Contoh Teks Prosedur Kompleks Tentang pengolahan sampah organik menjadi kompos,- Teks prosedur adalah jenis teks yang berisi serangkaian langkah atau tindakan secara beruntun untuk menyelesaikan sesuatu hal. Teks prosedur kompleks bisa dikatakan sebagai tahap-tahap atau serangkaian tindakan dalam menyelesaikan suatu aktifitas secara berurutan. Nah untuk lebih lengkapnya bisa baca: Pengertian Teks Prosedur Kompleks, Tujuan, Struktur, dan Kaidah
Untuk contoh teks prosedur kompleks ada banyak sekali macamnya, salah satunya bisa dilihat dibawah ini mengenai teknik pengolahan sampah organik menjadi kopos, berikut contohnya.
Cara Pengolahan Sampah Organik Menjadi Kompos
Sampah organik dapat diolah menjadi kompos. Komposting adalah cara pengolahan sampah organik secara ilmiah dengan hasil akhir tidak membahayakan lingkungan dan mempunyai manfaat sebagai pupuk.
Sebelum membuat kompos, ada baiknya mengetahui bagaimana kompos bisa terjadi. Sampah organik, pada prinsipnya akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis mikroba, binatang yang hidup di tanah, enzim, dan jamur secara alami. Proses peruraian ini memerlukan kondisi tertentu yaitu suhu, udara, dan kelembapan yang tepat. Semakin cocok kondisinya, maka semakin cepat pembentukan kompos. Bahkan hanya dalam kurun waktu 4-5 minggu sudah jadi. Agak sedikit berbeda dengan penanganan jika sampah organik hanya ditimbun saja. Metode ini membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menjadi kompos.Hal ini menandakan bahwa mikroba mengunyah bahan organik dan mengubahnya menjadi kompos. Suhu yang optimal untuk proses pengomposan adalah 45°- 65°C. Adapun jika terlalu panas maka perlu dibolak-balik meinimal 7 hari.
Cara Membuat Pupuk Kompos
Berikut ini dijelaskan cara membuat kompos pada skala rumah tangga yang dihimpun dari berbagai blog dan forum. Cara ini lebih mengeksplorasi kepada bagaimana membuat kompos bagi mereka yang tidak mempunyai lahan yang luas.
1. Sediakan drum atau sejenisnya.
Lubangi kecil-kecil bagian dasar drum untuk rembesan air dari sampah. Untuk menjaga kelembapan, bagian atas ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu. Bak pengomposan tidak boleh terkena air hujan, sehingga sebaiknya ditaruh di bawah atap. Dasar bak pengomposan dapat berupa tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke bawah, jangan ditempatkan di tempat yang kedap air.
2. Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum).
Campur satu bagian sampah hijau dan satu bagian sampah cokelat.
3. Tambahkan satu bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan dicampir.
Tanah atau kompos ini diharapkan mengandung banyak mikroba aktif yang bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak dari ayam atau sapi dapat pula dicampurkan.
4. Pembuatan bisa dilakukan secara sekaligus atau selapis demi selapis misalnya setiap dua hari ditambahkan sampah baru. Untuk menghindari terlalu panas, maka setiap 7 hari perlu diaduk.
5. Pengomposan dinyatakan sudah selesai jika campuran menjadi kehitaman dan tidak berbau sampah.
Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga suhu sekitar 40°C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal dan kompos sudah jadi. Faktor keberhasilan dari pengomposan terletak pada bagaimana cara mengendalikan suhu, kelembapan, dan oksigen , agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak. Kondisi yang optimal adalah ketika makanan cukup (cukup tersedia bahan organik), kelembapan (30-50%), dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas. Untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahka bioaktivator berupa larutan Effevtive Microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian.
Nah itulah salah satu contoh teks prosedur kompleks tentang Pengolahan Sampah Organik Menjadi Kompos, demikian informasi yang dapat freedomsiana bagikan dan semoga bermanfaat.
Gak kaya biasanya. Biasanya singkat singkat ini lumayan panjang. 🙂