Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang membahas tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan manusia serta interaksi sosial di dalam lingkungan masyarakat.
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki tentang susunan-susunan dan proses kehidupan social sebagai suatu keseluruhan atau suatu sistem.
Sosiologi tidak lahir begitu saja, melainkan berkembang seiring zaman dan dipelopori oleh para sosiolog di seluruh dunia. Nah pertanyaannya, siapa yang mendapat sebutan bapak sosiologi? Berikut jawaban dan penjelasannya.
Daftar Isi
Berikut yang Mendapat Sebutan Bapak Sosiologi Ialah?
Yang mendapat sebutan bapak sosiologi ialah Auguste Comte. Auguste Comte (1798-1857) adalah orang pertama yang menciptakan istilah sosiolofi.
Pada tahun 1839, Auguste Comte menyatakan bahwa sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebab menganggap bahwa keseluruhan pengetahuan manusia mengenai kehidupan masyarakat perlu berdiri sendiri menjadi suatu ilmu, yaitu ilmu sosisologi.
Beberapa sumbangan pemikirannya terhadap sosisologi diantaranya, Comte berpendapat bahwa sosiologi harus didasarkan pada penelitian, pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis secara sistematik. Objek yang dikaji harus berupa fakta, objektif, dan bermanfaat.
Selain itu, Comte mengemukakan bahwa hukum kemajuan kebudayaan masyarakat dibagi menjadi tiga jenjang yaitu sebagai berikut.
- Jenjang teologi, yaitu masa di mana masyarakat mempercayai kekuatan magis, roh, jimay, dan agama.
- Jenjang metafisika, yaitu masa di mana pemikiran manusia masih terbelenggu oleh konsep filosofis yang abstrak dan universal.
- Jenjang positif, yaitu masa di mana segala penjelasan mengenai gejala sosial maupun alam dilakukan dengan mengacu deskripsi ilmiah (hukum-hukum ilmiah).
Para Ahli Sosisologi di Dunia
Selain Auguste Comte, banyak para ahli di dunia yang membahas dan mengkaji hubungan antarmanusia (sosiologi) di antaranya sebagai berikut.
1. Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun (Abad ke-14) dalam catatan sejarah adalah seorang pelopor pemikiran yang mengarah pada ilmu sosiologi, meskipun pada saat itu pemikiran tersebut tidak sebagai sosiologi.
Ibnu Khaldun merupakan tokoh yang berasal dari Tunisia Arab, dimana sisi pemikirannya menunjukkan sisi sosiologis ialah pendapat tentang faktor geografis, sarana fisik, dan keadaan alam yang memengaruhi pola pikir dan tindakan sosial.
Ibnu Khaldun membagi masyarakat pada masanya menjadi dua kelompok sosial, yaitu badawah dan hadharah. Kelompok badawah adalah kelompok yang tidak mengejar urusan duniawi, memiliki solidaritas dan tinggal di pelosok.
Sedangkan kelompok hadharah adalah kelompok masyatakat yang tinggal di kota yang mementingkan hawa nafsu dan kehidupan mewah.
Selain itu, Ibnu Khaldun juga mencetuskan konsep ashabiyyah, yaitu istilah untuk menyebut tentang solidaritas sosial, baik sebab hubungan darah maupun perserikatan. Masyarakat tersebut dapat bertahan dan berkembang menjadi negeri yang kuat.
2. Karl Marx
Karl Marx (1818-1883) adalah seorang sosiolog asal Jerman yang mengenalkan pendekatan dialektis yang menyatakan bahwa faktor-faktor ekonomi mengontrol semua pola dan institusi di masyarakat. Sumbangan utama Karl Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas sosial.
Menurut Karl Marx adanya pembagian dua kelas yang berbeda sebab dipengaruhi perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme, yaitu kelas borjuis (majikan) dan kelas proletar (buruh). Kelas proletar menjadi kelas yang dieksploitasi oleh kelas borjius.
Menurut Karl Marx suatu saat proletar akan melakukan pemberontakan dan menciptakan masyarakat tanpa kelas jika nanti menyadari kepentingan bersama.
3. Max Weber
Max Weber (1864-1920) adalah seorang sosiolog yang berpandangan bahwa sosiologi merupakan ilmu yang berupaya memahami tindakan sosial yang berupa menelusuri kepercayaan, nilai, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku masyarakat.
Selain teori tindakan sosial,Weber menyampaikan teori kelas, status, kekuasaan, dan rasionalitas sebagai upaya untuk memahami makna subjektif suatu tindakan dengan cara mendapatkan diri dalam suatu peran.
4. Charles Horton Cooley
Charles Horton Cooley (1864-1929) adalah seorang Amerika yang mengembangkan adanya hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara individu dan masyarakat mengenai hubungan timbal balik.
Pada saat manusia berada pada dominasi kelompok utama, yaitu keluarga, kelompok pertemanan, dan rukun tetangga, manusia akan saling kenal antara warganya serta kerja sama pribadi yang erat.
Kerja sama yang bersifat pribadi tadi adalah peleburan individu-individu dalam satu kelompok sehingga tujuan individu juga menjadi tujuan kelompoknya.
Baca juga: Sejarah Perkembangan Sosiologi di Dunia dan Indonesia
Nah itulah dia artikel tentang pertanyaan “berikut yang mendapat sebutan bapak sosiologi ialah? beserta penjelasannya. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan dan semoga bermanfaat.