kajian keilmuan, pada dasarnya sejarah bersifat diakronik yang memanjang dalam waktu, tetapi dalamr ruang yang sempit. Pada waktu sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial (sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi, dan antropologi), sejarah menjadi ilmu yang sinkronik. Konsep sinkronik selain memanjang dalam waktu, juga melebar dalam ruang. Jadi, dengan sumbangan ilmu sosial kajian sejarah menjadi lengkap, yaitu bersifat diakronik dan sinkronik.

Diakronik (Kronologis)

Salah satu konsep berpikir sejarah adalah diakronik. Diakronik berasal dari bahasa Latin yaitu dia yang artinya melalui dan hronich yang artinya waktu. Menurut Galtung, diakronik berasal dari bahasa Yunani yaitu dia yang artinya melintasi atau melewati dan khronos yang artinya perjalanan waktu.

Diakronik adalah suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau terjadi secara tiba-tiba. Konsep diakronik dalam sejarah berarti meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang terbatas.

Model diakronik lebih mengutamakan dimensi waktu dengan sedikit memperhatikan keluasan ruang. Modek diakronik ini digunakan dalam ilmu sejarah sehingga pembahasan tentang suatu gerak dalam waktu dari peristiwa-peristiwa yang konkret menjadi tujuan utama sejarah. Model diakronik merupakan model yang dinamis, artinya memandang peristiwa dalam sebuah transformasi atau gerak sepanjang waktu.

Konsep Diakronik

Konsep diakronik memiliki keterkaitan dengan konsep kronologi. Kronologi merupakan urutan peristiwa yang telah terjadi. Dalam seharah, kronologi dapat membantu proses rekonstruksi suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat. Kronologi dapat juga digunakan untuk membandingkan peristiwa sejarah dalam waktu yang sama, tetapi di tempat yang berbeda yang terkait peristiwanya.

Arti sejarah mengajarkan cara berpikir kronologis adalah berpikir secara runtut, teratur, dan berkesinambungan. Dengan konsep kronologis, sejarah akan memberikan gambaran utuh tentang peristiwa sehingga dengan mudah kita dapat menarik manfaat dan makna dari hubungan antarperistiwa yang terjadi. Konsep berpikir diakronik atau kronologis dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan untuk memecahkan masalah. Tanpa berpikir runtut dan berkesinambungan dalam mengidentifikasi permasalahan, kita akan dihadapkan pada solusi masalah yang tidak tepat.

Kronologis sejarah diperlukan karena kajian sejarah terdiri dari berbagai jenis peristiwa dalam bentuk berbeda. Setiap peristiwa perlu diklasifikasikan berdasarkan jenis dan bentuk peristiwanya. Selanjutnya, peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan tersebut disusun secara runtut berdasarkan waktu berlangsungnya. Peristiwa disusun dari masa paling awal hingga masa paling akhir. Tanpa konsep kronologi, penyusunan peristiwa sejarah akan mengalami keracunan dan dikhawatirkan peristiwa yang terjadi pada suatu masa akan masuk pada masa atau periode lain.

Konsep diakronik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  • Mengkaji peristiwa sesuai berlakunya masa.
  • Menitikberatkan pengkajian peristiwa pada unsur sejarahnya.
  • Bersifat historis atau komparatif.
  • Bersifat vertikal, misalnya menyelidiki perkembangan sejarah Indonesia dimulai sejak penemuan prasasti di Kutau hingga masa ini.
  • Terdapat konsep perbandingan berdasarkan perkembangan zaman.
  • Memiliki cakupan kajian lebih luas.

Contoh Diakronik

Contoh topik sejarah yang diakronik, antara lain: Sejarah Kerajaan Kutai (Abad IV-XIV), Sejarah Kerajaan Mataram Kuno (Abad VII-X), dan Sejarah Kerajaam Demak (Abad XV-XVI). Judul tersebut sengaja diberi penanda waktu untuk menunjukkan sifatnya yang diakronik (lebih mengutamakan dimensi waktu). Berikut contoh diakronik Perang Pattimura (1817)

Perang Pattimura 1817

Peristiwa penting yang terjadi:

  • Tanggal 14 mei 1817 rakyat maluku bersumpah untuk melawan pemerintahan kolonial dan merebut Benteng Durstede di bawah pimpinan Pattimura.
  • Residen Uitenbroek di Haruku mendatangkan bala bantuan Inggris dengan kapal Zwaluw.
  • Rakyat Maluku menyerah pada tahun 10 november 1817 setelah pimpinannya Kapiten Paulus Tiahahu dan putrinya Christina Martha Tiahahu tertangkap.
  • Kapiten Pattimura ditangkap pada tanggal 12 november 1817 dan akhirnya diberi hukuman mati Niuew Victoria di Ambon.

Sinkronik (Ilmu-Ilmu Sosial)

Dalam buku berjudul Penjelasan Sejarah, Kuntowijoyo menjelaskan bahwa konsep sinkronik mengutamakan pengambaran yang meluas dalam ruang dan tidak terlalu memikirkan dimensi waktu. Model sinkronik sering digunakan dalam ilmu sosial, seperti sosiologi, politik, ekonomi, agama, dan antropologi.

Menurut Sartono Kartodirdjo, ilmu sosial telah mengalami perkembangan pesat sehingga dapat menyediakan teori dan konsep yang berguna bagi analisis sejarah. Ilmu sejarah saat ini tidak hanya terbatas pada kajian informatif tentang apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana. Sejarah telah berkembang menjadi ilmu yang mempelajari struktur masyarakat, pola perilaku, serta proses lain dalam berbagai bidang. Pembelajaran tersebut hanya dapat dicapai dengan bantuan analisis ilmu lain.

Peristiwa sejarah dalam sejarah umat manusia dapat menunjukkan perubahan kehidupan karena sejarah mempelajari aktivitas manusia dalam konteks waktu. Dengan memperhatikan aspek waktu, dapat terlihat perubahan dalam kehidupan manusia. Adapun perubahan kehidupan tersebut berupa aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Aspek tersebut memiliki keterkaitan. Suatu peristiwa ekonomi dapat disebabkan oleh aspek politik, sosial, dan budaya, atau sebaliknya.

Aspek Sinkronik

Berikut aspek-aspek yang perlu dicermati dalam cara berpikir sinkronik.

  1. Konsep berpikir sinkronik memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terstruktur dan saling berkaitan di antara unit yang ada.
  2. Menguraikan kehidupan masyarakat secara deskriptif dengan menjelaskan bagian perbagian.
  3. Kerangka berpikir sinkronik mengamati kehidupan sosial secara luas berdimensi ruang.
  4. Menjelaskan struktur dan fungsi dari setiap unit dalam kondisi statis.
  5. Digunaan oleh ilmu sosial, seperti geografi, sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, dan arkeologi.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai diakronik dan sinronik yang dapat freedomsiana.id bagikan untuk Anda. Semoga dengan adanya artikel ini bisa memberikan wawasan yang lebih luas bagi Anda, sekian dan semoga bermanfaat.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *