Faktor-faktor penyebab melakukan tindakan kekerasan dalam agama Islam,- Ditinjau dari sudut pandanf syariat Islam tindakan brutal, anarkis, dan kekerasab yang diharamkan itu muncul ke permukaan disebabkan oleh beberapa aktor pendorong antara lain sebagai berikut.
1. Kurangnya Pengetahuan tentang Islam
Masih banyaknya orang yang jahil (bodoh) terhadap syariat Islam sehingga mereka kurang memahami tentang perintah-perintah yang wajib dilaksanakan dan larangan-larangan yang harus dijauhi dan ditinggalkan. Ilmu agama sesungguhnya sangat penting bagi setiap orang karena perannya dalam mengarahkan manusia dalam menjalani hidup yang bersesuaian dengan kehendak Allah Swt.
Banyak orang yang mengatasnamakan agama tetapi merusak dan merugikan orang lain, misalnya tindakan teroris, perusakan hutan, dan pengerukan sumber daya alam. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman agama sesorang.
2. Akhlak yang Tercela
Setiap perilaku, tindakan, dan ulah dari seseorang yang tampak dipermukaan adalah gambaran dar akhlaknya. Apabila perilaku, tindakan, dan sikap keseharian sesorang yang patut dibanggakan itu adalah implementasi dari baiknya akhlaknya. Begitu uga seseorang yang dalam kesehariannya menunjukkan perilaku yang tidak sopan, kasar, menyukai tindakan anarkis, dan kekerasan, maka semua itu adalah gambaran dari akhlak jeleknya.
Islam adalah agama yang sangat mengedepankan dan memandang penting akhlak yang baik bagi para pemeluknya. Banyak hadis yang membicarakan betapa pentingnya akhlak tersebut, Sebagaimana diketahui bahwa Rasulullah saw. diutus untuk mengajak manusia agar beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja dan memperbaiki akhlak manusia.
Sesungguhnya antara akhlak dan akidat terdapat hubungan yang sangat kuat sekali, karena sesungguhnya akhlak yang baik sebagai bukti dari keimanan dan akhlak yang buruk sebagai bukti atas lemahnya iman. Semakin sempurna akhlak seorang muslim berarti semakin kuat imannya.
3. Hilangnya Rasa Kasih Sayang
Telah hilangnya rasa kasih sayang dan sifat kelembutan dalam diri sesorang menyebabkan lahirnya tindakan kekerasan dan penganiayaan serta melakukan perbutan-perbuatan yang merusak serta menimbulkan kerugian dan penderitaan kepada orang lain, padahal Islam telah mensyariatkan perlunya manusia itu bersiat lemah lembut kepada sesama dan saling berkasih sayang.
Apabila seseorang saling mengasihi baik dengan sesama atau pun dengan makhluk hidup lain yang ada di dunia, maka niscaya seluruh makhluk yang ada di langit akan mengasihinya juga,
4. Hilangnya Rasa Malu
Hilangnya rasa malu dalam diri seseorag menjadikan dirinya tanpa segan dan malu berbuat seenaknya tanpa mempertimbangkan harkat dan harga diri sesama manusia dengan melakukan tindakan dan aksi kekerasan. Tidak adanya rasa malu, maka seseorang dengan kesombongan dan keangkuhannya melakukan berbagai tindakan yang menyebabkan kerugian dan penderitaan bagi orang atau pihak lain, seperti melakukan penyerangan , menyakiti fisik, merusak dan membakar harta benda, serta berbagai perbuata keji lainnya yang seharusnya tidak dilakukan oleh orang yang beragama. Zaman sekarang, rasa malu sudah berkurang atau bahkan sudah hilang bagi sebagian orang sehingga kemungkaran merajalela, hal-hal yang memalukan dilakukan dengan terang-terangan, keburukan dinilai sebagai sebuah kebaikan, bahkan sebagian orang merasa bangga dengan perbuatan tercela dan hina.
5. Hilangnya Kesabaran
Perilaku kebanyakan orang yang bersikap anarkis, berbuat terhadap orang lain denga kekerasan dan aniaya, menyerang, serta berbuat kerusakan dan memusnahkan harta benda terhadap orang lain sebagaimana yang banyak dilakukan di berbagai tempat tindak lain adalah karena tidak adanya rasa sabar dalam diri mereka, padahal sabar mutlak harus dimiliki setiap mukmin karena sabar itu sendiri sebagian dari Islam. Sabar berarti menahan dan mencegah.
6. Menurutkan Hawa Nafsu
Ada sekelompok orang menganggap bahwa hawa nafsu sebagai setan “setan yang bersemayam di dalam diri manusia,” yang bertugas untuk mengajak manusia pada kefasikan dan pengingkaran atau perbuatan-perbuatan yang merusak, melakukan tindakan anarkis dan kekerasan, serta melakukan penganiayaan dan banyak perbuatan buruk yang bertentangan dengan hati nurani.
Mengikuto hawa nafsu akan membawa manusia kepada keruskan, Akibat pemuasan nafsu jauh lebih mahal ketimbang kenikmatan yang didapat darinya. Hawa nafsu yang tidak dapat dikendalikan juga dapat merusak potensi diri sesorang.
Sebenarnya setiap orang diciptakan dengan potensi diri yang luar biasa, tetapi hawa nafsu dapat menghambat potensi itu muncul ke permukaan. Potensi yang dimaksud disini adalah potensi untuk menciptakan keadilan, ketentraman, keamanan, kesejahteraan, persatuan dan hal-hail baik lainnya.
7. Menyukai Perbuatan Zalim
Kalimat zalim digunakan untuk melambangan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, memusnahkan harta benda, ketidakadilan dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim tersebut, yang pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, serta sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal dan melakukan kebaikan. Para ulama mendefinisikan zalim sebagai: “Menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya”.
Demikian artikel mengenai faktor-faktor penyebab melakukan tindakan kekerasan, sekian dan semoga bermanfaat.