Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Sosiologi » 8 Dampak Negatif Perubahan Sosial Budaya

8 Dampak Negatif Perubahan Sosial Budaya

2 min read

Perubahan sosial meruapakan perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara himpunan-kelompok dalam masyarakat

Perubahan sosial dapat menyebabkan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, maju, dan berkembang. Akan tetapi, perubahan sosial juga dapat menyebabkan terjadinya kemunduran bagi masyarakat.

Pada postingan sebelumnya kita sudah membahas tentang dampak positif  perubahan sosial. Nah kali ini kita akan membahas dampak negatif perubahan sosial, yaitu sebagai berikut.

1. Anomi

Anomi adalah istilah yang diperkenalkan oleh Emile Durkheim untuk menggambarkan keadaan kacau tanpa peraturan. Emile Durkheim mengemukakan anomi adalah suatu keadaan tanpa peraturan/norma. Keadaan tanpa peraturan tersebut dapat disebabkan oleh perubahan sosial.

Sebagai contoh, perang menyebabkan nilai dan norma masyarakat memudar karena lembaga sosial tidak berfungsi optimal. Sementara itu, masyarakat belum mampu menciptakan nilai dan norma baru yang berfungsi sebagai pedoman berperilaku. Kondisi inilah yang disebut anomi.

2. Marginalisasi

Marginalisasi merujuk pada orang-orang yang mengalami pembatasan terhadap berbagai aspek kehidupan sehingga terpinggirkan atau terabaikan oleh sistem dalam masyarakat. Marginalisasi terjadi ketika suatu kelompok masyarakat tidak atau belum mengakomodasi proses perubahan sosial.

Sebagai contoh, proses industrialisasi. Sebagai bentuk perubahan sosial, industrialisasi membawa dampak positif bagi masyarakat. Akan tetapi, di sisi lain industrialisasi, menyebabkan beralihnya fungsi lahan produktif pertanian.

Kondisi demikian mengakibatkan marginalisasi penduduk sekitar, terutama yang bermata pencarian sebagai petani. Petani kehilangan lahan sebagai sumber penghidupan. Para petani pun harus berganti mata pencarian untuk dapat bertahan hidup.

3. Culture Shock

Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat akan menimbulkan dampak beragam, salah satunya ketidaksiapan terhadap perubahan. Menurut Diana Kendall (2013: 93), culture shock merupakan keadaan masyarakat yang merasa kebingungan terhadap kebudayaannya sendiri.

Kondisi tersebut disebabkan oleh perubahan yang terjadi dalam waktu singkat dan membingungkan masyarakat. Terdapat tiga dimensi kebingungan yang akan dialami masyarakat ketika mengalami culture shock. Adapun dimensi tersebut, yaitu dimensi offective, dimensi behavor, dan dimensi cognitive

4. Disorganisasi

Disorganisasi diartikan sebagai keadaan tanpa aturan karena adanya perubahan pada lembaga sosial tertentu. Disorganisasi juga dapat diartikan sebagai proses pudarnya norma dan nilai sosial dalam masyarakat yang disebabkan oleh perubahan sosial.

Lemahnya nilai dan norma sosial yang dipengaruhi oleh perubahan sosial dapat terjadi akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar. Sebagai contoh, perkembangan westernisasi dapat melunturkan budaya lokal karena perilaku dan gaya hidup masyarakat cenderung menyimpang dari nilai nilai lokal.

Lemahnya nilai dan norma sosial juga dapat disebabkan oleh perubahan dalam lembaga kemasyarakatan akibat perang, konflik, revolusi, dan bencana alam.

5. Pencemaran Lingkungan

Hasil penemuan baru (discovery) dan invention mendorong pengembangan produk atau alat yang semakin memudahkan kehidupan masyarakat. Akan tetapi, penemuan baru dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial. Sebagai contoh, ditemukannya plastik.

Plastik merupakan salah satu penemuan, tetapi penggunaan yang tidak bijak dapat menimbulkan permasalahan. Sampah plastik yang tidak dapat terurai menimbulkan permasalahan baru seperti merusak ekosistem, mencemari lingkungan, dan menyebabkan bencana seperti banjir.

Selain plastik, proses modernisasi pemanfaatan hasil discovery dan invention yang tidak bijak dapat menimbulkan pencemaran lingkungan seperti, polusi udara akibat asap pabrik dan kendaraan bermotor, limbah pabrik, serta limbah pertanian akibat penggunaan pupuk kimia.

6. Pudarnya Solidaritas Sosial

Solidaritas sosial merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat. Dengan adanya solidaritas, hubungan sosial antarmasyarakat dapat terjalin dengan baik.

Akan tetapi, saat ini kehidupan masyarakat modern mulai menunjukkan kecenderungan pudarnya solidaritas sosial. Masyarakat modern cenderung mementingkan kesibukan pribadi sehingga sosialisasi dengan sekitar sering terabaikan.

Sebagai contoh, seiring perkembangan teknologi gawai, di satu sisi membawa berbagai kemudahan dalam kehidupan masyarakat.

Di sisi lain, teknologi mendorong pengguna menjadi kecanduan. Pengguna cenderung menghabiskan waktu untuk bermain game, berkomunikasi menggunakan sosial media, menonton film, dan mulai meninggalkan kehidupan sosialnya. Akibatnya, muncul fenomena yang mengarah pada pudarnya solidaritas sosial seperti fenomena phubbing.

7. Peningkatan Tindak Kriminalitas

Munculnya kriminalitas dapat dipengaruhi oleh beragam faktor. Kriminalitas merupakan dampak perubahan sosial yang tidak diinginkan.

Peningkatan tindak kriminalitas dapat terjadi akibat ketidakmampuan masyarakat menemukan solusi menghadapi perubahan sosial dalam kehidupannya, terutama perubahan yang menyebabkan kehidupan masyarakat menjadi semakin sulit.

Kondisi demikian memberikan beban psikologis bagi seseorang untuk segera mencari solusi dalam mengatasi kesulitan tersebut. Keinginan untuk segera terbebas dari kesulitan dan tidak imbang dengan kuatnya iman mendorong individu melakukan tindak kriminal.

8. Kesenjangan Budaya (Cultural Lag)

Menurut William F. Ogburn, cultural lag merupakan pertumbuhan kebudayaan yang tidak selalu sama cepat dalam keseluruhan unsur budaya lainnya. Artinya, ada kebudayaan yang tumbuh secara cepat dan ada pula bagian lain yang pertumbuhannya lambat (Setiadi dan Kolip, 2015: 666).

Konsep kesenjangan budaya (cultural lag) mengacu pada kecenderungan dari kebiasaan-kebiasaan sosial dan pola-pola organisasi sosial yang tertinggal di belakang (lag behind) perubahan dalam kebudayaan materiel. Akibatnya, perubahan sosial selalu ditandai dengan ketegangan antara kebudayaan materiel dan immateriel.

Dalam kehidupan masyarakat, perkembangan kebudayaan materiel ditandai dengan penemuan baru (discovery) dan invention yang berkaitan dengan teknologi. Sementara itu, kebudayaan immateriel meliputi kebiasaan, tata cara, dan pola organisasi sosial harus menyesuaikan dengan perubahan-perubahan dalam
kebudayaan materiel.

Sebagai contoh, internet disalahgunakan untuk melakukan tindak kejahatan. Kondisi tersebut terjadi karena masyarakat belum siap menerima perkembangan materiel secara cepat sehingga unsur immateriel terganggu.

Nah itulah dia artikel tentang dampak negatif perubahan sosial beserta penjelasannya. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan tentang pelajaran sosiologi dan semoga bermanfata.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *