Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Home » Sejarah » Contoh Diakronik

Contoh Diakronik

2 min read

Contoh diakronik tentang peristiwa reformasi 1998 – Diakronik merupakan metode dalam mempelajari sejarah dengan cara melintasi, melalui, dan menjelajah wkatu. Diakronik menguraikan suatu peristiwa dengan detail mengenai peristiwa yang terjadi. Diakronik sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “dia” yang artinya melintas atau melampaui, dan “chronos” yang artinya waktu.

Peristiwa sejarah yang bisa dijadikan diakronik sangat banyak sekali, di Indonesia sendiri cukup banyak peristiwa sejarah yang bisa dijadikan diakronik. Salah satunya adalah mengenai peristiwa reformasi tahun 1998. Berikut contohnya!

Kronologi Reformasi Tahun 1998

Berikut contoh diakronik tentang kronologi peristiwa reformasi Mei tahun 1998.

a. 5 Maret 1998

Dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidng Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional.

b. 11 Maret 1998

Soeharto dan B.J. Habibie disumpah menjadi presiden dan wakil presiden.

c. 14 Maret 1998

Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pengambangunan VII.

d. 15 April 1998

Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri demonstrasi karena banyak mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi melakukan demonstrasi menuntut reformasi politik.

e. 18 April 1998

Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jenderal Purn. Wiranto dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta, tetapi cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut.

f. 1 Mei 1998

Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi Dachlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.

g. 2 Mei 1998

Pernyaan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto menyatakan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang.

h. 4 Mei 1998

Mahasiswa di Medan, Bandung, dan Yogyakarta menyambut kenaikan harga bahan bakar minyak (2 Mei 1998) dengan demonstrasi besar-besaran. Demonstrasi itu berubah menjadi kerusuhan saat para demonstran terlibat bentrok dengan petugas keamanan. Di Universitas Pasundan Bandung misalnya, 16 mahasiswa terluka akibat bentrokan tersebut.

i. 5 Mei 1998

Demonstrasi mahasiswa besar-besaran terjadi di Medan yang berujung pada kerusuhan.

j. 9 Mei 1998

Soeharto berangkat ke Kairo, Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G-15.

k. 12 Mei 1998

Empat mahasiswa Trisakti tertembak saat melakukan demonstrasi. Keempat mahasiswa tersebut ditembak saat berada di halaman kampus.

l. 13 Mei 1998

Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi datang ke Kampus Trisakti untuk menyatakan dukacita.

m. 14 Mei 1998

Berita dikutip dari korang menuliskan Soeharto mengatakan bersedia mengundurkan diri jika rakyat menginginkan. Ia mengatakan itu di depan masyarakat Indonesia di Kairo. Sementara itu, kerusuhan dan penjarahan terjadi di beberapa pusat perbelanjaan di Jabotabek. Banyak bangunan perbelanjaan dirusak dan dibakar. Akibatnya banyak korban jiwa saat kerusuhan tersebut terjadi.

n. 15 Mei 1998

Soeharto tiba di Indonesia setelah berkunjung di Kairo.

o. 16 Mei 1998

Warga asing berbondong-bondong kembali ke negeri mereka. Suasana di Jabotabek masih mencekam.

p. 19 Mei 1998

Soeharto memanggil sembilan tokoh Islam, antara lain Nurcholis Madjid, K.H. Abdurrahman Wahid, Mlaik Fajar, dan K.H. Ali Yafir. Dalam pertemuan tersebut para tokoh  Islam menjelaskan situasi terakhir dan para mahasiswa menginginkan Soeharto mundur. Akan tetapi, permintaan tersebut ditolak Soeharto, kemudian Soeharto membentuk Komite Reformasi. Sementara itu, Amien Rais mengajak massa mendatangi lapangan Monumen Nasional untuk memperingati hari Kabangkitan Nasional.

q. 20 Mei 1998

Jalur menuju lapangan Monumen Nasional diblokade petugas dengan pagar kawat berduri untuk mencegah massa masuk ke kompleks Monumen Nasional. Amien Rais meminta massa tidak datang ke lapangan Monumen Nasional karena ia khawatir kegiatan itu akan menelan korban jiwa. Sementara ribuan mahasiswa tetap bertahan dan semakin banyak berdatangan ke Gedung MPR/DPR. Mereka terus mendesak agar  Soeharto muncur.

r. 21 Mei 1998

Di Istana Merdeka, kamis, pukul 09.05 Soeharto mengumumkan mundur dari kursi presiden dan B.J. Habibie disumpah menjadi presiden Republik Indonesia ketiga.

Baca juga: Perbedaan Diakronik dan Sinkronik

Sejarah disajikan secara kronologis dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, sejarawan harus menentukan fakta penyebab, fakta peristiwa, dan fakta akibat. Selain hal itu, sejarawan juga harus menghindari anakronisme, yaitu penulisan tokoh dan peristiwa sejarah yang tidak sesuai dengan waktunya.

Berdasarkan konsep diakronik, setiap peristiwa sejarah mengalami perkembangan dan bergerak sepanjang masa. Dengan melalui proses ini, manusia dapat membandingkan dan melihat perkembangan sejarah kehidupan masyarakatnya dari zaman ke zaman. Suatu peristiwa sejarah tidak terlepas dari peristiwa sebelumnya dan akan memengaruhi peristiwa yang akan datang.

Dengan berpikir secara diakronik dapat memberikan penjelasan secara kronologis dan kausalitas, misalnya pada waktu membahas peristiwa Rengasdengklok harus menjelaskan pula peristiwa yang melatarbelakanginya, seperti menyerahnya Jepang kepada Sekutu, reaksi para pemuda terhadap berita kekalahan Jepang, dan mengamanan Presiden Soekarno ke Rengasdengklok.

Mas Pur Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *