Pada dasarnya, kritik sudah sejak lama dilakukan oleh kita sebagai manusia. Dalam keseharian, kita secara sengaja atau tidak sengaja sering melontarkan kata, kalimat, atau bahasa yang bersifat memberikan tanggapan, komentar, dan penilaian terhadap suatu karya apa pun. Mengapa demikian? Hal ini wajar sebab manusia memiliki empat kemampuan sebagai kapasitas mantal, yaitu sebagai berikut.
- Kemampuan absorptif : kemampuan mengamati.
- Kemampuan retentif : kemampuan mengingat dan mereproduksi.
- Kemampuan reasoning : kemampuan menganalisa dan mempertimbangkan.
- Kemampuan kreatif : kemampuan berimajinasi, menafsirkan, dan mengemukakan pendapat.
Dengan kemampuan reasoning dan kreatif, kita selalu tergugah untuk melakukan kritik walaupun bukan atas dasar permintaan atau kesengajaan. Kebiasaan melontarkan kritik kepada karya orang lain merupakan dorongan kritis yang didasari oleh unsur karsa, cipta, dan rasa dalam diri seseorang sebagai manusia. Nah, berikut adalah contoh kritik seni rupa lukisan.
Daftar Isi
Kritik Terhadap Lukisan Istriku dan Kebun Kecilnya Karya A. Wibowo
A. Deskripsi
Lukisan berujudul Istriku dan Kebun Kecilnya berukuran 1 x 2 m. Lukisan ini terbagi atas latar depan, latar tengah, dan latar belakang. Latar depan ditunjukkan dengan seorang wanita, seekor hewan, dan beberapa bentuk pepohonan. Latar tengah ditunjukkan dengan dua wanta yang duduk di bangku dan di sebelahnya sebuah keranjang, meja antik yang ada bagian atasnya terdapat satu buah keranjang kecil, dan satu buah gelas. Latar belakang ditunjukkan dengan keberadaan tiga wanita.
Dengan demikian, dalam lukisan ini terdapat enam figur wanita dengan beberapa posisi yang sedang melakukan aktivitas. Lukisan ini didominasi dengan warna hijau, biru, dan kuning. Bentuk-bentuk yang tampak, antara lain pepohonan, salur-saluran daun, serta ranting yang berwarna biru, hijau, dan coklat.
B. Analisis Formal
Keberadaan garis dalam lukisan ini pada dasarnya berfungsi sebagai identitas bentuk sehingga bentuknya dapat dikenali. Garis sebagai identitas bentuk, sepertihalnya bentuk-bentuk yang tampak pada wanita, hewan, pohon, daun, bangku panjang, meja, keranjang kecil, gelas, pot bunga, dan sangkar burung.
Bangun (shape) pada lukisan ini terjadi karena dibatasi oleh sebuah garis, juga dibatasi oleh warna yang berbeda atau oleh gelap terang. Hal ini ditunjukkan seperti pada figur istri yang duduk pada bagian latar depan, latar tengah, dan latar belakang.
Adapun warna-warna, seperti hijau, kuning, biru, putih, coklat, hitam, dan sebagainya yang hadir dalam lukisan ini menunjukkan suatu tanda pada bentuk yang membedakan ciri bentuk atau benda satu dengan yang lainnya. Dalam pengorganisasian unsur-unsur seni yang ada, penempatannya menimbulkan kesan seimbang dan harmonis. Pengorganisasiannya menunjukkan keterpaduan secara utuh dan menyatu.
C. Interpretasi
Lukisan ini mengungkapkan suatu pengamatan dari pelukisa secara menyeluruh, artinya menghadirkan keadaan istrinya dengan beberapa aktivitas yang ada dalam kebun kecilnya. Secara keseluruhan lukisan ini menunjukkan nuansa warna sejuk, antara lain warna hijau kekuningan dan warna tanah atau kecokelatan. Penempatan objek istri yang tersebar ke segala bidang tetap seimbang dan harmonis. Tarikan garis yang kuat menampilkan karakter atau kemampuan pelukis dalam mengungkapkannya.
D. Evaluasi
Hasil analisis terlihat wanita sebagai objek utama dalam lukisannya. Pengorganisasian unsur seni seimbang, menyatu, dan harmonis. Adapun komparasi dengan lukisan yang lain (dua penari dan pengantin cucakrawa) memberikan dukungan kuat, baik dari segi teknik, wujud, dan isi. Bertitik tolak dari hasil sintesis dan hasil komparasi lukisan lainnya, lukisan berjudul Istriku dan Kebun Kecilnya menunjukkan makna inovasi ekspresi artistik yang tinggi. Hal ini didukung dengan kemampuan pelukis memadukan antara media, teknik, pengorganisasian struktur rupa dan isi.
kalau boleh tanya,termasuk jenis kritik apakah ini ya mas pur
Kritik kependidikan